Plan International turut merasakan duka yang mendalam atas konflik yang terjadi pada 7 Oktober 2023 dan telah menewaskan lebih dari 1.000 warga sipil dan ribuan lainnya terluka. Setidaknya 90 dari korban yang tewas pada konflik tersebut adalah anak-anak.
Oleh karena itu, Plan International mengecam kekerasan yang dilakukan kedua belah pihak dan meminta gencatan senjata secepatnya untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban. Kami juga meminta seluruh pihak yang terlibat konflik untuk memastikan kondisi yang aman dan tidak terganggu bagi bantuan kemanusiaan.
Plan International juga meminta para pihak yang terlibat konflik untuk mematuhi Hukum Kemanusiaan International (International Humanitarian Law) dan melakukan segala daya serta upaya untuk melindungi kehidupan dan hak-hak warga sipil, terutama anak-anak. Karena, warga sipil, khususnya anak-anak harus dilindungi dalam keadaan apapun. Selain itu, Plan International juga meminta para pihak yang berkonflik tidak merusak atau menarget infrastruktur dan sarana umum yang berhubungan dengan aktivitas publik serta aktivitas kemanusiaan.
Sebagai organisasi yang memperjuangkan dunia yang adil dan pemenuhan hak-hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan, kami mendorong masyarakat internasional untuk mengingat bahwa dalam situasi konflik, anak-anak lah yang selalu menanggung penderitaan terdalam dan menjadi korban yang tidak bersalah.
Pada dasarnya, semua anak berhak atas kehidupan yang bebas dari kekerasan dan ketakutan. Hal ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk melindungi hak tersebut.