Pandemik COVID-19 tidak hanya berdampak pada kehidupan orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Pembatasan fisik dan pembelajaran jarak jauh menyebabkan anak lebih banyak menghabiskan waktunya secara daring.
Anak menjadi lebih rentan terhadap berbagai bahaya yang terjadi di ranah daring, salah satunya eksploitasi seksual
Laporan kasus eksploitasi seksual anak online yang diterima NCMEC (National Center for Missing and Exploited Children) dari Maret 2020 (awal physical distancing secara global) hingga April 2020 meningkat dua juta laporan (Forbes, 2020).
Situasi tersebut mendorong aliansi Down to Zero melakukan pemetaan terhadap kerentanan anak dari bahaya eksploitasi seksual anak online di masa pandemi COVID-19. Dengan pendekatan kuantitatif, aliansi Down to Zero melakukan wawancara terhadap anak di empat wilayah kerja Down to Zero: DKI Jakarta, Batam, Lombok dan Surabaya