Demi mewujudkan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai provinsi model satuan pendidikan aman bencana (SPAB), Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY menggelar workshop penyusunan roadmap SPAB DIY pada Kamis (9/3).
Sejak 2022, Plan Indonesia mengimplementasikan program provinsi model satuan Pendidikan aman bencana, didukung Prudence Foundation melalui Plan International Hongkong. Sebagai salah satu syarat menjadikan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai provinsi model SPAB, dibutuhkan roadmap atau peta jalan yang bisa dijadikan panduan dalam melaksanakan dan mengukur target capaian SPAB tingkat provinsi. Peta jalan ini juga menjadi salah satu indikator dalam penetapan suatu provinsi sebagai provinsi model SPAB.
“Tujuan dari program SPAB adalah untuk melindungi warga satuan pendidikan dari dampak bencana. Harapannya, roadmap ini menjadi acuan bagi semua pihak yang berkepentingan dengan penyelenggaraan program SPAB khususnya di Yogyakarta,” ungkap Project Manager Sekolah Tangguh Plan Indonesia, Enos Ndapareda, pada pembukaan workshop di Yogyakarta pada Kamis (9/3).
Workshop penyusunan peta jalan SPAB di Yogyakarta ini diikuti 37 peserta dari berbagai unsur, termasuk dari kalangan pemerintah, akademisi, relawan, organisasi masyarakat, juga lembaga non-pemerintah.
Sub-Koordinator Kurikulum Bidang Pendidikan Khusus Dinas Dikpora, Suryanto, selaku pemateri workshop, menyampaikan pentingnya memasukkan unsur pelibatan dan meningkatkan partisipasi publik dalam peta jalan SPAB. Ia menjelaskan, prinsip pelibatan ini sesuai dengan Peraturan Gubernur DIY nomor 110 Tahun 2021 tentang Pedoman Pendidikan Aman Bencana pada Satuan Pendidikan.
“Regulasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan peran serta para pemangku kepentingan, pemerintah kelurahan, lembaga mitra, masyarakat, dan satuan pendidikan,” jelas Suryanto.
Sementara, anggota Sekretariat Nasional SPAB, Yusra Tebe, menyampaikan mengenai pentingnya kolaborasi antara pemangku kepentingan SPAB. “Penyusunan peta jalan SPAB bersifat partisipatif dan memerlukan kolaborasi antar pihak baik pemerintah dan non-pemerintah,” kata Yusra.
Dalam menyusun peta jalan SPAB DIY, para peserta workshop dibagi menjadi tiga kelompok. Mereka pun membahas tujuan, sasaran strategis, pendanaan, hingga evaluasi SPAB di DIY. Setelahnya, hasil dari diskusi kelompok diramu oleh tim kecil dan dikompilasi sebagai data pendukung rancangan peta jalan SPAB DIY. Peta Jalan SPAB DIY ini rencanannya akan diluncurkan pada April mendatang.
Penulis : Mufti Ferika Dianingrum (Advocacy Specialist Safe School Project Plan Indonesia)
Penyunting : Muhammad Reysa (Programme Communication Specialist Plan Indonesia)