Ada suasana yang berbeda pagi itu di salah satu Madrasah Aliyah (MA) yang berada di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sejumlah anak berkerumun membanjiri aula sekolah. Bukan untuk kegiatan belajar, melainkan untuk berbelanja di “Pasar Kaget”.
Beberapa pedagang juga terlihat sibuk menjajakan barang-barang kebutuhan kebersihan diri, seperti handuk, sampo, sikat dan pasta gigi, sabun mandi, dan pembalut di meja yang telah disediakan. Suara riang anak-anak pun terdengar dari segala sisi. Mereka asyik berbelanja dengan voucher yang telah diberikan sebelumnya.
Ya, hari itu murid-murid mendapat bantuan non-tunai berupa Cash Voucher Assistance (CVA) dari Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia). Kegiatan ini merupakan bagian dari serial “Pasar Kaget” yang diselenggarakan Plan Indonesia selama 4 hari berturut-turut di 5 sekolah terdampak gempa di Kabupaten Cianjur, mulai 30 Januari hingga 2 Februari 2023. Dalam kegiatan tersebut, Plan Indonesia membagikan voucher belanja senilai Rp200.000 yang bisa ditukarkan dengan kebutuhan alat kebersihan diri.
“Saya senang sekali dan berterima kasih atas kedatangan Yayasan Plan Internasional Indonesia di sekolah, karena saya jadi bisa membeli alat-alat kebersihan. Enaknya lagi kita bisa pilih barang yang sesuai kebutuhan dan bisa sekalian nawar ke pedagangnya langsung,” tutur Eva, salah seorang murid yang ikut berpartisipasi.
Sekolah ini turut terdampak gempa bumi Cianjur yang terjadi November silam. Meski bangunan sekolah masih berdiri tegak, namun sejumlah retakan terjadi di dinding-dinding sekolah. Hal tersebut menimbulkan kecemasan tersendiri bagi warga sekolah, khususnya para murid. Mereka pun belum dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) secara maksimal.
“Murid-murid sangat terbantu untuk kebutuhan sanitasi seperti sabun, sampo, dan terutama alat kebersihan pribadi bagi anak perempuan. Karena di sini kan mereka tinggal di asrama, jadi jauh dari orangtua,” tutur Deuis Susanti selaku Kepala Sekolah.
Bagi penyintas gempa Cianjur, model penyaluran bantuan yang dikerjakan Plan Indonesia melalui Emergency Response Team memberikan atmosfer baru. Jika biasanya bantuan yang diberikan berupa uang atau barang, maka Plan Indonesia memberikannya dalam bentuk Cash & Voucher Assistance (CVA), atau bantuan non-tunai berupa voucher. Voucher dalam program ini dapat dibelanjakan oleh peserta program di suatu toko/pasar yang diorganisir oleh Plan Indonesia, bekerja sama dengan sejumlah pedagang lokal dan relawan.
Koordinator CVA Emergency Response Team Plan Indonesia, Astrid Supadi mengatakan, melalui bantuan non-tunai berbentuk voucher ini diharapkan nak-anak dapat pulih dari dampak psikologis bencana melalui interaksi dalam “pasar kaget”.
“Mereka juga lebih punya banyak pilihan dalam menentukan barang-barang yang dibutuhkan. Bisa tawar-menawar jika dirasa barang yang diinginkan harganya lebih mahal atau mungkin bisa pindah ke pedagan lain yang harganya lebih masuk,” ungkapnya
Selain warga sekolah, para pedagang turut merasakan manfaat dari program Plan Indonesia. Usaha mereka bangkit dan perekonomian lokal pun kembali bergeliat pasca bencana.
“Alhamdulillah dengan adanya acara ini kita ikut membantu perekonomian juga. Apalagi kita berjualan selama 4 hari berturut-turut, jadi lumayanlah pemasukannya. Kita juga jadi senang karena ramai, ngumpul-ngumpul begini jadi hilang rasa sedih dan takut karena gempa kemarin,” ungkap Dyah, salah seorang pedagang yang berpartisipasi.
Tentang Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia)
Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada 2017. Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Kami juga bekerja bersama kaum muda, untuk memastikan partisipasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan terkait hidup mereka.
Sebagai bagian dari Plan International Inc., Plan Indonesia memiliki program utama terkait sponsor bagi anak. Plan Indonesia telah membina 36 ribu anak perempuan dan laki-laki di Nusa Tenggara Timur, dengan lima komitmen untuk memenuhi hak dasar mereka, yaitu hak atas akta kelahiran, vaksin dasar, air bersih, sanitasi, dan kebersihan, juga pendidikan.
Plan Indonesia bekerja pada delapan provinsi melalui tujuh program tematik, yaitu Pencegahan Gagal Tumbuh Anak, Penghapusan Kekerasan terhadap Anak dan Kaum Muda, Kesehatan Remaja, Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan Kaum Muda, Sekolah Tangguh, Kesiapsiagaan Bencana dan Respons Kemanusiaan yang Responsif Gender, juga Resiliensi Iklim yang Dipimipin oleh Kaum Muda. Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan, agensi, dan gerakan sosial yang melibatkan dan menargetkan agar 3 juta anak perempuan mendapatkan kekuatan yang setara, kebebasan yang setara, dan representasi yang setara.
Informasi lebih lanjut: plan-international.or.id
Narahubung media:
Muhammad Reysa,
Programme Communication Specialist
Yayasan Plan International Indonesia
HP: 0853-4295-5021; Email: muhammad.reysa@plan-international.org