Miris melihat kebiasaan masyarakat sekelilingnya yang kerap kali mengonsumsi langsung air mentah, Rohiana, 52, warga Kekalik, Mataram, Lombok – NTB, lantas berpikir bagaimana caranya agar warga dapat mengonsumsi air yang bersih dan sehat meskipun diminum dalam keadaan mentah.
Hingga pada satu waktu, saat ada pelatihan dengan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) tentang air bersih, Rohiana yang akrab dipanggil Ana pun ‘berkenalan’ dengan Nazava, yaitu alat filter air minum untuk rumah tangga yang dapat menjadikan air mentah menjadi siap minum tanpa proses pemasakan.
“Dengan filter air Nazava, semua masalah untuk mendapatkan air bersih layak minum tanpa masak terjawab. Sebab, filter air Nazava menggunaka teknologi tepat guna dan dilengkapi dengan keramik filter serta telah teruji secara klinis oleh laboratorium di dalam dan luar negeri termasuk oleh WHO,” tutur Ana.
Ana merupakan salah satu peserta pelatihan wirausaha WASH yang digagas oleh Proyek WINNER yang dilaksanakan oleh Plan Indonesia. Melalui proyek WINNER, Plan Indonesia bekerja sama dengan Nazava untuk mempromosikan konsumsi air minum yang sehat sekaligus melatih kewirausahaan masyarakat. Melalui pelatihan ini para peserta diberikan keterampilan dan pengetahuan tentang cara penggunaan Nazava dan juga keterampilan dan strategi pemasaran.
Awal memperkenalkan filter air Nazava di Mataram, diceritakan Ana, lumayan sulit. Selain karena kebiasaan masyarakat setempat yang kerap mengonsumsi air mentah, pemahaman mereka tentang pentingnya air bersih bagi kesehatan juga sangat minim. Maka, Ana dan teman-teman, lebih dahulu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya air bersih untuk dikonsumsi.
“Masalahnya, air sumur itu kan ada juga yang warnanya kuning, ada yang memiliki lapisan minyak, atau air pipa ada yang berkarat, ada air yang semula jernih tapi lama-lama ada endapan, nah itu tidak baik bagi kesehatan jika tidak diproses dengan cara memasak. Tapi warga terbiasa minum air tanpa memasak, mungkin karena terbiasa dan alasan ekonomi juga. Jadi, filter air Nazava ini solusi yang baik sekali sehingga bisa diterima oleh masyarakat,” kata Ana.
Ana yang telah mendapatkan pelatihan tentang arti Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dari Plan Indonesia ini juga paham bahwa meminum air mentah yang berasal dari tanah, sumur, sungai, danau, dan lainnya yang telah terkena kontaminasi oleh banyak kotoran dan bakteri akan menimbulkan penyakit diare.
Mengingat warga setempat yang memiliki kebiasaan mengonsumsi air mentah, maka filter air Nazava dirasa sangat tepat bagi sarana air minum warga. Mereka tak perlu memasak air, cukup menuang air dari sumur ke dalam wadah filter air Nazava, maka dalam beberapa waktu, air tersebut sudah dapat dikonsumsi tanpa harus memasak dengan api atau listrik.
“Warga senang karena mereka tetap dapat mengonsumsi air tanpa harus memasak seperti yang selama ini biasa mereka lakukan. Mereka juga merasa tak perlu lagi harus mengeluarkan uang untuk membeli bahan bakar minyak atau gas atau membayar listrik untuk memasak air,” kata Ana.
Penuh semangat, Perempuan kelahiran 1968 itu terus berupaya memperkenalkan filter air Nazava hingga ke pelosok desa. Ada sekitar 14 desa di Lombok Tengah yang kini tengah dijelajahnya untuk memperkenalkan filter air Nazava. Ana optimis, masyarakat akan menerima dengan baik kehadiran Nazava,
Agar lebih efektif saat memperkenalkan filter air Nazava, Ana dan teman-temannya bekerja sama dengan pemerintah desa.
“Jadi kami tidak door to door. Kami bekerja sama dengan pihak desa yang mengundang warga untuk hadir dan melihat secara langsung proses kinerja filter air Nazava dalam memproduksi air sehat siap minum. Warga melihat langsung meski tak dimasak, mereka tetap bisa mengonsumsi air dari sumur tapi air tersebut sudah bersih dan sehat,” jelas Ana.
Harga jual yang dikenakan filter air Nazava ringan di kantung, hanya Rp 400 ribuan saja kita sudah bisa mendapatkan air jernih, bersih, sehat dan siap minum. Memang diawal, ada beberapa dari mereka ingin memiliki filter air Nazava tapi kesulitan dana. “Yaaa. Maklum laah, ini masa sulit sedang pandemi, banyak yang tak bekerja. Selain itu, mereka kebanyakan mencari nafkah sebagai pedagang, petani, buruh, nelayan, yang penghasilannya tak seberapa. Solusinya, kami memberikan kesempatan kepada mereka untuk mencicil pembelian filter air ini. Bisa dua kali atau tiga kali bayar” Jelas Ana. Ana menegaskan, menggunakan filter air Nazava lebih praktis dan ekonomis. Saya senang telah mengikuti pelatihan yang digagas oleh Plan Indonesia dan Nazava ini karena saya bisa ikut membantu masyarakat dalam mempromosikan hidup sehat dan di sisi lain juga saya bisa mendapatkan keuntungan ekonomis dari memasarkan produk ini.