Perempuan muda di Indonesia menjadi populasi kritis dalam pembangunan, mereka memiliki potensi sekaligus tantangan yang sama besarnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mengestimasikan 64,16 juta kaum muda (23,18% dari total penduduk) pada 2023, di mana 22,94% adalah perempuan usia produktif (16-30 tahun).
World Population Prospects 2024: Summary of Results oleh UN pada Juli 2024 memprediksi jumlah populasi perempuan usia produktif (15-49 tahun) akan terus meningkat dan mencapai puncaknya pada akhir 2050, sebesar 2,2 miliar di seluruh dunia. Peningkatan ini dapat menjadi kekuatan pembangunan jika negaranegara berinvestasi pada potensi perempuan, terutama melalui pendidikan dan peningkatan usia pernikahan yang berdampak positif pada kesehatan, pendidikan, dan partisipasi kerja perempuan.
Di Indonesia, perempuan muda masih mengalami berbagai tantangan dan hambatan struktural maupun kultural untuk mencapai potensi terbaiknya. Angka perkawinan anak, kekerasan seksual, putus sekolah, pekerja anak yang saat ini masih mengkhawatirkan akan diperparah oleh kemiskinan, krisis kesehatan, disrupsi teknologi, dan perubahan iklim global. Hal ini mendorong urgensi untuk mendukung anak dan perempuan muda untuk keluar dari masalah yang sedang dan akan dialami.
Di saat yang bersamaan, ada kebutuhan yang sama mendesaknya yakni: melihat potensi dan agensi perempuan muda untuk menjadi pemimpin dalam menciptakan perubahan. Yayasan Plan Internasional Indonesia (Plan Indonesia) berupaya untuk memberikan ruang bagi anak perempuan dan perempuan muda untuk dapat mencapai potensi terbaiknya dan memimpin melalui berbagai kampanye: Girls Takeover (GTO), Girls Leadership Programme (GLP), dan Girls Leadership Academy (GLA).
Melalui ketiga kampanye tersebut, kami berusaha memberikan ruang belajar, berekspresi, dan berjejaring yang aman dan inklusif bagi perempuan muda dengan berbagai identitasnya. Selain itu, memberikan dukungan dan kesempatan untuk mereka merealisasikan inisiatif yang bisa memberikan dampak bagi komunitasnya.
Harapannya, perempuan muda bisa menjadi lebih percaya diri, menyuarakan aspirasi, memimpin, menginspirasi, hingga melakukan aksi nyata sebagai agen perubahan. Upaya-upaya ini dibutuhkan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), sekaligus memastikan tidak ada satupun yang tertinggal (no one left behind). Perjalanan Plan Indonesia dalam upaya-upaya tersebut dapat dibaca dalam buku ini, sekaligus sebagai dokumentasi kepemimpinan perempuan muda di Indonesia. Selamat membaca!
Plan Indonesia Youth Leaders Journey Yayasan Jurnal Perempuan