Guna memperkuat pemantauan implementasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di Yogyakarta, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) melatih guru dan pengawas sekolah se-kabupaten/kota di Yogyakarta melalui lokakarya pengisian e-monev SPAB di Yogyakarta pada Kamis (2/2).
Monitoring dan evaluasi SPAB secara daring (e-monev SPAB) merupakan kegiatan pemantauan implementasi SPAB di seluruh Indonesia. Melalui e-monev, dapat diketahui sejauh mana implementasi SPAB di setiap daerah termasuk di satuan pendidikan.
Pengisian e-monev dilakukan melalui Inarisk, sebuah portal hasil kajian risiko bencana yang menampilkan informasi ancaman bencana, kerentanan (populasi, kerugian fisik, ekonomi, dan lingkungan), kapasitas, dan risiko bencana.
Lokakarya ini merupakan bagian dari program Provinsi Model SPAB yang dilaksanakan Plan Indonesia untuk memperkuat peran para pihak dalam implementasi SPAB di Yogyakarta. Program ini didanai oleh Prudence Foundation melalui Plan International Hongkong.
Proyek Manajer Sekolah Tangguh Plan Indonesia, Enos Ndapareda, menyebut lokarya yang diikuti oleh 35 guru dan pengawas sekolah ini nantinya akan mendorong 471 SMK, SLB, dan SMA lainnya di Yogyakarta untuk mengisi e-monev SPAB melalui aplikasi InaRisk. Menurutnya, untuk mewujudkan Satuan Pendidikan Aman Bencana, diperlukan kerja sama berbagai pihak.
“Kerjasama ini bukan hanya untuk memperbarui fasilitas atau menetetapkan regulasi tertentu, tapi juga dengan melakukan perbaruan e-monev SPAB. Harapannya, melalui e-monev ini, status kerawanan di satuan pendidikan bisa diketahui sehingga kitab isa mengantisipasi resiko bencana yang mungkin terjadi,” ungkap Enos.
Lokakarya pengisian E-Monev SPAB dimulai dengan pengenalan aplikasi InaRisk yang digunakan untuk pengisian e-monev SPAB. Dalam sesi yang dibawakan Robi Amri, staf Direktorat Sistem Penanggulangan Bencana BNPB ini peserta diajak untuk mengetahui manfaat, latar belakang pembuatannya, hingga fitur-fitur yang ada didalam InaRisk.
Selajutnya, peserta diajak untuk mempraktekan langsung proses pengisian e-monev SPAB. Dalam sesi ini peserta antusias mencoba mengisi e-monev SPAB dalam aplikasi InaRisk dibantu oleh tim BNPB.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY, Didik Wardaya, mengatakan pengisian e-monev SPAB pada aplikasi InaRisk penting untuk mengantisipasi bencana yang akan terjadi di sekolah sehingga tidak menimbulkan dampak buruk murid.
“Membangun kesadaran akan kesiapsiagaan bencana perlu diupayakan bersama. Ada peran pemerintah, masyarakat umum, dan pemangku kepentingan di satuan pendidikan didalamnya,” ujar Didik Wardaya dalam sambutannya.
Hal senada disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD DIY Danang Samsu. Menurutnya kesiapsiagaan bencana ditingkat satuan pendidikan harus diperkuat, salah satunya melalui e-monev SPAB.
“Kita memiliki kebijakan untuk pengurangan risiko, upaya pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan. Karenanya penting untuk memastikan sumber daya sudah siap dan memiliki pengetahuan terkait topik-topik tersebut,” pungkas Danang.
Ke depan, guru dan pengawas sekolah yang mengikuti lokakarya ini akan menjadi tutor sebaya yang akan mendampingi proses pengisian e-monev SPAB bagi 436 sekolah lainnya di Yogyakarta. Harapannya, setelah mengisi e-monev SPAB, potensi kebencanaan disetiap satuan pendidikan dapat terpantau sehingga dapat mengurangi risiko saat terjadi bencana.
Hal ini sejalan dengan mandat kemanusiaan yang diemban Plan Indonesia dalam merespon situasi tanggap darurat bencana. Plan Indonesia memastikan hak anak dan kaum muda utamanya anak perempuan serta kelompok rentan terpenuhi. Salah satunya dengan pengurangan risiko bencana melalui implementasi Satuan Pendidikan Aman Bencana.
Penulis : Ratna Galih – Project Officer Safe School Province Model