Di masa pandemik COVID-19 ini, Zulhanah, seorang perempuan pedagang ikan keliling di sebuah desa di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, kerap tidak berjualan karena tidak banyak nelayan yang bisa melaut. Padahal suaminya sudah tak mampu lagi menafkahi keluarganya karena sakit. Keluarga mereka akhirnya hanya mengandalkan bantuan sosial pemerintah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hanya sekali-kali Zulhanah berdagang, itu pun dengan perasaan was-was. Ia khawatir Julmasari (19 tahun), anak perempuannya yang menyandang disabilitas dan harus memakai kursi roda, akan terpapar COVID-19 karena tidak ada yang mengawasi.
Namun, kekhawatiran Zulhanah sirna sejak ia, Julmasari, dan warga lain di desanya terlibat dalam berbagai kegiatan yang dihelat oleh Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dalam bingkai proyek respons pandemik COVID-19 di Kabupaten Lombok Utara. Julmasari dan anak-anak sebayanya mengikuti kegiatan promosi praktik sanitasi dan higiene serta pengelolaan kebersihan saat menstruasi, dan mendapat banyak penjelasan tentang COVID-19 baik dari kader maupun dari poster-poster edukatif.
“Anak saya sekarang paham cara supaya terhindar dari COVID-19, yakni dengan rajin cuci tangan pakai sabun di air bersih yang mengalir, memakai masker, dan menjaga jarak,” ujar Zulhanah.
Untuk mendukung perilaku hidup sehat tersebut, di desa tempat tinggal Zulhanah dibuatkan fasilitas cuci tangan pakai sabun (CTPS) di air bersih yang mengalir, yang aman dan nyaman pula digunakan oleh para penyandang disabilitas seperti Julmasari. Ia adalah satu dari 41 penyandang disabilitas di Kabupaten Lombok Utara yang kini bisa kapan saja mencuci tangan pakai sabun pada air yang mengalir di fasilitas yang inklusif.
Tak hanya itu, warga di desa tempat tinggal Zulhanah juga menerima manfaat alat perlindungan diri (APD) dan makanan tambahan. Zulhanah masih ingat penjelasan salah satu kader saat itu, bahwa distribusi paket-paket tersebut sebagai langkah pencegahan dan dalam rangka meningkatkan imunitas agar anak-anak tidak mudah terpapar COVID-19. Makanan tambahan yang diberikan merupakan rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB, di antaranya dendeng daging sapi, kacang-kacangan, gula merah, minyak goreng, dan telur ayam.
Bagi Zulhanah, apa yang difasilitasi Plan Indonesia di desanya memenuhi kebutuhannya selama masa pandemik ini. “Saya bisa berdagang lagi dengan tenang karena di rumah sudah ada fasilitas sanitasi yang aman dan nyaman untuk anak saya. Dia juga punya APD kalau terpaksa harus pergi keluar. Imunitasnya juga makin bagus,” ungkapnya. Lebih lanjut ibu dua anak ini sangat mengapresiasi seluruh bantuan yang diberikan oleh Plan Indonesia, terutama pengetahuan tentang COVID-19 bagi anak penyandang disabilitas sehingga mereka memahami arti penting melaksanakan protokol kesehatan secara mandiri. (Sabaruddin/Ciptanti Putri)