Perempuan muda yang kerap dipanggil Maria ini kegiatan sehari-harinya adalah mengurus rumah tangga dan ternak. Setiap pagi, Maria pergi ke kebun untuk memberi makan sapi. Sepulangnya dari kebun, ia kemudian mengurus anak dan suaminya sebelum pergi bekerja. Perempuan kelahiran 25 tahun silam yang merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara ini, merupakan alumni dari SMA Pelita Karya Kefamenanu yang menyukai mata pelajaran IPA. Pada akhir minggu, Maria selalu menyempatkan untuk pergi ke gereja untuk beribadah.
Perannya di rumah sebagai seorang ibu dan istri, tidak menghalanginya untuk bekerja sebagai peternak. Maria bersemangat untuk mengikuti proyek SCILD, ia selalu aktif dalam memberikan masukan dan pendapat kepada teman-temannya. Melalui proyek SCILD, Maria belajar mengenai pembuatan Suplemen Gula Lontar, cara pemberian dan pengawetan pakan, pembuatan demplot dan hasil analisa usaha ternak.
“Sebelum itu, kami juga peternak. Tapi bedanya contoh sapi, kami biasa ikat 2-3 tahun baru kami jual. setelah ikut program ini, ternyata baru 1 tahun sudah bisa dipasarkan.”
Maria bercerita bahwa di daerahnya, Sebelum mengikuti proyek SCILD, Maria bercerita bahwa di daerahnya biasanya tidak membuat kandang sehingga sapi hanya diikat di pohon. Setelah mengikuti proyek SCILD, Maria belajar mengenai pembuatan demplot untuk ternak sehingga ternak dapat diberikan makan di dalam kandang. Ketika
musim kemarau dimana daun-daun sudah mengering, Maria dan kelompoknya tetap dapat memberi makan ternak karena sudah mengetahui cara fermentasi pakan yang diajarkan dalam proyek SCILD.
Keuntungan lain yang didapatkan Maria adalah pengetahuan tentang cara berbisnis ternak. “Sebelumnya, ketika orang punya sapi cuma tahu dikasih 1 juta. Tapi lewat program ini bisa dapat keuntungan sampai 2 juta lebih.” katanya. Keuntungan yang didapatkan ini dijadikan modal untuk Maria membeli babi dan kambing serta pakan untuk ternak barunya hingga saat ini.
“Harapan Saya ke depan lewat memelihara babi dan kambing itu bisa menjual untuk menyekolahkan anak saya yang ada di PAUD.”
Dalam mengikuti Proyek SCILD, Maria merupakan anggota kelompok yang selalu berperan aktif dalam segala hal. Tak hanya itu, setelah mengikuti proyek ini, Maria dapat membantu suami untuk memberi makan sapi dan menabung untuk masa depan anaknya dari hasil keuntungan. Selain itu, Maria juga dapat membeli benang untuk membuat tenun ikat. Maria berharap agar Yayasan Plan International Indonesia dapat selalu bekerja sama dengannya dalam hal merawat sapi sampai proses penjualan.