CERITA MEREKA

Heniawati, Advokat Sekolah Tangguh Bencana di Yogyakarta
Menurut Heni, sudah saatnya perempuan mengambil peran dalam pembuatan kebijakan. Menurutnya, keterlibatan perempuan akan mendorong pembuatan keputusan yang lebih adil bagi siapapun. Upaya advokasi Wahyu Heniwati (51) akhirnya membuahkan hasil. Heni, begitu sapaannya, getol mendorong implementasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah hampir lima tahun mengadvokasikan SPAB, akhirnya Heni berhasil mendorong Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DIKPORA) DIY untuk berkomitmen menguatkan dukungan implementasi SPAB. Dukungan diberikan dengan mengaktivitasi kembali Sekretariat Bersama (Sekber) SPAB. Sekber SPAB adalah kelembagaan adhoc (sementara) yang bertugas mengoordinasikan penyelenggaraan Program SPAB. Heni mengungkapkan sekretariat yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah ini telah vakum

Pendidik Sebaya YHP Dobrak Stereotipe & Jadi Pemimpin Perempuan di Sekolah
Semua memiliki hak yang sama. Itulah yang selalu dipercaya oleh Silvi (17 tahun), seorang pelajar di Jakarta Barat. Silvi percaya bahwa terlepas dari gender atau disabilitas seseorang, semua orang harusnya memiliki kesempatan yang sama. “(Hal) yang membedakan seseorang hanyalah kemampuan dan usaha masing-masing,” ujarnya. Namun, pada kenyataannya, Silvi masih merasakan diskriminasi terkait gendernya, bahkan di area sekolah. Menurutnya, banyak yang beranggapan dan mempertanyakan ketika ada murid perempuan yang mendaftar sebagai ketua kelas. Meski begitu, diskriminasi ini tidak membuatnya patah semangat. Ia justru termotivasi untuk mematahkan stereotype yang ada dan menjadi salah satu pemimpin perempuan di badan legislatif sekolah. Pendidik Sebaya

Kondisi Sanitasi Membaik, Belu Berhasil Turunkan Stunting
Bupati Kabupaten Belu, NTT (Nusa Tenggara Timur) dr. Agustinus Taolin tidak bisa menutupi rasa bangganya ketika mewakili Kabupaten Belu menerima penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Award 2022 dari Kementerian Kesehatan RI, di Jakarta, 23 November 2022 lalu . Penghargaan itu diberikan untuk kategori percepatan Open Defecation Free (ODF), yang berarti masyarakat di Kabupaten Belu dinyatakan 100% tidak lagi buang air besar sembarangan. “Bukan penghargaan STBM Award saja yang kami terima, tapi ada beberapa sanitarian dari Belu juga mendapatkan penghargaan atas capaian ini. Jadi, begitu dia pulang dari Jakarta, keesokan harinya langsung mengadakan upacara, dan mengumumkan hasil prestasi yang diraih

Tidak Ada Tentang Kami Tanpa Kami
Sudah terlalu lama penyandang disabilitas terisolasi, tidak bersuara, dan secara pasif berpartisipasi dalam pertemuan masyarakat. Dibatasi oleh tabu dan norma sosial, mereka seringkali tidak mampu dan tidak berdaya dengan akses terbatas ke informasi dan peluang untuk pertumbuhan diri. Di lingkungan masyarakat, stigma ini dilanggengkan oleh kurangnya keterwakilan penyandang disabilitas. Selain itu, penyandang disabilitas juga masih menghadapi hambatan dalam memenuhi salah satu hak dasar manusia, seperti sanitasi yang layak. Beberapa harus merangkak, beberapa lainnya harus menggunakan bangku toilet buatan sendiri yang terbuat dari kursi plastik yang dilubangi di atas toilet jongkok, dan bagi sebagian yang lain tidak mungkin menggunakan toilet tanpa

AKSI KAUM MUDA UNTUK RESTORASI HUTAN BAKAU
Rosa asal Lembata, NTT dan Firda asal Makassar, Sulawesi Selatan, dua perempuan muda ini merasakan dampak perubahan iklim sudah semakin nyata. Curah hujan tak menentu dan abrasi pantai membuat mereka tergerak melakukan aksi pengendalian perubahan iklim, salah satunya melalui restorasi hutan bakau. Mereka yakin pelibatan seluruh pihak menjadi kunci untuk merestorasi hutan bakau. Khawatir akan abrasi pantai, beberapa tahun lalu Rosa, perempuan muda asal Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur bersama pemerintah desa dan tokoh masyarakat telah menanam pohon bakau di tepi pantai Desa Kolontobo, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. Sayangnya, tidak semua anakan bakau yang mereka tanam tumbuh dengan baik.

Cerita Sukses dari Urban Nexus Fase 2: MASPUPAH MAKIN PEDE JADI PEMIMPIN
Maspupah, siswi kelas 3 disalah satu SMK di Depok, Jawa Barat tak menyangka jika program Urban Nexus 2 membawa pengaruh besar dalam hidupnya. Semua berawal saat Maspupah penasaran melihat teman sebayanya mampu berbicara didepan umum dan memiliki banyak relasi. Walau sempat ragu akan kemampuannya, Maspupah akhirnya mendaftarkan diri menjadi peserta program kepemimpinan dari Urban Nexus Fase 2. Sejumlah kegiatan pun diikutinya, salah satunya pelatihan Kepemimpinan. Ia mengaku pelatihan ini telah mengubah cara pandangnya terhadap sosok seorang pemimpin. Dahulu, Ia menganggap tugas pemimpin hanyalah memerintah kelompok saja. Sekarang, Ia menyadari pemimpin adalah seseorang yang tahu siapa dirinya, punya visi dan arahan

Cerita Sukses Urban Nexus Fase 2: UBAH WAKTU LUANG JADI PELUANG
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang, seperti yang dilakukan Muhammad Fajar (19). Fajar, begitu sapaannya, kini aktif mengisi waktu luang dengan pelbagai kegiatan seperti karang taruna, berolahraga dan membantu usaha saudaranya. Tak hanya itu, Fajar juga mengisi waktu luangnya dengan menjadi salah satu peserta dalam program Urban Nexus Fase 2 yang diadakan di Kota Depok, Jawa Barat. Manajemen Kesehatan Menstruasi atau disingkat MKM menjadi pelatihan pertama yang Ia dapatkan. Peserta memperoleh materi terkait pengelolaan kebersihan dan kesehatan pada saat perempuan mengalami menstruasi. “Pelatihan ini berguna jika saya sudah menikah dan sudah punya anak nanti. Jika terjadi sesuatu

Bangkit dari Situasi Gempa Cianjur, Ihani Siap jadi Fasilitator
Betapa terkejutnya Ihani saat mengetahui desa tempat tinggal keluarganya terdampak parah akibat gempa. Ibunya luka parah, rumahnya rusak berat, dan sejumlah tetangganya meninggal dunia. Malam itu, dalam kondisi gelap gulita, Ia melihat orang-orang berkumpul di lapangan dengan diselimuti rasa takut saat gempa mengguncang Kabupaten Cianjur pada 21 November 2022 lalu. Meski suasana mencekam kala itu masih melekat diingatannya, Ihani mengaku kesedihan yang dirasakannya perlahan pudar saat Ia mulai terbuka menceritakan dan mendengarkan kisah-kisah dari kaum muda lainnya di sesi sharing Pelatihan Fasilitator Dukungan Psikososial bagi Korban Bencana yang diikutinya. “Ternyata banyak orang yang juga merasakanya,” ungkap perempuan muda yang sedang