State of the World’s Girls Report: Free to be Online?

Kondisi anak dan remaja perempuan perlu terus menjadi perhatian. Terutama, di tengah masa pandemi COVID-19. Dalam masa virtual seperti ini, justru ada begitu banyak anak dan remaja perempuan yang justru dilecehkan, mengalami Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO), dan terusir dari ruang online.
Hal ini menjadi perhatian khusus dalam State of the World’s Girls, laporan khusus Plan International yang telah dihadirkan sejak 2007. Tahun ini, Plan International, termasuk Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia), mengusung tema freedom online dalam laporan yang melibatkan lebih dari 14 ribu anak dan remaja perempuan dari 31 negara, termasuk dari Indonesia tersebut.


Secara umum, tema ini diangkat untuk mengkaji pengalaman para anak dan remaja perempuan dalam menggunakan media sosial. Hasil temuan menunjukkan bahwa para anak dan remaja perempuan justru tidak mendapatkan kebebasan online. Lebih dari setengah populasi penelitian menunjukkan, mereka mengalami pelecehan dan kekerasan secara online. Sebanyak 50 persen dari partisipan mengaku lebih banyak menghadapi pelecehan online daripada offline. Kemudian, 1 dari 4 anak perempuan yang mengalami KBGO mengatakan bahwa mereka merasa tak aman secara fisik. Hal ini pun membuat mereka tak berani untuk mengutarakan pendapat secara online.


“Saya sering menghadapi pelecehan, baik itu secara online maupun di muka publik. Ini membuat saya merasa tidak aman, karena setiap saat, apa pun yang saya lakukan di media sosial, orang-orang terus berkomentar. Saya merasa tidak bisa mengutarakan diri secara bebas,” ujar seorang perempuan berusia 19 tahun dari Indonesia.


Perlu dipahami, kasus KBGO ditemukan di berbagai platform media sosial yang populer. Data kami menyebutkan, sebanyak 39 persen dari KBGO terjadi di Facebook dan 23 persen terjadi di Instagram–dua buah platform yang banyak digunakan oleh anak-anak dan remaja perempuan, termasuk di Indonesia. Kemudian, ditemukan pula bahwa ada sebagian anak yang telah mengalami pelecehan online dari usia yang sangat muda, yaitu sejak sekitar usia 8-14 tahun. Sementara, sebagian besar partisipan mengatakan, mereka mulai mengalami pelecehan di media sosial pada sekitar usia 15-20 tahun.
Untuk lebih jelasnya, State of the World’s Girls Report dapat diakses melalui link berikut ini