
“Kalau ada gempa, lindungi kepala. Kalau ada gempa, ingat BBMK. Jangan berlari, jangan berisik, jangan mendorong, dan jangan kembali!”
Riuh nyanyian terdengar dari sebuah ruang kelas di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sekilas, yang terdengar adalah lagu potong bebek angsa. Namun, liriknya berbeda.
Rupanya, pagi itu puluhan murid, orang tua, dan guru sebuah sekolah dasar di Cianjur tengah bersemangat menyanyikan lagu siaga gempa. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang diselenggarakan oleh Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia).
Sebelumnya, gempa berkekuatan 5,6 magnitudo mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin, 21 November 2022 sekitar pukul 13.20 WIB. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga 7 Februari 2023, sebanyak 602 orang dinyatakan meninggal dunia dan 114.683 orang mengungsi. Gempa yang berdampak pada 16 kecamatan ini turut merusak 67.504 rumah, 281 fasilitas ibadah dan 701 unit fasilitas pendidikan.
Oleh karena itu, Plan Indonesia melakukan respons tanggap darurat bencana Cianjur melalui respons CERDAS atau Cianjur Earthquake Response in Dignified and Accountable Support (Respons Gempa Cianjur dalam Dukungan yang Bermartabat dan Akuntabel). Respon ini berlangsung selama 3 bulan mulai 6 Desember 2022 – 6 Maret 2023. Respons ini memberikan dukungan pada tiga sektor utama yakni Pendidikan, Perlindungan Anak dan Air, Santitasi dan Kebersihan.
Selain itu, Plan Indonesia juga memberikan pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di tiga sekola di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pelatihan ini dilakukan selama dua hari pada Februari 2023, dengan tujuan meningkatkan kesiapsiagaan warga sekolah dalam menghadapi dan menangani bencana kedepannya.
Disaster Risk Reduction (DRR) Specialist Plan Indonesia, Frederika Rambu, menyebut Program SPAB yang dilaksanakan Plan Indonesia bertujuan melindungi warga satuan pendidikan dalam situasi darurat dan memulihkan kembali fungsi satuan pendidikan pascabencana.
“Berkaca pada kejadian gempa Cianjur lalu, ternyata banyak sekolah di Cianjur yang belum menerapkan Satuan Pendidikan Aman Bencana, sehingga berisiko terhadap keselamatan warga disekolah dan terhambatnya proses belajar mengajar. Oleh karena itu, Plan Indonesia memberikan pelatihan SPAB yang berfokus pada tiga pilar yakni infrastruktur sekolah yang aman, manajemen bencana, dan pendidikan pengurangan risiko bencana,” kata Ika, yang turut menjadi fasilitator pelatihan SPAB.

Pelatihan SPAB di sekolah dimulai dengan pembekalan materi kepada murid. Fasilitator dari Plan Indonesia menjelaskan tentang pengetahuan dasar dan istilah-istilah kebencanaan, metode pengurangan risiko bencana, serta kajian risiko bencana.
Murid sekolah juga diberi pemahaman terkait letak geografis Indonesia yang berada di jalur cincin api dan empat lempeng aktif–penyebab Indonesia rentan menghadapi potensi bencana di Indonesia. Selain itu, murid juga diajak untuk menyiapkan tas siaga bencana yang bisa digunakan untuk membawa perlengkapan yang dibutuhkan saat evakuasi.
“Saya ucapkan terima kasih kepada kakak-kakak dari Plan Indonesia yang sudah memberikan ilmu kepada kami semua, mengajak bermain, dan belajar tentang sekolah yang aman.” ujar Fathira, salah satu murid.
Pada hari selanjutnya, bagian yang ditunggu-tunggu murid adalah materi simulasi kebencanaan. Dengan skenario bencana gempa, mereka diberi pelatihan simulasi berupa pelatihan evakuasi mandiri jika terjadi gempa bumi. Seperti melindungi kepala, berlindung di bawah meja, berlari menyelamatkan diri ke tempat terbuka hingga menyelamatkan temannya yang tertimpa reruntuhan bangunan dengan memberikan pertolongan pertama.
Pada hari yang sama, turut dibentuk tim siaga bencana, Menyusun rencana aksi sekolah serta Standard Operational Procedure (SOP) kedaruratan.

Pelatihan SPAB ini pun disambut baik oleh tenaga pendidik. Mereka berhadap pelatihan ini membuat sekolah semakin sigap ketika terjadi bencana.
“Tidak hanya bantuan non-tunai atau logistik seperti pada umumnya kegiatan pascabencana, tapi Plan Indonesia memberi pendampingan dan penguatan mengenai kesiapsiagaan bencana, seperti pelatihan kali ini” ungkap Azfa Azami salah seorang kepala sekolah luar biasa (SLB) di Cianjur.

Selain ketiga sekolah, Plan Indonesia juga menggelar pelatihan yang sama kepada tujuh sekolah lainnya di Cianjur, Jawa Barat. Sekolah yang telah menerima pelatihan SPAB diharapkan bisa mengimplementasi SPAB, termasuk menggelar simulasi rutin. Dengan SPAB peserta didik dan warga sekolah dapat memengurangi risiko bencana, serta memulihkan sektor pendidikan dengan segera saat terdampak bencana.
Penulis: Ciptanti Putri
Penyunting : Muhammad Reysa – Programme Communication Specialist