Agnes Jenie Ngganggus (Mama Jenie) yang merupakan mitra Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) meraih AMPL Award 2019 sebagai Perempuan Inspiratif di Bidang Wirausaha Sanitasi. Penghargaan tersebut dianugerahi oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS RI, Suharso Manoarfa pada Konferensi Sanitasi dan Air Minum dan Sanitasi Nasional (KSAN). KSAN merupakan agenda advokasi strategis tingkat nasional di bidang pembangunan sanitasi dan air minum. Fokus KSAN 2019 adalah memperkuat profil sektor sanitasi dan air minum dalam upaya mendorong percepatan pencapaian Target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tujuan 6 dan 11.
Plan Indonesia mendampingi Mama Jenie sejak tahun 2014 melalui Program STBM yg didanai Australian Aid melalui serangkaian pelatihan dan pembangunan kapasitas. Melalui kemampuan yang dimiliki, Mama Jenie saat ini telah berhasil menjual produk sanitasi yang inklusif dan memberikan pelatihan wirausaha sanitasi di banyak kabupaten di NTT, seperti: Manggarai Timur, Sabu Raijua, Malaka, Belu, Timor Leste bahkan hingga ke wilayah lain di luar NTT, seperti: Timor Leste, Kalimantan dan Papua.
Selain Mama Jenie, ada pula Serafina Bete yang menjadi salah satu pembicara panel dalam KSAN 2019. Ketua Persatuan Tuna Daksa Kristiani (PERSANI) Kupang yang merupakan mitra Plan Indonesia itu membagikan pengalamannya terkait pentingnya pembangunan yang inklusif dalam sanitasi bersama dengan Bupati Dompu, Walikota Surakarta, dan Walikota Tasikmalaya.
Di saat yang sama, Muhammad Imran selaku ketua Himpunan Masyarakat Tuna Netra (HIMATRAS) berbagi tentang proses advokasi secara mandiri yang dilakukan rekan-rekan HIMATRAS untuk menjadikan toilet di Puskesmas Seketeng, Sumbawa lebih mudah diakses oleh kelompok disabilitas. “Yayasan Plan International Indonesia melalui proyek Water for Women membantu kami untuk belajar cara merefleksi dan mengadvokasi kebutuhan kami. Berdasarkan pengalaman dan refleksi yang dialami tiap orang di kelompok kami, banyak diantara kami mengalami kesulitan ketika mengakses toilet umum. Misalnya tidak ada penanda menuju toilet, lantai licin, pintu tidak ada penanda, tidak ada hand rail, dan lain sebagainya” ujar Imran.
Plan Indonesia selalu berupaya mendorong champion di bidang sanitasi dan air minum untuk bisa berkiprah secara mandiri dengan mendukung inovasi dan usaha mereka di masyarakat. Keterlibatan tiga aktivis ini dibagikan pada kegiatan KSAN sebagai upaya advokasi pembangunan sanitasi yang lebih berkesetaraan gender dan inklusif dengan memberikan fakta hasil penelitian, ikhtisar regulasi, dan pengalaman champion di lapangan.
Oleh: Hanna Vanya