Remaja perempuan yang bernama Selvi (16 tahun) ini merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang tinggal di Kota Kupang., Nusa Tenggara Timur. Sejak umur tiga bulan, anak dari pasangan Angela Marice Bani dan Asdod Benyamin ini harus duduk di kursi khusus untuk berkegiatan. Semua aktivitas mulai dari mandi, makan, minum maupun ke toilet harus dengan bantuan kedua orangtua atau adiknya, Rian.
Keadaan ini bukan tanpa sebab, Selvi yang saat ini sudah berumur enam belas tahun menderita penyakit epilepsi. Sang Mama bercerita bahwa saat umur tiga bulan Selvi demam tinggi dan kejang hingga akhirnya dokter menyatakan kalau Selvi menderita sakit epilepsi.
Selvi sempat bersekolah (sekolah dasar) di dekat rumahnya. Ia ditempatkan di ruangan khusus bersama beberapa anak disabilitas lainya, diawasi oleh seorang ibu guru yang memiliki keterampilan khusus untuk berhadapan dengan anak-anak berkebutuhan khusus. Namun hal ini hanya berlangsung selama empat tahun. Sehingga Selvi dengan keterbatasannya belum bisa menulis dan juga belum lancar membaca.
Sang Mama, sebagai orang terdekat Selvi, membantu dan menyiapkan seluruh kebutuhannya hingga ke hal-hal yang sifatnya personal, seperti: mengantar ke toilet, memandikan, menyiapkan pembalut saat Selvi menstruasi, dan lain sebagainya.
“Sehari-hari saya bersama Rian yang membantu Selvi ketika ia berjalan. Terkadang bapaknya yang gendong,” kata Mama Selvi. “Untuk kebutuhannya yang bersifat pribadi, misalnya mandi, ke toilet dan menyiapkan pembalut itu saya yang siapkan,” tambahnya.
Selvi merupakan salah anak muda perempuan penerima manfaat dari Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) melalui proyek WASH SDG’s for COVID-19 Inclusive Intervention (WISE). Proyek WISE telah melakukan distribusi paket kebersihan dan paket manajemen kebersihan menstruasi di 15 kelurahan yang tersebar di 5 Kecamatan di Kota Kupang. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Plan Indonesia terhadap kaum muda perempuan, termasuk mereka yang berkebutuhan, dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di situasi pandemik COVID-19 yang masih terus berlangsung.
Mama Selvi sangat berterima kasih kepada Plan Indonesia yang sudah memberikan perhatian khusus kepada anak-anak dan remaja perempuan dalam penerapan PHBS di situasi pandemik saat ini. Terutama bagi anak-anak dan remaja perempuan yang sudah mencapai umur mestruasi agar terus memerhatikan kebersihan dengan baik.
Plan Indonesia juga membagikan pembalut kain yang bisa dipakai secara berulang setelah dicuci. Dengan adanya pembalut yang bisa dipakai ulang ini diharapkan bisa mengurangi pengeluaran dari anak-anak dan remaja perempuan dalam membeli pembalut, mengurangi sampah plastik, dan juga mengurangi kontak dengan orang lain ketika harus membeli pembalut di kios-kios.
“Saya berterima kasih kepada Plan Indonesia karena sudah peduli dengan kami terutama anak saya yang berkebutuhan khusus ini, paket kebersihan dan pembalut pakai ulang yang dibagikan tentunya sangat bermanfaat karena bisa dipakai secara berulang-ulang dan kami bisa menghemat biaya,” kata Mama Selvi.
Foto-Foto
Testimoni