Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sedang mengalami darurat sampah karena Tempat Pemrosesan Akhir atau TPA Regional Piyungan tak bisa beroperasi secara optimal. Berdasarkan data dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (2023), rumah tangga adalah penghasil sampah terbesar saat ini dengan rata-rata 301 ton/hari pada tahun 2010-2022, dan meningkat menjadi 732 ton/hari.
Kondisi ini diperparah dengan munculnya tumpukan sampah yang dibuang sembarangan di pinggir jalan di berbagai wilayah di DIY. Selain tumpukan sampah liar, masih juga ditemui masyarakat yang mengatasi masalah sampah dengan pembakaran sampah. Hal ini kemudian berkontribusi pada pencemaran udara dan lingkungan di DIY.
Penumpukan sampah ini tidak terlepas dari kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penanganan dan pengelolaan sampah. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan motivasi dan edukasi untuk mengelola sampah rumah tangga dengan melakukan pemilahan hingga pembuangan akhir.
Salah satunya yang dilakukan oleh Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) bersama koalisi Kaum Muda Jogja Siaga Bencana yang mengadakan kegiatan Plogging dan Diskusi Pengurangan Risiko Bencana untuk refleksi Jogja Darurat Sampah pada 30 September 2023 lalu.
Plogging atau aktivitas jogging yang dibarengi dengan aksi pungut sampah ini dilakukan di sepanjang jalan mulai dari Titik Nol Kilometer, hingga berakhir di Alun-Alun Kidul.
“Plogging ini menjadi wujud aksi nyata kaum muda Jogja yang sudah resah dengan kondisi darurat sampah yang terjadi di Jogja. Sehingga kami berharap kegiatan ini turut meningkatkan kesadaran warga khususnya kaum muda terhadap isu lingkungan disekitar mereka sekaligus menjadi sarana untuk berolahraga bersama,” ungkap Enos Ndapareda, Proyek Manajer Safe School Province Model, Plan Indonesia.
Usai Plogging, kegiatan dilanjutkan dengan Diskusi Pengurangan Risiko Bencana di Balai Pemuda dan Olahraga, Yogyakarta. Diskusi ini diisi oleh beberapa narasumber yakni Ninik Sri Handayani selaku Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup DLHK DIY, Erry Dodi Ariessandi dari Sekber SPAB – Pol PP DIY Bidang Linmas, Dedi Wijayanti , Penanggungjawab Laboratorium Pengelolaan Sampah UAD, Rio selaku Duta Pepelingasih Kemenpora Perwakilan Provinsi DIY dan Kak Agnes yang merupakan Ketua World Cleanup Day DIY yang dimoderatori oleh Satrio selaku Fasilitator SPAB.
Tri Haryani, Kepala Bidang Pendidikan Khusus DIKPORA DIY mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya permasalahan sampah memang menjadi momok di Yogyakarta.
“Tanggung jawabnya harus dari semua pihak dan berkolaborasi untuk menangani permasalahan sampah ini. Harus ditumbuhkan kesadaran sedari dini, dimulai dari sekolah,” katanya dalam pembukaan Diskusi Pengurangan Risiko Bencana.
Sementara itu, Dedi Wijayanti selaku Penanggungjawab Laboratorium Pengelolaan Sampah UAD berpesan agar kaum muda tetap konsisten dengan aksi menjaga lingkungan di Yogyakarta.
“Sampahmu adalah tanggung jawabmu! Mulailah sadar dari diri sendiri dalam mengatasi masalah sampah ini. Jika kita sendiri sudah sadar, maka kita bisa mengajak orang lain di sekitar kita,” jelasnya.
Upaya penanganan sampah harus dimulai dari kesadaran diri sendiri sedini mungkin. Banyak cara yang dapat dilakukan misalnya, dengan membawa tumbler, atau membawa tempat makan saat jajan. Melalui Plogging dan diskusi ini, masyarakat dan kaum muda diharapkan lebih sadar akan permasalahan lingkungan terutama persoalan sampah.
Sekecil apapun usaha kita untuk mengurangi sampah kalau kita semua bertindak pasti akan berdampak nyata. Ga butuh kata kata, yang penting aksi nyata.
Penulis
Maryanti – Safe School Project Officer