Jakarta, 6 Oktober 2022 – Lanskap dunia kerja terus berubah setelah pandemi COVID-19 dan kesiapan kerja masyarakat Indonesia akan terus dipertaruhkan. Upaya bersama untuk mempelajari keterampilan baru (reskilling) menjadi semakin penting dari sebelumnya karena 17 dari 100 orang pada rentang usia 15 – 24 tahun diprediksi akan kehilangan pekerjaan pada tahun 2022 (Badan Pusat Statistik).
Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) berusaha menjawab tantangan ini melalui proyek ‘Bridges to the Future: ASEAN Youth Employment’. Sejak 2020, organisasi ini telah melaksanakan program untuk kaum muda (18 – 29 tahun) yang terdampak pandemi COVID-19 di area Jabodetabek, dengan dukungan dari Google.org, lengan filantropi Google, serta melalui kemitraan dengan ASEAN Foundation.
Seiring dengan berakhirnya program tersebut, di acara ‘Reinventing You(th)’ hari ini, Plan Indonesia mengumumkan bahwa 6.096 kaum muda telah menerima manfaat dari program Bridges to the Future. Para talenta muda mengakses pelatihan soft skill dan technical skill, mentoring dan career coaching, dukungan psikososial, serta dukungan kerja tanpa biaya. Selain itu, sebanyak 4.342 kaum muda telah menerima pelatihan soft skill dan technical skill sampai dengan Agustus 2022, dan 1.549 peserta telah mendapatkan pekerjaan berkat bantuan program ini.
Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia, menyampaikan pentingnya kolaborasi multisektoral agar kaum muda memiliki akses yang setara untuk mendapatkan pekerjaan. Ia juga menyebutkan bahwa kombinasi antara pelatihan keterampilan dan mentoring kesiapan kerja menjadi salah satu kunci dalam meningkatkan kemampuan kerja kaum muda, khususnya perempuan dan penyandang disabilitas.
“Plan Indonesia mendorong setiap pemangku kepentingan untuk bekerja sama dan menciptakan akses kerja yang inklusif dan setara bagi kaum muda. Kita tidak boleh berhenti di sini dan harus terus memastikan dukungan bahkan di waktu yang akan datang,” Dini menegaskan.
Sementara itu, Marija Ralic, Lead Google.org, Google APAC, menekankan pentingnya penggunaan teknologi dalam setiap upaya reskilling.
“Inisiatif yang membantu kaum muda mempelajari cara menggunakan alat-alat digital agar tetap relevan sehingga dapat memanfaatkan potensi mereka secara maksimal sangat dibutuhkan. Kami sangat bersyukur karena lebih dari 6.000 kaum muda di Jabodetabek telah menerima manfaat dari inisiatif ini, yang dijalankan oleh Plan Indonesia dengan kemitraan bersama ASEAN Foundation. Kami telah melihat bagaimana kaum muda mengembangkan soft skill dan technical skill mereka melalui program ini,” ucap Marija.
Dr. Yang Mee Eng, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation mengatakan, “Dukungan bagi talenta muda semakin penting agar mereka dapat menjadi generasi yang memimpin di ASEAN.”
Manfaat yang diperoleh talenta muda
Dua Brightees–sebutan untuk partisipan program Bridges to the Future–memberikan apresiasinya terhadap program ini. Dea (21) menjelaskan bahwa BTF telah membantunya bersiap menghadapi masa depan.
“Ketika saya bergabung di program ini, saya tidak punya kemampuan yang mumpuni untuk menyiapkan masa depan saya. Bahkan di tahun terakhir kuliah, saya tidak tahu cara menulis CV yang baik. Tapi, sekarang saya mulai mengetahui apa yang saya inginkan, apa yang bisa saya perbaiki, apa yang harus saya siapkan, dan bagaimana mencapai tujuan saya (melalui BTF),” ungkap Dina.
Ravindra (23), Brightee yang memiliki disabilitas netra, mengatakan bahwa kepercayaan dirinya bertambah setelah bergabung dengan komunitas ini. “Orang-orang melihat saya secara berbeda karena saya memiliki disabilitas netra. Tapi hal itu tidak saya alami saat saya berada di komunitas BTF. Di sini, saya mendapatkan peluang yang setara (untuk tumbuh), dan termotivasi untuk menunjukkan bahwa saya memiliki kompetensi (untuk bersaing dengan yang lainnya),” ucapnya.
Dengan berakhirnya Bridges to the Future, kaum muda didorong untuk memanfaatkan setiap pengetahuan dan jaringan yang telah mereka dapatkan dari program ini. Untuk informasi lebih lanjut mengenai perjalanan mereka dan inisiatif Youth Employment & Entrepreneurship dari Plan Indonesia, silakan kunjungi Instagram.com/@kitakerja.id.
—
Mengenai Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia)
Plan International telah berkarya di Indonesia sejak 1969 dan secara resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada 2017. Kami berusaha berjuang memenuhi hak anak-anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Plan Indonesia melaksanakan kegiatannya melalui empat program: Child Protection and Development, Youth Health and Agency, Youth Employment and Entrepreneurship, serta Disaster Preparedness and Humanitarian Response. Kami beroperasi di tujuh provinsi, yang mencakup Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, dengan target memberdayakan 1 juta anak perempuan. Selain itu, Plan Indonesia juga membina 36 ribu anak perempuan dan laki-laki di Nusa Tenggara Timur. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi plan-international.or.id.
Mengenai ASEAN Foundation
Tiga dekade setelah ASEAN didirikan, para pemimpin ASEAN menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam hal kesejahteraan bersama, kesadaran mengenai ASEAN, dan koneksi antara masyarakat ASEAN. Berlandaskan hal tersebut, para pemimpin ASEAN mendirikan ASEAN Foundation pada Pertemuan Peringatan Hari Jadi ASEAN ke-30 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 15 Desember 1997.
ASEAN Foundation adalah organisasi dari dan untuk masyarakat ASEAN. ASEAN Foundation berdiri karena satu visi: membangun masyarakat ASEAN yang bersatu dan sejahtera. Sebagai bagian dari ASEAN, ASEAN Foundation memiliki tugas mendukung ASEAN, terutama dalam memajukan kesadaran, identitas, interaksi, dan pengembangan masyarakat ASEAN. Untuk info lebih lanjut mengenai ASEAN Foundation, silakan kunjungi: www.aseanfoundation.org
Mengenai Google.org
Google.org, lengan filantropi Google, mendukung organisasi nirlaba dan lainnya yang melakukan inovasi untuk menangani isu kemanusiaan. Google.org didirikan untuk mendukung organisasi dalam mencari, bereksperimen, dan membangun gagasan untuk mengubah dunia menjadi lebih baik, dan saat ini, Google.org terus melakukan pendekatan iteratif dalam hal filantropi. Google.org memberikan dukungan untuk tindakan yang dapat memiliki dampak yang terukur terhadap isu lokal, regional, dan global, serta mengerahkan karyawan Google dalam mendukung upaya tersebut dengan satu tujuan, yakni menciptakan dunia yang lebih baik dan lebih cepat. Di Google.org, kami mencari dan mendukung organisasi yang berinovasi dan menggunakan teknologi untuk menghadapi tantangan-tantangan terbesar di dunia.
Kontak Media:
Masajeng Rahmiasri (Ajeng) | Programme Communications Specialist
masajeng.rahmiasri@plan-international.org | 08170040274