Di seluruh dunia, tidak ada tempat yang benar-benar aman bagi anak perempuan. Tidak hanya di rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar mereka, anak perempuan juga rentan mengalami pelecehan hingga kekerasan di ranah daring. Kekerasan berbasis gender online (KBGO) sama berbahayanya dengan kekerasan di dunia nyata, dan berpotensi besar membungkam suara anak perempuan.
Anak-anak dan kaum muda, terutama anak dan kaum muda perempuan, memiliki peran yang penting dalam menyuarakan respons dan perlawanan mereka terhadap KBGO. Plan International, termasuk Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia), memiliki komitmen dalam mendorong pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan, juga dalam memberikan ruang untuk bersuara dan berpartisipasi secara bermakna dalam setiap pengambilan keputusan yang berdampak bagi mereka. Berbagai upaya dilakukan untuk mendorong kesetaraan bagi anak perempuan diantaranya dengan membangun agency hingga terciptanya lingkungan yang mendukung (enabling environment) bagi tumbuh kembang anak perempuan, termasuk di ranah daring. Sejak 2018, Plan International mengusung kampanye global Girls Get Equal (GGE) dengan melibatkan anak perempuan dan berbagai pihak untuk mendorong kesadaran dan komitmen terhadap kemajuan bagi anak perempuan.
Pada 2020, Plan International memperingati 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) secara global dengan mengusung tema #FreeToBeOnline, mengakar pada urgensi terkait dengan hak dan perlindungan anak perempuan dalam mengakses dunia daring. Saat ini akses internet memberikan kemudahan bagi semua orang, termasuk anak perempuan, dalam mengekspresikan diri dan menyerap berbagai informasi. Namun, seiring dengan kemudahan tersebut, muncul juga risiko tindak kekerasan yang bisa dialami anak perempuan di dunia daring.
Dalam rangka memperingati 16 HAKTP, Plan Indonesia akan menggelar serangkaian kegiatan bersama berbagai mitra mulai 25 November hingga 10 Desember yang akan dijabarkan dalam beberapa bagian di bawah ini.