Jakarta, 24 Oktober 2022 – Perubahan iklim merupakan tantangan global yang paling mendesak yang dihadapi dunia saat ini. Intergovernmental Panel on Climate Chance Sixth Assessment Report memprediksikan bahwa apabila produksi gas rumah kaca tidak dikurangi secara drastis, maka peningkatan suhu global di angka 1,5°C akan terjadi pada 2040.
Perubahan iklim juga dapat meningkatkan intensitas bencana, misalnya musim hujan dan kemarau yang tidak menentu, banjir, tanah longsor, gagal panen, dan lain-lain. Dalam angka, peristiwa kebencanaan di Indonesia meningkat dari 2016 ke 2020. Badan Penanggulangan Bencana Nasional mencatat, pada 2016 terdapat 2.313 bencana, pada 2017 terdapat 2.898 bencana, pada 2018 terdapat 3.521 bencana. Angka kebencanaan naik menjadi 3.868 pada 2019 dan tertinggi pada 2020 sebanyak 4.977 bencana.
Dari bencana yang terjadi, sektor pendikan dan kesehatan menjadi sektor yang terdampak selain peribadatan, fasilitas umum, ataupun perkantoran. Korban akibat kebencanaan ini tercatat banyak, namun yang paling rentan adalah anak dan kaum muda perempuan.
“Melihat besarnya dampak ini, maka penting bagi kaum muda, khususnya kaum muda perempuan untuk juga dapat terlibat secara aktif dalam aksi mengurangi dampak perubahan iklim,” jelas Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia, Sabtu (22/10/2022).
Kaum muda perempuan, lanjut Dini perlu mendapatkan pengetahuan yang memadai seputar perubahan iklim sebelum terlibat aktif. Untuk memudahkan kaum muda perempuan mengakses pengetahuan tentang perubahan iklim, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) meluncurkan platform pembelajaran digital berbasis web, bernama Learning Management System (LMS) Girls Leadership Academy (GLA).
Peluncuran platform pembelajaran mandiri ini sudah dilakukan, Sabtu (22/10/2022) secara daring. LMS ini diharapkan menjadi ruang pembelajaran mandiri bagi anak dan kaum muda perempuan di Indonesia. Pangarso Suryotomo, Direktur Kesiapsiagaan BNPB mengapresiasi peluncuran LMS GLA tersebut.
“Ini menjadi hal baik bagi anak dan kaum muda perempuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang perubahan iklim,” jelasnya.
Dikatakan Pangarso, melalui LMS GLA ini, akan semakin banyak anak dan kaum muda perempuan, baik di pedesaan maupun perkotaan, memiliki pengetahuan yang sama terkait perubahan iklim. Sehingga, mereka dapat mengenal lingkungannya, memahami perubahan iklim yang terjadi di sekitarnya, dan mampu mengambil aksi untuk mengurangi dampaknya.
Thara, aktivis lingkungan mengatakan, dengan situasi Indonesia yang rawan bencana yang terkait perubahan iklim, penting bagi anak dan kaum muda perempuan untuk memiliki pengetahuan tentang hal itu. Kaum muda perempuan juga harus diperkuat supaya lebih terlibat dalam mengurangi dampak perubahan iklim.
“Sekarang saatnya kaum muda perempuan mempimpin, maju tanpa ragu untuk menjadi inovator dan pemimpin menghadapi perubahan iklim,” ujar Thara.
Anak dan kaum muda perempuan bisa mengakses LMS atau Kelas GLA ini dari mana saja, kapan saja. Materi yang ada dalam GLA dikembangkan dari kurikulum Plan International, dengan visualisasi yang menarik dan interaktif. Dengan demikian anak dan kaum muda perempuan bisa menikmati proses pembelajaran.
Untuk diketahui, Plan Indonesia mendirikan GLA pada 2020. Plan Indonesia meresmikan platform ini untuk meningkatkan kepemimpinan dan agensi anak, kaum muda perempuan di seluruh wilayah Indonesia dengan perspektif kesetaraan dan inklusi sosial. Sejak diluncurkan pada perayaan Hari Kartini 2020, GLA telah melakukan berbagai aktivitas, seperti Instagram Live, Online Class, Online Academy, Online Campaign, Webinar, dan kegiatan secara luring di desa.
——-
Tentang Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia)
Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada 2017. Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Plan Indonesia mengimplementasikan aktivitasnya melalui empat program, yaitu
Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak, Kesehatan dan Agensi Remaja, Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan Kaum Muda, serta Kesiapsiagaan Bencana dan Respons Kemanusiaan. Kami bekerja di 7 provinsi, termasuk di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, dengan target untuk memberdayakan 1 juta anak perempuan. Selain itu, Plan Indonesia juga membina 36 ribu anak perempuan dan laki-laki di Nusa Tenggara Timur. Informasi lebih lanjut: plan-international.or.id
Narahubung media:
Masajeng Rahmiasri | Programme Communications Specialist
+62 817 004 0274
Masajeng.rahmiasri@plan-international.org