Guru terbaik dalam kehidupan adalah pengalaman. Di tengah-tengah kebisingan dan keramaian kota Jakarta Selatan, Ariba (18 tahun) menjalani hari-harinya sebagai pelajar sekolah menengah atas (SMA). Ia juga menjadi salah satu pendidik sebaya atau peer educator (PE) Young Health Programme (YHP), setelah melewati pengalaman yang mengharuskannya mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.
Ariba menjadi pendidik sebaya YHP sejak Agustus 2021. Berawal dari pembukaan pendaftaran di sekolahnya yang disampaikan oleh guru bimbingan konseling (BK), Ariba yang mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tertarik dengan isu kesehatan yang dibawa oleh YHP.
“Berhubung aku anak IPA dan isunya terkait kesehatan, jadi aku daftar. Selain itu, karena pembelajaran masih online, aku ingin mencari kegiatan baru agar tidak bosan,” ujar Ariba.
YHP adalah program Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) terkait penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM) melalui pencegahan perilaku berisiko (merokok, alkohol, pola makan tidak sehat, kurang beraktivitas fisik) serta kesehatan mental. Program ini menggunakan pendekatan pemahaman kesetaraan gender, juga kesehatan seksual dan reproduksi. YHP bertujuan mendukung kesehatan dan kesejahteraan kaum muda (usia 10-24 tahun) melalui penelitian, advokasi, dan program dasar yang berfokus pada pencegahan PTM.
Saat ini, bersama dengan 175 pendidik sebaya lainnya, Ariba bertugas membagikan pesan kesehatan ke teman sebaya di lingkungan sekolah dan masyarakat, demi mendukung kemampuan komunitas dalam mengambil keputusan yang tepat terkait kesehatan. Ariba dan para pendidik sebaya juga mencontohkan perilaku sehat melalui tindakan mereka, sehingga dapat memengaruhi pola hidup di sekitarnya.
Sebelum menjadi pendidik sebaya, Ariba mendapatkan pengalaman terkait pentingnya menjaga kesehatan di usia muda. Pada 2020, Ariba terinfeksi tuberkulosis (TBC) yang mengharuskannya mengisolasi diri selama masa pemulihan. Di tengah pandemi yang merajalela, tentunya hal ini membuat Ariba merasa tidak nyaman. Terlebih, dengan situasi pembatasan interaksi sosial yang membuatnya cepat bosan.
“Saat itu, aku merasa berat, karena jika aku aktivitas sedikit langsung batuk dan sesak nafas. Aku juga diharuskan untuk makan dengan makanan yang sehat, tidak boleh berminyak dan manis-manis,” sebut Ariba.
Setelah menjalani pengobatan selama sembilan bulan, Ariba dinyatakan pulih dari TBC. Dengan suka dan duka dari pengalaman tersebut, Ariba memetik pembelajaran untuk terus menerapkan pola hidup sehat. Pelatihan dan ilmu yang didapatnya sebagai pendidik sebaya setelah sembuh juga turut membantu Ariba dalam menerapkan gizi seimbang, meningkatkan aktivitas fisik, menjaga kesejahteraan emosional, dan lainnya.
“Dari semua materi YHP, aku paling menyukai materi terkait gizi seimbang. Makanya, aku paling senang membagikan materi itu ke teman-temanku,” kata Ariba.
Selain dari pengalamannya sebagai penyintas TBC, Ariba juga ingin menunjukkan ke teman-temannya bahwa gizi seimbang tidak perlu membosankan. Hingga saat ini, Ariba sudah berhenti mengonsumsi makanan instan demi menjaga kesehatannya. Ariba mengerti bahwa makanan instan membawa dampak buruk bagi tubuh dalam jangka panjang. Dia ingin teman-temannya ikut mengetahui hal tersebut melalui edukasinya.
Tidak berhenti di situ, bersama ibunya, Ariba juga memulai usaha membuat nugget sehat. Ariba yang menyukai nugget awalnya berusaha agar makanan yang disukainya ini bisa menjadi makanan sehat. Dari situ, Ariba berinovasi dengan membuat nugget yang dilengkapi dengan sayuran. Ia juga menjual nugget ini kepada teman-teman, agar orang di sekitarnya bisa mencoba langsung makanan sehat rumahan ini.
Ariba sangat bersyukur telah menjadi pendidik sebaya di program YHP yang mengantarkannya membawa dampak baik untuk kesehatan dirinya dan sekitarnya. Ariba juga mendapatkan teman baru dan bisa berpartisipasi di Konsultasi Anak Indonesia yang meningkatkan kepercayaan diri Ariba untuk berbicara di depan publik. Kegiatan Konsultasi Nasional Anak Indonesia diselenggarakan oleh Kementerian PPN/BAPPENAS. Kegiatan ini meningkatkan kepercayaan dirinya untuk berbicara di hadapan publik.
Ariba berterima kasih atas adanya YHP karena mendorong ia untuk mengubah pola hidupnya menjadi lebih sehat. Ariba berharap YHP dapat terus ada sehingga apa yang dialaminya dapat juga terus dirasakan oleh kaum muda lainnya di masa depan.
Ariba juga berharap agar ke depannya, dia dapat terus konsisten dalam menerapkan pola hidup sehat dan dapat memberikan dampak yang lebih besar ke sekitarnya.
“Melalui YHP, aku yakin bahwa satu perubahan dapat membuat perubahan-perubahan lainnya yang dapat dirasakan untuk kesehatan seluruh kaum muda di masa depan,” tandas Ariba. (***)