Jika kamu mampu membeli air kemasan, lalu mengapa kamu tidak mampu membuang sampahnya? Gambar diatas memberikan kita gambaran bagaimana pengunjung sebuah taman di Kota Kupang meletakkan bekas air kemasan begitu saja, tanpa membuang pada tempat sampah yang telah diletakkan tidak jauh dari lokasi tempat duduk. Ini adalah sebuah contoh perilaku yang belum memiliki kepedulian terkait membangun kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Lalu, bagaimana dengan kita?
Kebiasaan dan contoh ini tidak mengajak untuk menjadi bijak dalam menghasilkan sampah, namun merupakan pembiaran dan atau menyetujui bahwa bisa membuang sampah di mana saja, bahkan mengakui bahwa ada orang lain yang bertanggung jawab mengumpulkan sampah kita. Pemikiran ini sangat jauh dari dorongan membangun kebiasaan yang baik untuk berperilaku sadar dan cinta lingkungan. Perkembangan tekonologi yang makin luas menyajikan banyak informasi dan data melalui media sosial terkait dampak membuang sampah sembarangan terutama sampah plastik bagi lingkungan.
Kita mudah membaca dan mendengarkan serta mencontohinya, namun faktanya bahwa sajian data dan dampak sampah yang dibuang sembarangan telah merusak lingkungan dan membawa dampak lain seperti menjadi sumber penyakit, serta dampak lainnya belum mampu mendorong untuk perubahan perilaku yang berkelanjutan.
Penyajian berita yang kita ditemui dimana saja tampaknya tidak mampu mendorong bahwa kesadaran akan pentingnya berprinsip cinta lingkungan, informasi informasi tersebut belum mampu merubah perilaku atau kebiasaan kita setiap hari. Beberapa taman terbuka di Kota Kupang selalu ditemui tukang kebersihan taman dan tempat sampah di setiap titik, namun menjaga kebersihan taman dengan membuang sampah pada tempatnya masih menjadi hal yang berat, kita selalu mengganggap bahwa tukang kebersihan akan mengambil dan membuang sisa hasil konsumsi kita, jika demikian maka kesadaran menghasilkan dan membuang sampah secara sembarangan masih terus meningkat dan memerlukan pendekatan yang lebih strategis untuk penangananya. Merubah perilaku adalah sebuah proses panjang dan membutuhkan dukungan serta kerjasama dari semua pihak, media sosial memiliki peran dalam membantu mensukseskan pengelolaan sampah yang lebih baik. Namun keberhasilannya membutuhkan waktu dan peningkatan kesadaran yang terus menerus.
Memahami perkembangan pengelolaan sampah saat ini, kita banyak menemukan pendekatan ekonomi sirkular, dengan pengelolaan sampah yang baik maka akan memiliki nilai ekonomis yang baik juga, mendukung peningkatan nilai ekonomi bagi semua orang, maka kita perlu memiliki pengetahuan dan ketrampilan bagaimana sisa barang hasil pakai dapat bernilai. Di Indonesia sendiri ekonomi sirkular banyak melibatkan kaum muda untuk mendorong pengurangan jumlah sampah.
Kaum muda adalah kaum yang memiliki pengetahuan dan kekuatan untuk beraksi dan berkolaborasi. Kaum muda adalah agen perubahan yang mampu bekerja secara pribadi maupun kelompok, dengan banyaknya kesempatan dan ruang yang diberikan untuk mengambil bagian dalam pemilahan sampah hingga sampah mampu menjadi mata pencaharian. Peran kaum muda di Kota Kupang banyak dihubungkan dengan sampah yang bernilai ekonomis, karena kegiatan ini diharapkan mampu mengurangi jumlah tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan juga mendorong pengelolaan sampah yang lebih bijak. Sebagai generasi yang memiliki pengetahuan dan kekuatan yang mumpuni kaum muda sudah selayaknya mengambil peran dalam pengelolaan sampah.
Kota Kupang adalah kota yang sedang berkembang, dengan pertumbuhan penduduk yang makin meningkat maka dapat dipastikan bahwa ada peningkatan jumlah sampah setiap harinya. Data menunjukkan 1 orang menghasilkan 0,7kg sampah/hari dan diakumulasi 2,5kg/keluarga/hari. Jumlah ini merupakan ancaman terbesar bagi TPA dan juga mengancam kesehatan masyarakat, sehingga perlu peningkatan pengeleloaan sampah dengan lebih efisien serta efektif melalui sirkular ekonomi, yaitu ketika material dan produk sisa konsumsi tidak langsung dibuang namun dapat dikelola dengan Recycle, Reuse dan Reduce(3R), ketika sampah mendapatkan perubahan bentuk, dipilah dan digunakan kembali akan memiliki harga.
Pendekatan ekonomi sirkular bukan saja pengetahuan pengelolaannya namun telah mampu meningkatkan penghasilan para pelaku sampah dan pemungut sampah, karena dengan sampah yang ada pada tempatnya membantu mereka memilah sampah dengan lebih mudah, menghemat waktu karena tidak lagi berkeliling, dan memudahkan dalam pengepakan sehingga lebih banyak jumlah sampah yang siap dijual dan tentu nilai ekonomisnya makin meningkat.
Sampah merupakan sisa konsumsi yang layaknya diletakkan ditempat sampah, namun saat ini kita perlu membuka wawasan bahwa sampah memiliki nilai ekonomis, kebiasaan membuang sampah pada tempatnya akan membantu para pemulung atau penggiat muda sampah meningkatkan penghasilannya. Perilaku sederhana membuang sampah pada tempatnya adalah perilaku yang perlu diperkenalkan sejak dini pada anak anak, keluarga dan masyarakat, mungkin tidak memberikan dampak secara langsung ketika anda membuang sampah sisa makanan ke tempat sampah organik, atau membuang botol air kemasan ke tempat sampah anorganik, namun tahukah kita dengan melakukan hal ini kita telah membantu menjaga lingkungan menjadi lebih baik, sampah organik dapat dikelola menjadi pupuk organik, atau pakan ternak, begitu juga dengan sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi produk yang bernilai dengan sedikit perubahan bentuk. Ketika perilaku ditingkatkan dengan tidak menghasilkan sampah, menggunakkan ulang sampah plastik, mengelola sampah organik menjadi pupuk secara tidak langsung kita turut serta menurunkan dampak perubahan iklim dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan.
Sebagai promotor yang memiliki inovatif kaum muda memiliki kemampuan menjadi pemimpin melibatkan teman teman sebaya dan berkolaborasi dengan pihak pihak lainnya untuk mendorong ekonomi sirkular. Kota Kupang sudah memiliki bank sampah, yang selayaknya berfungsi sebagai sebuah bank untuk menampung sampah dan melakukan proses pemilahan, pengelompokan dan meneruskan ke industri daur ulang sampah. Bank sampah yang dikelola oleh kaum muda dan telah banyak berkolaborasi dengan pihak lainya, seperti kelompok pemulung, ibu rumah tangga dan kelurahan serta sektor swasta lainnya. Selain menjadikan nilai ekonomi, bank sampah juga telah membuka lahan kerja bagi kaum muda.
Sebagai agen perubahan kaum muda harus terus melakukan kampanye lingkungan, mempromosikan ekonomi sirkular sampah melalui media sosial dan terus berbagi sehingga makin banyak masyarakat yang meningkat kesadarannya. Menjadi promotor dan menjadi pemimpin adalah masa depan yang dimiliki kaum muda, dengan satu aksi akan banyak membantu teman teman muda lainnya dan tentunya berkontribusi pada penyelamatan lingkungan dan mendorong penurunan angka penyakit. Melalui dukungan orang dewasa, pohak pihak yang berpengaruh, maka kaum muda akan mampu berperan pada sektor sektor pembangunan dan mampu mengurangi persoalan yang ada.
Jika demikian maka persoalan rendahnya kesadaran membuang sampah pada tempatnya bisa diatasi, dengan memberikan peran kepimimpinan kepada kaum muda, dengan ruang dan kesempatan maka peran mereka akan optimal dan membawa hasil yang lebih baik. Sampah bukanlah sesuatu yang menarik bagi kaum muda, sehingga tidak banyak yang melirik, karena pelabelan bau dan kotor, namun dengan dukungan dan kesempatan yang diberikan serta pengetahuan ekonomi sirkular terus menggiurkan maka akan banyak kaum muda yang mau terlibat dan berperan secara aktif dan bahkan akan menggunakkan media sosial sebagai sarana untuk menyebarluaskan kegiatannya. Apa yang dilakukan kaum muda sangat menentukan masa depan lingkungan, kita harus bersama sama untuk melestarikan dan mendorong keberlanjutan.
Semoga makin banyak komunitas di Kota Kupang yang bergerak seperti @Donasisampahmu.id untuk mendorong kaum muda dan masyarakat yang peduli pada sampah, makin banyak yang memilah dan makin banyak yang terbantu. Dengan dukungan dana yang akan diberikan oleh Plan Indonesia melalui pemimpin muda ke depannya kami berharap makin banyak anak muda, dan sekolah yang memiliki pemilihan sampah dan mendonasikan sampahnya untuk menjadi cuan. Kata Fajar, Donasisampahmu.id Kupang
Penulis: Fredrika Rambu