Kendari, 13 Oktober 2023 – Dalam situasi darurat atau bencana, anak dan kaum muda adalah kelompok yang paling rentan menjadi korban. Mereka belum memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang cukup untuk merespon situasi bencana dengan bijak. Selain itu, anak dan kaum muda beresiko tidak terpenuhi hak-haknya seperti pelayanan kesehatan, makanan yang bergizi, air bersih, dan pendidikan, serta mengalami tindak kekerasaan dan perkawinan usia anak.
Oleh karena itu, dalam momentum bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB), Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) menyerukan agar upaya pengurangan risiko bencana bisa berfokus pada anak utamanya anak perempuan dan kaum muda. Memprioritaskan anak dan kaum muda dalam rencana PRB adalah penting untuk meminimalkan risiko dan memastikan perlindungan yang memadai selama situasi darurat.
“Ketika bencana terjadi, anak harus tetap terlindungi dan haknya terpenuhi. Tindakan kesiapsiagaan yang dilakukan harus memberikan kesempatan untuk anak dan kaum muda terlibat aktif. Jika anak dan kaum muda sudah tangguh, maka ketangguhan masyarakat yang berkelanjutan pun dapat terwujud,” ungkap Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia.
Dalam peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana di Kendari, Sulawesi Tenggara, Firyal, orang muda dampingan Plan Indonesia asal Depok, Jawa Barat menyampaikan tantangan yang dihadapi kaum muda ketika terlibat dalam usaha pengurangan risiko bencana.
“Kaum muda masih kurang menyadari pentingnya kesiapsiagaan bencana, karena kegiatan terkait PRB selama ini belum menarik, sehingga perlu dilakukan pendekatan yang relevan dengan lingkungan kaum muda saat ini. Saya berharap kaum muda semakin aktif terhadap aksi penanggulangan bencana, karena jika kapasitas kaum muda meningkat, sama dengan mengurangi terjadinya risiko bencana,” ungkap Firyal pada acara talkshow di peringatan bulan PRB di Kendari, Sultra (12/10).
Sejalan dengan upaya ini, Plan Indonesia dalam acara puncak peringatan bulan PRB di Kendari, Sulawesi Tenggara meluncurkan platform pembelajaran daring bernama GenTa atau Generasi Muda Tangguh Bencana. Platform yang telah dikembangkan sejak Januari 2023, memiliki berbagai materi pembelajaran yang berasal dari berbagai lembaga yang mendukung ketangguhan kaum muda, baik lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, diantaranya materi Pengurangan Risiko Bencana (PRB), Adaptasi Perubahan Iklim (API) dan kekerasan berbasis gender dalam situasi darurat. Platform ini dikembangkan dari dan oleh kaum muda yang materinya telah disesuaikan dan dikonsultasikan bersama dengan kaum muda.
Khusus untuk materi Kekerasan Berbasis Gender dalam situasi darurat, diberikan materi mengenai bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender, potensi dampaknya, cara mencegah dan prinsip PSHEA (Protection from Sexual Harassement, Exploitation, Abuse, and Child Abuse) serta kelembagaan yang menangani kekerasan berbasis gender.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Kheriawan, M.M turut mengapresiasi peluncuran platform GenTa. “Upaya pengurangan risiko bencana sudah seharusnya menyesuaikan dengan perkembangan zaman salah satunya melalui digital seperti platform GenTa ini. Saya anak dan kaum muda yang telah mengakses GenTa bisa merealisasikan materi melalui aksi-aksi langsung untuk terlibat dalam penanggulangan bencana di Indonesia” ungkapnya.
Selain GenTa, Plan Indonesia bersama Sekretariat Nasional (Seknas) Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga meluncurkan Modul SPAB Komprehensif. Modul ini akan digunakan oleh guru dan fasilitator di seluruh Indonesia, sebagai referensi atau panduan dalam mengimplementasikan SPAB di tingkat satuan pendidikan.
Modul ini mencakup tiga pilar utama SPAB, yakni fasilitas yang lebih aman, manajemen penanggulangan bencana dan kesinambungan pendidikan, hingga pendidikan pengurangan risiko dan resiliensi. Berbeda dengan modul implementasi SPAB yang dirilis pada tahun 2015, modul ini juga membahas penanggulangan ancaman dari sisi perlindungan. Misalnya, mengenai perundungan, kekerasan seksual, hingga ketidaksetaraan gender.
Tenaga Ahli Seknas SPAB, Jamjam Muzaki, menuturkan tak hanya bermuatan panduan pelaksanaan, modul ini juga memuat praktik baik implementasi SPAB di seluruh Indonesia. Tujuannya, agar pihak sekolah bisa mendapatkan pembanding dan pembelajaran dari pengalaman implementasi di daerah lainnya.
“Modul ini akan didistribusikan ke seluruh Indonesia melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi dan Kabupaten/Kota. Selain itu, untuk menjangkau semua sekitar lima juta tenaga pendidik, modul ini akan diadaptasi dalam bentuk video pembelajaran yang akan dimuat pada platform Merdeka Mengajar yang dikembangkan pemerintah,” jelasnya.
Ke depannya, Plan Indonesia akan mendorong lebih banyak anak dan kaum muda untuk mengakses platform GenTa dan satuan Pendidikan memanfaatkan modul SPAB. Hal ini sesuai komitmen Plan Indonesia untuk memastikan anak, dan kaum muda, serta lingkungannya memiliki kapasitas yang mumpuni dalam menghadapi berbagai kondisi darurat atau bencana.
Catatan untuk Media
Tentang Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia)
Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada 2017. Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Kami juga bekerja bersama kaum muda, untuk memastikan partisipasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan terkait hidup mereka.
Sebagai bagian dari Plan International Inc., Plan Indonesia memiliki program utama terkait sponsor bagi anak. Plan Indonesia telah membina 36 ribu anak perempuan dan laki-laki di Nusa Tenggara Timur, dengan lima komitmen untuk memenuhi hak dasar mereka, yaitu hak atas akta kelahiran, vaksin dasar, air bersih, sanitasi, dan kebersihan, juga pendidikan.
Plan Indonesia bekerja pada 8 provinsi melalui tujuh program tematik, yaitu Pencegahan Gagal Tumbuh Anak, Penghapusan Kekerasan terhadap Anak dan Kaum Muda, Kesehatan Remaja, Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan Kaum Muda, Sekolah Tangguh, Kesiapsiagaan Bencana dan Respons Kemanusiaan yang Responsif Gender, juga Resiliensi Iklim yang Dipimipin oleh Kaum Muda. Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan, agensi, dan gerakan sosial yang melibatkan dan menargetkan agar 3 juta anak perempuan mendapatkan kekuatan yang setara, kebebasan yang setara, dan representasi yang setara. Informasi lebih lanjut: plan-international.or.id
Kontak media:
Muhammad Reysa
Programme Communication Specialist Plan Indonesia
muhammad.reysa@plan-international.org
Ph: +62 853-4295-5021