
Eping merupakan aktivis muda yang aktif dalam isu pencegahan kekerasan terhadap anak. Namun, sebelum menjadi aktif dalam berbagai kegiatan yang ditekuninya sekarang, dulu ia lebih malu untuk berbicara di depan umum.
Sejak mengikuti kelas MAPAN yang menjadi bagian dari proyek Better Life Options and Opportunities Model (BLOOM) Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia), Eping menuturkan bahwa ia dan anak-anak di desanya menjadi lebih percaya diri, semakin akrab, dan menerima berbagai pengetahuan dan informasi mengenai gaya pacaran yang sehat.
“Dulu saya lebih cengeng, sekarang saya lebih mandiri dan berani berbicara di depan umum, misalnya, di kelas, di kegiatan-kegiatan desa, dan di forum anak,” tutur Eping.
Saat ini, Epin sudah lebih berani memimpin dan bahkan berhasil mewujudkan perubahan yang ingin ia lakukan melalui keterlibatannya dalam Forum Anak Desa (Forades). Saat ini, Eping menjabat sebagai Sekretaris Forades Laranwutun.
Melalui Forades, Eping secara aktif bergerak melakukan kegiatan terkait pencegahan kekerasan terhadap anak yang dibentuk bersama teman-teman sebayanya. Inisiatif perubahan lain yang dilakukan Eping bersama dengan Forades Laranwutun adalah memelopori terbentuknya Posyandu Remaja (Posrem) di Desa Laranwutun. Untuk mendukung keberlanjutan posyandu Remaja, Eping memimpin teman-temannya melakukan advokasi anggaran ke pemerintah desa melalui berbagai proposal.
Pada tahun 2020, upaya ini menghasilkan alokasi anggaran dari pemerintah desa sebesar Rp9.000.000 (sembilan juta rupiah) yang digunakan untuk membiayai kegiatan Posrem. Selain itu, Eping juga aktif terlibat dalam kegiatan lainnya di desa, seperti menjadi panitia dalam perayaan hari-hari besar di desa, menjadi co-fasilitator dalam pelatihan-pelatihan pada salah satu proyek Plan Indonesia di desanya.
Eping juga saat ini merupakan salah satu penerima dana dukungan dari Powering the Movement Program yang diselenggarakan oleh Plan Indonesia, yang merupakan program kampanye kolektif pencegahan perkawinan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu permasalahan yang Eping katakan banyak dihadapi oleh remaja di desanya. “Seiring dengan majunya teknologi, anak-anak perempuan jadi terpengaruh buruk. Salah satunya adalah anak-anak perempuan banyak gaya pacarannya tidak sehat.
Oleh karena itu, dengan kampanye ini aku berharap bisa mengedukasi mereka tentang pacaran yang lebih sehat untuk mencegah kehamilan remaja dan perkawinan anak, ” tutur Eping.