
Sore itu, Yanti (18 tahun), bersama teman-temannya baru saja tiba di Stadion Kobelete, Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT). Hampir seminggu sudah mereka berlatih bersama.
Mereka baru saja mendapatkan kabar bahwa Yanti dan empat pemain Girls Football Plan Indonesia lainnya akan mewakili NTT, menjadi bagian tim sepakbola perempuan NTT, di turnamen sepak bola perempuan, Pertiwi Cup, yang diselenggarakan oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) di Bandung.
Ini merupakan kesempatan pertama bagi sejumlah personel tim Girls Football turut ikut serta mewakili NTT di ajang Pertiwi Cup 2022. Selain Yanti, terdapat empat anak perempuan lainnya, yakni, Renti, Fantri, Tanti dan Yudit. Mereka terpilih dari sekian banyak anggota Girls Football yang ada.
Meski demikian, Pertiwi Cup 2022 bukanlah keikutsertaan pertama bagi Tim Girls Footbal dalam turnamen sepakbola. Sebelumnya, mereka juga pernah mengikuti turnamen yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada tahun 2019. Dalam kompetisi tersebut, Yanti dan teman-temannya tergabung dalam Tim Girls Football Plan Indonesia, dan sempat bermain hingga babak 16 besar sebelum dikalahkan oleh Tim DKI Jakarta lewat adu penalti. Di babak penyisihan, Tim Girls Football mengalahkan Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Timur, dan menjadi juara grup.
Sepakbola dan berkampanye
Yanti dan teman-temannya merupakan anak-anak binaan Girls Football Project, yang diinisiasi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) sejak tahun 2017. Girls Football Project merupakan bagian dari salah satu program Plan Indonesia, yaitu kesehatan seksual dan reproduksi remaja. Sepakbola menjadi media untuk mengampanyekan perilaku berisiko bagi remaja yang sebagian besar adalah remaja perempuan.
Bekerja sama dengan PSSI, dan Asosiasi Sepak Bola Kabupaten (Askab) TTS, Plan Indonesia melaksanakan proyek ini di 20 sekolah di TTS dan 10 sekolah di Kabupaten Timor Tengah Utara. Selain sepakbola, lewat proyek ini anak muda dibekali peningkatan kapasitas terkait perilaku berisiko, seperti bullying, penggunaan internet yang negatif, seks tidak aman pada usia anak, penggunaan narkoba, merokok, kekerasan dalam berpacaran.
Yanti, anak bungsu dari empat orang bersaudara ini berkisah terkait pengalamannya menjadi bagian dari Girls Football Project sekaligus manfaat yang diperolehnya, seperti kesehatan, terhindar dari perilaku berisiko, banyak teman, dan lebih percaya diri.
“Menjadi bagian dari Girls Football Project, sangat menyenangkan. Selain itu, hal yang paling utama itu pastinya sehat, mendapat banyak teman, dan secara mental menjadi lebih percaya diri tampil di depan banyak orang,” kata Yanti.
Kebanggaan
Tidak hanya sampai di situ, keterlibatannya dalam Girls Football juga telah memberikan Yanti kesempatan hadir di Summit on Girls yang diselenggarakan oleh Departemen Influencing Plan Indonesia, tahun 2019 di Jakarta. Ia diundang sebagai salah seorang anak perempuan yang menginspirasi banyak teman di sekitarnya. “Bangga bisa menyenangkan orangtua, mereka sangat senang dan mendukung,” ungkap Yanti
Tidak hanya Yanti, salah seorang rekannya, Renti (17 tahun), memiliki perasaan yang sama, ia sangat bangga dan bersemangat bisa sampai di merah prestasi bersama rekan-rekannya di Girls Football. Renti menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak, terutama Plan Indonesia yang sudah membimbing mereka dari tahun 2017 hingga 2019 dan bisa mengikuti turnamen skala nasional. “Saya sudah bergabung dengan Girls Football Project sejak saya masih kelas 1 SMP kini saya sudah SMA kelas 2,” jelas Renti.
Berkegiatan dengan Plan, lanjut dia, adalah hal yang sangat seru. Sebab, hal itu memungkinkannya mendapat banyak pengalaman dan teman, serta yang terpenting adalah terhindar dari perilaku berisiko di kalangan kaum muda. “Terima kasih untuk semua pihak yang sudah membantu kami terutama Plan Indonesia,” pungkas Renti.

Hal senada juga disampaikan oleh pelatih sekaligus pendamping Yanti dan teman-temannya ketika mengikuti turnamen Kemenpora Cup 2019 dan Pertiwi Cup 2022, Coach Lakman, demikian sapaan akrabnya. Pelatih yang memiliki nama lengkap Lakman Selan ini berterima kasih atas dukungan dan perhatian dari semua pihak, termasuk Plan Indonesia, kepada anak-anak untuk berkembang. Tidak hanya keterampilan bermain bola, dengan dukungan tersebut, mental dan pengetahuan mereka pun semakin baik sehingga bisa berkesempatan bertanding di turnamen nasional.
Coach Lakman juga mengungkapkan, selama pandemik COVID-19, atau kurang lebih selama dua tahun, sesungguhnya tim ini tidak berlatih bersama. Namun, hal itu tak menyurutkan semangat para pemain.
“Mereka tetap berlatih secara individu, ini hal yang luar biasa,” ungkap Coach Lakman.
Oleh karena itu, dia kembali menyampaikan terima kasih kepada Plan Indonesia yang sudah memulai, dan semua pihak yang ikut mendukung tim yang diasuhnya.
“Semoga Pertiwi Cup ini bukan yang terakhir, tetapi merupakan awal perkembangan sepakbola anak perempuan di NTT. Kita punya masa depan yang baik, mari kita terus berlatih dan terus berlatih,” tandas Coach Lakman.
Ditulis Oleh: Agus Haru | Editor: Muhamad Burhanudin