“Plan membantu
saya lebih berani mengeksplorasi potensi diri agar bisa lebih unggul meskipun
saya seorang perempuan.”
Nurul Indriyani, kelahiran 17 Mei 1997, adalah seorang aktivis tangguh yang
mengkampanyekan gerakan pencegahan praktik pernikahan anak dan gerakan hak anak
perempuan di Indonesia. Banyak prestasinya dalam kampanye tersebut. Ia juga
berkomitmen untuk terus berjuang.
Nurul memulai kampanye pencegahan praktik pernikahan anak di desanya di
Grobogan, Jawa Tengah, daerah yang memiliki tingkat perkawinan anak yang
tinggi. Pengalaman ibunya dengan praktik pernikahan anak yang menyebabkan sang
ibu kehilangan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan formal dan informal
telah membukakan mata Nurul terhadap dampak buruk pernikahan anak. Oleh karena
itu, ia bertekad agar dirinya dan kaum perempuan muda lainnya dapat terhindar
dari praktik ini. Bersama teman-temannya, ia menjadi anggota kelompok kampanye
di Grobogan yang berupaya mencegah pernikahan anak dan melakukan penelitian
dampaknya, serta membuat sejumlah film untuk meningkatkan kesadaran akan
isu-isu ini.
Nurul mulai berkenalan dengan Plan International Indonesia pada tahun 2004,
saat ia disponsori oleh Plan International Indonesia. Karena komitmennya, ia
terpilih menjadi duta bagi gerakan hak asasi perempuan dari Plan for the Plan
for Children, ‘Because I Am A Girl’ (BIAAG). Sebagai Duta BIAAG, Nurul
berkesempatan memaparkan kampanyenya di tingkat internasional, yakni di kantor
PBB, New York, sebagai perwakilan anak-anak Indonesia di sebuah sesi di Hari
Perempuan Internasional pada bulan Oktober 2012. Ia adalah satu-satunya anak
perempuan di sesi ini yang berbicara tentang hak anak perempuan di seluruh
dunia dalam hal pendidikan.
Atas prestasi tersebut ia dianugrahi penghargaan dari Linda Gumelar, Menteri
Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia, di Hari Anak
Internasional pada bulan Agustus 2012. Nurul kembali mendapat kesempatan
berpartisipasi dalam “Malala Day” di New York pada bulan Juli 2013. Saat itu
seorang campaigner muda, Malala Yousafzai, mempresentasikan
sebuah ‘Ajakan untuk Bertindak’ dalam pendidikan di Majelis Umum PBB.
Saat ini Nurul tercatat sebagai mahasiswa jurusan Hubungan Masyarakat di Universitas
Diponegoro dan masih terlibat dalam kegiatan hak anak perempuan. Ia dan
teman-temannya melakukan sosialisasi kampanye dan mulai mengundang kaum
perempuan muda di desa untuk bergabung dalam kelompok kampanye mereka. Nurul
percaya bahwa pelibatan kaum perempuan muda dalam kegiatan-kegiatan yang
produktif akan mencegah pernikahan dini.
Ia juga masih terus membuat produksi film bersama: yang terbaru berjudul
“KITA BERBEDA” (“KAMI BERBEDA”). Film ini menceritakan
bagaimana orang-orang di desa memandang dirinya dan teman-temannya secara
berbeda karena kampanye mereka. Film itu akan ditayangkan pada bulan Agustus
2017 di Bioskop Remaja di desa itu dalam perayaaan Hari Pemuda Internasional.
Pada tahun 2016 Nurul terpilih menjadi pelopor pemuda nasional dan dianugerahi
penghargaan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga RI. Ia juga diundang dalam diskusi
antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Swedia tentang mengakhiri
penganiayaan anak pada bulan Mei 2017.
- TENTANG KAMI
- Profil Organisasi
- Mitra Kami
- Laporan TahunanMelalui laporan tahunan, Plan Indonesia berupaya untuk menyampaikan pencapaian, ungkapan terima kasih bagi seluruh mitra kami, serta bentuk transparansi kami kepada seluruh pendukung kami.
- UPAYA KAMI
- AYO TERLIBAT!
- PUBLIKASI
- MERCHANDISE