Soe, 19 April 2023 – Pelaksanaan sanitasi total berbasis masyarakat yang berkesetaraan gender dan inklusi sosial (STBM-GESI) masih menjadi tantangan di Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT). Meski masyarakat sudah mulai mempraktikkan hidup sehat, dibutuhkan pemicuan dan kerjasama lebih lanjut, agar warga Soe bisa menerapkan STBM-GESI dan terbebas dari gagal tumbuh kembang anak atau stunting pada jangka panjang.
Demi mencapai tujuan ini, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia), sebuah LSM yang bergerak di bidang pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan, melakukan pelatihan dan pemicuan STBM-GESI di Soe, NTT, pada 17-19 April 2023. Kegiatan ini digelar bersama Tenaga Kesehatan Desa (TKD), Tenaga Sanitasi Lingkungan (TSL), Kepala Desa, perwakilan dusun, relawan dan Kelompok Kerja (Pokja) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL).
“Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan melatih kader, TKD, TSL, Tokoh Adat, perwakilan dusun atau relawan dan anggota Pokja AMPL Kabupaten TTS, agar mereka menguasai strategi pemicuan STBM-GESI. Juga, agar pelaksanaan STBM-GESI di desa dapat berlangsung dengan baik,” kata Marina Meidiyanti, Programme Implementation Area (PIA) Manager Plan Indonesia, PIA Timor.
Pelatihan STBM-GESI di Soe dilakukan dalam dua bagian, yaitu pembekalan materi dalam ruangan dan praktik pemicuan langsung di desa. Pada hari pertama dan kedua, para peserta diajak mengikuti pelatihan yang difasilitasi oleh Ketua Persatuan Tuna Daksa Kristiani (Persani) Nusa Tenggara Timur (NTT), Serafina Bete, Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (Hakli) NTT, Micael Johan, S. Takesan, SKM, M.Si, Direktur Yayasan Pijar Timur Indonesia, Vinsensius Kia Beda.
Sementara, pada hari ketiga, pelatihan berlangsung di Desa Noinbila, Kecamatan Mollo Selatan, TTS. Para peserta diajak untuk melakukan praktik pemicuan STBM-GESI, yaitu dengan berdiskusi langsung bersama masyarakat di tingkat rukun tangga (RT).
Micael Johan S. Takesan selaku ketua Hakli NTT dan fasilitator, berharap agar kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan para peserta pelatihan. Ia juga berharap agar proses deklarasi STBM-GESI segera terlaksana di Timor Tengah Selatan. Saat ini, baru ada satu kabupaten di NTT yang membuat deklarasi pelaksanaan STBM-GESI, yaitu Kabupaten Manggarai.
“Kita butuh dukungan penuh dari Pokja AMPL Kabupaten TTS, Kepala Desa, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dan semua kader-kader, mitra kerja yang ada bersatu padu, berkolaborasi untuk menyelesaikan dalam waktu yang cepat. Kalau ini bisa dilaksanakan, maka saya yakin dan percaya bahwa stunting dengan sendirinya akan menurun,” ujarnya.
Sejak 2017, Plan Indonesia telah menggelar program pencegahan gagal tumbuh anak (stunting prevention) di 26 wilayah di NTT, termasuk di Timor. Tujuannya, agar anak-anak yang terbebas dari gagal tumbuh kembang – masalah kesehatan yang masih marak di Nusa Tenggara Timur.
Setelah pelatihan pemicuan STBM-GESI, Plan Indonesia akan melanjutkan upayanya dalam memerangi stunting di TTS melalui berbagai kegiatan lainnya. Salah satunya, dengan meneruskan pemenuhan pilar pertama STBM, yaitu stop buang air besar sembarangan.
Catatan untuk Editor:
Sekilas tentang Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia)
Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada 2017. Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Kami juga bekerja bersama kaum muda, untuk memastikan partisipasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan terkait hidup mereka.
Sebagai bagian dari Plan International Inc., Plan Indonesia memiliki program utama terkait sponsor bagi anak. Plan Indonesia telah membina 36 ribu anak perempuan dan laki-laki di Nusa Tenggara Timur, dengan lima komitmen untuk memenuhi hak dasar mereka, yaitu hak atas akta kelahiran, vaksin dasar, air bersih, sanitasi, dan kebersihan, juga pendidikan.
Plan Indonesia bekerja pada 8 provinsi melalui tujuh program tematik, yaitu Pencegahan Gagal Tumbuh Anak, Penghapusan Kekerasan terhadap Anak dan Kaum Muda, Kesehatan Remaja, Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan Kaum Muda, Sekolah Tangguh, Kesiapsiagaan Bencana dan Respons Kemanusiaan yang Responsif Gender, juga Resiliensi Iklim yang Dipimipin oleh Kaum Muda. Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan, agensi, dan gerakan sosial yang melibatkan dan menargetkan agar 3 juta anak perempuan mendapatkan kekuatan yang setara, kebebasan yang setara, dan representasi yang setara. Informasi lebih lanjut: plan-international.id.
Kontak Media
Agus Haru, Communications Specialist for NTT Ph. 085239189124 | E: Agus.Haru@plan-international.org