Jakarta, 30 Juli 2024 – Prediksi menunjukkan bahwa pada 2100, kaum muda punya pengaruh signifikan di wilayah-wilayah negara berkembang dalam membentuk masa depan global. Termasuk di Indonesia yang diperkirakan akan menghadapi era bonus demografi dengan jumlah penduduk usia produktif mendominasMeskipun memiliki potensi yang sangat besar, masih ada tantangan pembangunan masa depan. Salah satunya yakni untuk mencapai Sustainability Development Goals (SDGs).
Untuk mendukung upaya Indonesia dalam mencapai berbagai tujuan dan target pembangunan nasional hingga global, Yayasan Plan International Indonesia) Plan Indonesia bersama United Nations (UN) Foundation menggelar Dialogue for The Future: Standing Strong with Girls and Youth in Indonesia Towards 2100 Vision pada Selasa (30/7) di Jakarta Pusat, dengan kolaborasi bersama Teens Go Green, Femalepreneur.id, 2030 Youth Force Indonesia, serta Be With You Indonesia. Acara yang dihadiri lebih dari 90 peserta perwakilan CSO, pemerintah, pengusaha, media, dan sebagian besarnya kaum muda perempuan ini, bertujuan sebagai ruang diskusi dinamis bagi kaum muda untuk memproyeksikan dan membentuk masa depan mereka.
Harshani Dharmadasa, Senior Director, Global Partnerships and Initiatives, United Nations Foundation menyampaikan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk memantik pembahasan penting tentang bagaimana masa depan akan terbentuk, demi menumbuhkan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan.
“Roadmap 2100 dirancang dengan berfokus pada negara seperti Indonesia dengan potensi yang tidak terbatas. Sehingga, kita harus berinvestasi, tidak hanya untuk generasi muda tetapi juga masa depan seluruh dunia,” ujarnya.
Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia, menyatakan bahwa ketika membayangkan tahun 2100, kaum muda menginginkan kesetaraan, akses pendidikan dan teknologi, kebebasan dari kekerasan, serta pelibatan dalam kebijakan yang menentukan masa depan.
“Namun, berdasarkan SDGs terakhir, Indonesia masih menghadapi tantangan seperti rendahnya literasi, stagnasi kepemimpinan perempuan, dan tingginya angka perkawinan anak. Melalui FGD ini, saya berharap kaum muda dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan yang mereka hadapi, menjadikannya refleksi untuk mendorong peran mereka, serta menentukan cara mencapai kesetaraan dan peran Indonesia di ranah regional dan dunia,” tambah Dini.
Kaum Muda Suarakan Impiannya untuk Pemberdayaan, Lingkungan, dan Teknologi
Diskusi dibagi dalam tiga tema yakni Memberdayakan Kaum Muda dan Generasi Mendatang, Memperkuat Aksi Iklim dan Keberlanjutan Lingkungan, serta Masa Depan Kerjasama Digital dan Teknologi. Tema-tema diskusi ini dipilih karena relevansinya dengan tantangan masa kini serta urgensinya untuk menata kembali masa depan.
Dari hasil diskusi, para kaum muda menghasilkan beberapa tantangan dan rekomendasi penting seperti penting untuk memastikan akses dan layanan kesehatan yang aman tanpa stigma serta memastikan partisipasi kaum muda dalam peningkatan pelayanan kesehatan.
Untuk mempersiapkan kaum muda menuju masa depan diperlukan program literasi digital dan edukasi penggunaan teknologi yang bertanggung jawab perlu digalakkan. Serta pentingnya untuk memastikan adanya transparansi dan akuntabilitas dalam upaya pencegahan krisis iklim. Semua rekomendasi ini akan menjadi laporan untuk menyumbang ide pada Roadmap 2100 yang akan dibahas pada Summit for the Future oleh UNGA pada September 2024. Selain itu, Plan Indonesia akan mengadakan Girls Summit 2024 untuk lebih luas mengamplifikasikan hasil diskusi ini pada pemangku kepentingan di Indonesia.