Banyak anak muda terkena PTM (Penyakit Tidak Menular). Salah satu penyebabnya adalah karena tindakan-tindakan atau gaya hidup berisiko, seperti merokok, diet kurang sehat, konsumsi alkohol dan narkoba, dan kurang aktivitas fisik. Akibatnya, kesehatan mereka terganggu.
Oleh karena itu, Plan Indonesia membuat YHP (Young Health Programme) atau Program kesehatan kaum muda. Program ini dibuat untuk mempromosikan pencegahan PTM dan tindakan-tindakan berisiko pada anak muda. Ini sesuai dengan tujuan dan upaya kami untuk mendukung anak dan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Saat Plan Indonesia mengadakan kegiatan YHP, mereka berkolaborasi dengan GAGAS (Yayasan Galang Anak Semesta) di Mataram dan YLA (Yayasan Lentera Anak) di Kabupaten Bogor dan Jakarta Selatan.
Sebagai solusi untuk memecahkan masalah kesehatan pada anak muda,Plan Indonesia mengadakan National Peer Educator Network (Jaringan Pendidik Warga Nasional)sebagai bagian proyek YHP.Tujuan acara ini dibentuk adalah memberikan pengalaman praktik sebagai Peer Educators (Pendidik sebaya) kebijakan isu kesehatan anak muda.Kegiatan ini diadakan hari Jumat-Senin, 13-16 September 2019 di Citra Cikopo Hotel, Bogor, Jawa Barat.
Ada 42 peserta yang ikut. Masing-masing dari lembaga mitra kerja YHP, YLA dan GAGAS. Mereka mengikuti banyak aktivitas yang berkaitan dengan kesehatan, anak muda, dan advokasi. Di hari pertama, acara dimulai dengan Safeguarding Child Protection Briefing (Perlindungan anak). Pengarahan ini diadakan supaya mereka bisa belajar melindungi anak-anak dari PTM dan kegiatan-kegiatan berisiko.
Di hari kedua, para peserta mempelajari kesehatan remaja dan PTM. Kegiatan ini bersifat promotif, preventif, kuratif, dan mempunyai kualitas unit layanan ramah remaja, karena banyak risiko yang terjadi jika para remaja tidak menjaga kesehatan dengan baik. Lalu, ada kegiatan debat Global Health Issues—Isu-isu kesehatan global dan Youth and NCD (Non-Communicable Disease). Dalam sesi, dijelaskan beberapa jenis PTM, di antaranya adalah penyakit jantung, stroke, diabetes, kanker, dan kesehatan jiwa.
Di hari ketiga, ada materi partisipasi anak dan kaum muda yang bermakna.Ini penting sekali untuk dipelajari, karena anak-anak dan kaum muda perlu berpartisipasi dalam kegiatan berdasarkan kemampuan yang mereka miliki, apalagi kegiatan Plan Indonesia. Lalu ada pelatihan advokasi—kegiatan memersuasi masyarakat untuk melakukan hal penting untuk membuat negara lebih baik—agar semua peserta mampu bertindak dengan kepentingan meningkatkan keadilan dan ketentraman negara.
Secara keseluruhan, National Peer Educator Network ini sangat bermanfaat bagi yang ingin menjadi Peer Educator kesehatan. Harapan kami setelah kegiatan ini selesai, kapasitas Peer Educators meningkat secara global, nasional, dan lokal. Mereka akan menjadi advokator yang bertugas mengumandangkan isu kesehatan di lingkungan mereka masing-masing. Kami juga ingin National Peer Educator Network menjadi fasilitator Local Peer Educator Advocacy Training (Pelatihan Advokasi Pendidik Lokal).
******
Oleh: Fairuz Nurul Izzah