Sahabat, Indonesia kembali berduka.
Serangkaian gempa telah terjadi di Sulawesi Barat sejak Kamis (14/01) lalu. Salah satu gempa yang terbesar, dengan magnitudo 6,2 SR terjadi pada Jumat (15/01), meluluhlantakkan fasilitas di daerah setempat. Hingga Senin (18/01), gempa susulan terus mengguncang Sulawesi Barat, dengan dampak yang dirasakan hingga di Kabupaten Majene, Mamuju, Mamasan, dan Polewali Mandar.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Kamis (21/01), diperkirakan sebanyak 20.448 jiwa terdampak rangkaian gempa tersebut. Awalnya, hingga lebih dari 27.000 jiwa harus mengungsi akibat gempa yang terjadi pecan lalu. Kini, meski sudah banyak penyintas yang dapat kembali ke rumahnya, sebanyak 9.390 orang masih harus mengungsi ke beberapa titik, sementara 91 jiwa meninggal akibat gempa, dan 1.172 orang mengalami luka-luka. Kemudian, dari segi infrastruktur, meski masih terdapat gangguan, beberapa perbaikan sudah terlihat, seperti tersambungnya lima jalan yang sempat terputus, serta jaringan listrik dan seluler yang berangsur pulih.
Menanggapi gempa ini, Tim Tanggap Bencana Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) tengah berkoordinasi dengan pihak pemerintah dan mitra setempat untuk melakukan kaji cepat kebutuhan (Rapid Need Assessment) gempa Sulawesi Barat. Kaji cepat kebutuhan ini akan dilakukan untuk menentukan bantuan yang tepat guna bagi para penyintas, khususnya bagi anak-anak dan keluarganya.
Sebagai lembaga yang bergerak di bidang pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan, Plan Indonesia selalu mengutamakan kebutuhan dan perlindungan terhadap anak-anak dan keluarga penyintas dalam setiap proses tanggap darurat. Dalam kondisi bencana yang mengharuskan para penyintas harus berlindung di pengungsian, kelompok anak, perempuan, dan orang dengan disabilitas berada dalam posisi yang semakin rentan. Apalagi, jika kondisi di pengungsian minim akses sanitasi, kebutuhan kesehatan, akses alat medis, juga tempat bernaung yang layak. Belum lagi, jika terjadi kekhawatiran mengenai akses bantuan bagi pengungsi, sekaligus kekhawatiran mengenai pandemik COVID-19 yang terjadi hingga saat ini.
Oleh karena itu, tim Plan Indonesia bergerak cepat bersama pemerintah dan mitra untuk melihat kebutuhan-kebutuhan para penyintas hingga beberapa hari ke depan. Dibutuhkan koordinasi dan keterlibatan yang baik dengan warga dan pemerintah setempat, demi memastikan agar anak dan keluarga penyintas dapat mengungsi dengan aman, layak, dan tetap memperhatikan protokol kesehatan COVID-19.
Selain itu, Plan Indonesia juga turut mengajak Sahabat untuk terus mendoakan masyarakat dan adik-adik penyintas gempa. Mari kita luangkan waktu sejenak untuk mendoakan agar bencana ini cepat berlalu, juga agar keluarga yang terpisah dapat segera berkumpul kembali dalam keadaan selamat dan sehat.