
Satu bulan berlalu pasca terjadinya erupsi Gunung Semeru pada Sabtu, 4 Desember 2021 lalu. Pemerintah Kabupaten Lumajang telah memutuskan untuk menghentikan tanggap darurat dan memasuki fase pemulihan yang dimulai dari 24 Desember 2021 hingga 24 Maret 2022. Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) yang sudah ikut melakukan tanggap darurat sejak awal, kini masih terus berupaya mendukung pemerintah di fase pemulihan.
Klaster Pengungsian & Perlindungan Nasional menugaskan International Organization of Migration (IOM) atau organisasi internasional untuk migrasi sebagai focal point untuk menjalankan mekanisme kordinasi secara lokal. Pertemuan pertama sudah dilakukan tanggal 27 Desember 2021 yang dihadiri oleh Plan Indonesia, SHEEP Indonesia, IOM, dan Wahana Visi Indonesia (WVI) yang membahas strategi koordinasi selama masa transisi ke fase pemulihan.
Plan Indonesia memberikan dukungan berupa distribusi bantuan non-pangan dan penyadartahuan informasi dan edukasi menggunakan medium cetak, seperti poster, yang berfokus pada kesehatan di sekolah, manajemen kebersihan menstruasi, perlindungan anak, dan bahaya asbes di area perlindungan atau pengungsian. Untuk bantuan nonpangan, Plan Indonesia mendistribusikan paket sekolah, yang tersebar di beberapa sekolah, seperti: Sekolah Dasar Negeri (SDN) 04 Supiturang, SDN 01 Oro Oro Ombo, dan SDN 04 Oro Oro Ombo.
“Terima kasih Kakak Plan, kami jadi bisa belajar lagi dengan bantuan ini,” Dewi (11 tahun), seorang anak penyintas erupsi menyampaikan kepada Plan Indonesia.
Hingga akhir Desember 2021, Plan Indonesia telah melakukan distribusi paket sekolah ke tiga sekolah tersebut di atas sebanyak 358 paket dan melakukan kampanye dengan menyebarkan 300 poster di dua Kecamatan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Plan Indonesia terus melakukan penggalangan dana untuk terus mendukung pemulihan penyintas erupsi Gunung Semeru. Bantuan untuk penyintas melalui bit.ly/untuksemeru. (***)
Penulis: Agus Haru | Editor: Intan Cinditiara | Foto: Plan Indonesia/Nasrus Syukroni