Secara global, dua pertiga kematian dini pada orang dewasa dikaitkan dengan kondisi pada masa kanak-kanak berdasarkan Modul Peer Educator Young Health Programme. Oleh karena itu, pencegahan PTM menjadi penting terutama bagi anak-anak dan kaum muda di Indonesia. Menurut data UNFPA, sekitar 25% populasi Indonesia merupakan kaum muda yang memegang peranan penting bagi masa depan bangsa Indonesia. Hal ini tercantum dalam Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja (RAN PIJAR) yang telah diluncurkan pada tanggal 19 April 2022 oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), yang didukung oleh 19 Kementerian dan Lembaga lainnya.
Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) melalui Young Health Programme (YHP) Indonesia menghadiri Pertemuan Koordinasi Kelompok Penasihat YHP yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) pada tanggal 13 Juli 2022. Pertemuan ini bertujuan untuk memetakan sinergitas dan peran dari Kementerian dan Lembaga (K/L) dalam mendukung kegiatan YHP Indonesia sebagai piloting RAN PIJAR tersebut. Pertemuan ini dibuka oleh Drg. Agus Suprapto, M.Kes., selaku Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan (Deputi III) Kemenko PMK dan dihadiri oleh Dini Widiastuti (Direktur Eksekutif Plan Indonesia) dan Muhammad Rizky Fauzan (Market Access Scientific Support AstraZeneca Indonesia).
Tidak dapat dimungkiri bahwa kekuatan dan masa depan bangsa bergantung kepada kaum muda saat ini. Memberikan ruang aman dan nyaman kepada mereka mengutarakan pendapat akan menghasilkan perencanaan yang lebih realistis dan tepat guna.
Agus Suprapto menyatakan bahwa kekuatan bangsa ini tidak sepenuhnya ada di lembaga pemerintah dan mitra-mitra pemerintah, namun bagaimana kita menggerakkan kaum muda menjadi komponen utama dalam pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, dalam pertemuan ini, YHP Indonesia menghadirkan empat peer educator (PE) guna menyampaikan pendapatnya terkait harapan kepada RAN PIJAR ke depannya. Hadir juga Silvy – PE Jakarta Barat, Nayla – PE Jakarta Timur, Gita – PE Jakarta Utara, dan Allief – PE Jakarta Selatan.
Sebagai garda depan dalam edukasi pencegahan PTM, para PE telah mengemban tanggung jawab menyebarkan informasi tentang pola hidup sehat kepada teman sebayanya. Per Juni 2022, YHP Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Lentera Anak (YLA) telah memiliki 175 PE terlatih dan 13 guru dan nakes menjadi trainer. Selain itu, sebanyak 18.500 kaum muda dan 1.265 orang tua/pendamping teredukasi.
Menurut kami sebagai peer educator YHP yang melihat langsung bagaimana keadaan di lapangan, edukasi kesehatan sangat penting bagi peningkatan pendidikan Indonesia, serta untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, sekaligussebagai penunjang keberhasilan pembangunan di sebuah daerah,” ujar Allief.
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dan dominan dalam menentukan maju atau mundurnya bangsa. Sementara, edukasi kesehatan sangat penting untuk peningkatan pendidikan Indonesia. Hal ini setidaknya tercermin dari pengalaman yang dirasakan para PE YHP, bahwa dampak edukasi pencegahan PTM yang telah mereka lakukan bisa menjadi pegangan kaum muda dalam menghalangi mereka melakukan perilaku berisiko.
“Dampak tidak hanya terlihat pada teman sebaya, namun guru-guru juga mengakuinya. Oleh karena itu kami berharap ke depannya proyek YHP Indonesia ini dapat direplikasikan di seluruh bagian Indonesia, tidak hanya di DKI Jakarta,” tambah Allief. (***)
Penulis: Annisa A. Hanifa