Rabu pagi, 27 Agustus 2020, tepat pukul 9. Tampak sekelompok orang sibuk membongkar sejumlah kardus di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Alkhairat Pakuli yang terletak di Desa Pakuli, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Dengan sigap dan cekatan, mereka mengeluarkan berbagai perlengkapan tulis-menulis dan buku-buku, lalu memasukkannya dalam sebentuk tas sekolah. Hari itu matahari ikut bersemangat hadir hingga teriknya memicu peluh di dahi sebagian dari mereka.

Kesepuluh orang itu adalah tim gabungan yang terdiri dari 4 orang dari Yayasan Plan International Indonesia dan 6 perwakilan sekolah MIS Alkhairat yang sedang bersiap melakukan roadshow distribusi paket sekolah (school kits) bagi murid-murid MIS Alkhairat Pakuli di rumahnya masing-masing. Paket sekolah yang dibagikan berbentuk tas sekolah yang berisi buku tulis, buku mewarnai, buku tentang kesiapsiagaan bencana, tempat pensil, serta botol minum.
“Pembagian paket sekolah ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak-anak di tahun ajaran baru, terutama untuk membantu mereka yang tidak mampu membeli perlengkapan sekolah, agar semua terus belajar,” jelas Enos Ndapareda, Koordinator Proyek Sekolah Aman Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) mengawali kegiatan hari itu. Sebagai koordinator kegiatan, Enos juga menerangkan mekanisme pembagian paket serta hal-hal yang perlu dilakukan oleh perwakilan sekolah. Mereka lalu dibagi menjadi 4 kelompok pendistribusi, yang masing-masingnya membawa sekitar 15-17 paket sekolah. Selain itu, tiap kelompok dibekali selembar daftar nama murid MIS Alkhairat Pakuli yang berhak atas paket tersebut, serta lembar umpan balik kegiatan yang akan diisi oleh orangtua murid maupun anak penerima manfaat.
Pada awalnya proses pembagian berjalan dengan baik; setiap kelompok menjalankan tugas seperti yang telah ditentukan. Namun, situsi berubah ketika kegiatan mulai menjadi pusat perhatian warga. Ada ibu-ibu yang datang melihat dan anak-anak pun ikut menonton pembagian paket. Lalu mereka bertanya, “Kami tidak dapat tas, kah?”
Dengan sabar Enos dan seluruh tim menjelaskan tujuan kegiatan hari itu sehingga warga dapat memahaminya. Tim juga kerap menginformasikan kepada warga agar tidak berkerumun dan selalu memakai masker saat beraktivitas di luar rumah.
Kegiatan usai sekitar pukul 3 sore, tim pun berkumpul kembali untuk rehat dan evaluasi. Raut wajah mereka lebih terlihat gembira daripada kelelahan. Bergantian anggota tim bercerita tentang ekspresi anak-anak penerima manfaat yang sangat gembira dengan paket yang diterimanya. Meskipun tertutup masker, begitu kentara cerlang cahaya dari sorot mata mereka, tutur salah satu anggota tim dari Plan Indonesia memberi kesaksian.
Pihak perwakilan sekolah yang tak lain para guru di MIS Alkhairat tak kalah antusias menceritakan pengalamannya. “Karena pembagian paket sekolah ini, anak-anak jadi menanyakan kepada kami kapan mereka bisa kembali bersekolah. Katanya, kami mau ke sekolah pakai tas Plan Indonesia,” kisah Inci Trinawaty, S.Pd, Wali Kelas 4, yang disambut senyum bahagia seluruh tim.
Kepala Sekolah MIS Alkhairat, Sitti Fatimah, S.Pd, yang juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan, mengungkapkan apresiasinya. “Atas nama MIS Alkhairat Pakuli, kami mengucapkan terima kasih kepada Plan Indonesia yang telah banyak membantu kami, mulai dari perbaikan gedung, pelatihan guru, hingga pembagian paket sekolah. Semoga dengan adanya bantuan ini sekolah kami menjadi lebih baik,” tutur perempuan berkacamata yang selama proses pemberian paket selalu menasihati murid-muridnya agar mempergunakan bantuan dengan baik dan terus rajin belajar.
Di masa pandemik COVID-19, alih-alih berbagai kendala yang merintangi, akses pendidikan harus terus terpenuhi bagi anak. Pendistribusian bantuan paket sekolah (school kits) yang dilakukan Enos dan tim hari itu adalah salah satu upaya Plan Indonesia yang didukung penuh oleh KOICA dan Plan International Korea agar anak-anak dapat #terusbelajar. Di Kabupaten Sigi, bantuan didistribusikan bagi murid-murid di lima sekolah, yaitu MIS Pakuli, SDN Pandere, SDI Lambara, SDN Sidondo, dan SDI 1 Kaluku Tinggu. (Enos Ndapareda/Ciptanti Putri)