Riset terbaru diluncurkan di awal bulan ini secara kolaboratif antara Plan International dan kaum muda dari Australia, Nepal, dan Indonesia berjudul “For Our Futures: Youth Voices on Climate Justice and Education”. Riset ini tentang dampak besar krisis iklim terhadap akses pendidikan anak perempuan dan perempuan muda.
Berdasarkan hasil konsultasi dengan lebih dari 500 kaum muda di ketiga negara tersebut, sekitar sepertiga responden melaporkan bahwa sekolah mereka mengalami penutupan, kerusakan, atau hancur akibat bencana yang dipicu oleh perubahan iklim tahun lalu. Hampir separuh dari mereka merasa tidak aman dalam perjalanan ke dan dari sekolah akibat dampak bencana terkait iklim.
Beberapa poin utama lainnya laporan ini mencakup:
- 98% responden sangat prihatin atau cukup prihatin dengan dampak perubahan iklim terhadap kehidupan sekolah dan masa depan mereka.
- 39% memiliki kekhawatiran akan akses menuju pasar kerja karena dampak perubahan iklim terhadap pendidikan mereka.
- Lebih dari 50% responden Indonesia khawatir akan penurunan prestasi akademik akibat bencana terkait iklim.
- Di Indonesia, lokasi yang rawan bencana seperti banjir, tanah longsor, dan siklon tropis Seroja memberikan dampak serius terhadap pendidikan anak perempuan. Bahkan, lebih dari 35.000 sekolah terkena dampak bencana dari tahun 2005 hingga 2019.
Melalui Program Step-Up oleh pemerintah Australia, dua aktivis muda Plan International Australia, Georgia Shakeshaft dan Iremide Ayonrinde, telah berpartisipasi dalam COP28 untuk mempresentasikan laporan ini. Sebagai rangkaian dari diseminasi riset ini, Daffa, aktivis perubahan iklim dari Indonesia dan salah satu peneliti dalam riset ini, terlibat di Pre meeting Asia Climate Week dan saat ini menjadi delegasi di COP28 bersama April, aktivis muda terkait education in emergency dan staf Plan Indonesia. Mereka membawa berbagai misi termasuk beberapa rekomendasi dari laporan ini.
Rekomendasi laporan ini di antaranya pembentukan Dewan Nasional Perempuan Muda untuk Isu Iklim, komitmen finansial untuk Dana Kerugian dan Kerusakan pada COP28, pengakuan hak anak sebagai pertimbangan dalam alokasi dana kerugian dan kerusakan, dan pengembangan perangkat aplikasi untuk mitigasi dan aktivisme.
Harapannya temuan ini menjadi dasar bagi tindakan nyata dalam melindungi pendidikan anak perempuan selama krisis iklim. Laporan “For Our Futures: Youth Voices on Climate Justice and Education” selengkapnya dalam diunduh pada tautan berikut:
For Our Futures: Youth Voices on Climate Justice and Education – Plan International Australia
Selamat membaca!