Jakarta, 19 Juni 2025 – Plan International UK dan Standard Chartered mengumumkan kelanjutan kemitraan tiga tahun untuk pembekalan keterampilan bagi lebih dari 6.000 perempuan usia muda terpinggirkan dan penyandang disabilitas di seluruh Asia melalui keterampilan, jaringan, dan kepercayaan diri yang mereka butuhkan untuk mendapatkan pekerjaan yang bermakna dan layak.
Program ini akan dilaksanakan oleh Plan International di Indonesia, Filipina, Korea, Thailand, Vietnam* dan didanai oleh Standard Chartered Foundation, sebagai bagian dari Futuremakers by Standard Chartered – inisiatif filantropi global Bank Internasional untuk mengatasi kesenjangan dengan mempromosikan inklusi ekonomi yang lebih besar bagi kaum muda yang kurang beruntung.
* di Vietnam, pelaksanaan proyek bergantung pada persetujuan Pemerintah Setempat.
Selama tiga tahun, program ini juga akan bekerja sama dengan para pemberi kerja dan pembuat kebijakan untuk membangun lebih banyak lingkungan kerja yang akan mendorong kesempatan yang sama bagi perempuan muda dan penyandang disabilitas.
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional, 79 juta kaum muda di seluruh dunia menganggur, 72 juta di antaranya adalah perempuan usia muda. Di Asia Tenggara saja, diperkirakan 19 juta kaum muda tidak memiliki pekerjaan, pendidikan, atau pelatihan (NEET). Jumlah tersebut lebih tinggi di Asia Timur, dengan perkiraan 20 juta kaum muda NEET, dan jumlah ini diprediksi akan merangkak naik pada tahun 2025, meningkat dari 20,4 juta pada tahun 2024 menjadi 20,6 juta tahun ini. Kesenjangan gender juga masih menjadi perhatian. Di Asia Tenggara, perempuan muda 1,5 kali lebih mungkin menganggur daripada laki-laki muda.
Bagi kaum muda penyandang disabilitas, hambatannya bahkan lebih tinggi—penelitian dari PBB menunjukkan bahwa di banyak negara di Asia, kurang dari 30% dari mereka bekerja. Hambatan seperti diskriminasi gender, kurangnya akses ke pelatihan keterampilan, dan tempat kerja yang tidak dapat diakses terus menghambat mereka, sehingga membatasi potensi pribadi dan ekonomi.
Rose Caldwell, CEO Plan International UK, mengatakan bahwa: “Terlalu banyak perempuan muda dan penyandang disabilitas di seluruh Asia yang terhambat dari kesempatan kerja yang layak, bukan karena kurangnya bakat, tetapi karena hambatan yang tidak dapat mereka atasi sendiri. Dengan menghadirkan Futuremakers, kami berupaya untuk mendobrak hambatan ini, membekali kaum muda dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk membentuk masa depan mereka sendiri. Kemitraan baru dengan Standard Chartered Foundation ini mencerminkan komitmen bersama kami untuk membantu ribuan kaum muda meraih masa depan yang lebih cerah dan lebih aman.”
Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia menyebutkan bahwa program ini menitikberatkan pada transformasi kaum muda agar bisa memasuki sektor kerja yang padat karya. “Survei kami[1] yang melibatkan 474 pemberi kerja menunjukkan bahwa di tengah kondisi ekonomi ini, perusahaan masih melakukan perekrutan. Namun, tentu saja mereka menekankan pentingnya penguasaan soft skills dan technical skills yang relevan dengan dinamika pasar kerja saat ini, di antaranya analytical & critical thinking, problem solving, UI/UX, programming, dan banyak lainnya. Inilah yang ingin kami bangun agar kaum muda tetap memiliki kesempatan terhadap ketenagakerjaan dan kewirausahaan,” ujar Dini pada peluncuran Futuremakers Youth Employability Programme di Jakarta, 19 Juni 2025.
Donny Donosepoetro OBE, CEO Standard Chartered Indonesia, mengatakan: “Futuremakers adalah simbol komitmen Standard Chartered Foundation untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Program ini bertujuan untuk mendorong pemberdayaan ekonomi dan memberikan kesempatan kerja bagi perempuan muda terpinggirkan dan kaum muda penyandang disabilitas sehingga mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang layak atau berwirausaha. Di Indonesia, kami menargetkan lebih dari 1.900 kaum muda untuk mendapatkan manfaat dari program ini.”
[1] Survei Intial Labor Market Assessment 2025 Plan Indonesia bersama Freshminds Indonesia, dengan peserta 474 pemberi kerja dan 398 kaum muda yang tersebar di wilayah Jakarta, Semarang, D.I. Yogyakarta, dan Surabaya.