Banyak masalah anak muda yang terjadi di Indonesia, terutama pada anak perempuan. Banyak orang pikir anak perempuan lemah, tidak berhak sekolah, dan tidak akan bisa seperti anak laki-laki. Tapi mereka salah. Mereka harus belajar kesetaraan gender dan hak anak.
Bagi Plan Indonesia, memperjuangkan kesetaraan gender dan hak anak adalah tujuan utama. Sudah 50 tahun mereka melaksanakan tujuan mereka untuk Indonesia. Karena itu, Sabtu, 21 September 2019, Plan Indonesia mengadakan acara ulang tahunnya yang ke-50 di MAJ Senayan. Di acara ini, ada berbagai sambutan, pembagian penghargaan, launching program baru, dan fashion show dari anak-anak Glowing Star Academy.
Diiringi lagu “Aku Indonesia” oleh Shanna Shannon, anak-anak Glowing Star bergaya dengan tas dan syal yang dilukis oleh anak-anak di Nagekeo, NTT. Anak-anak Glowing Star memiliki autisme dan down syndrome. Sebagai anak berkebutuhan khusus, saya bangga dengan kemampuan modeling yang mereka miliki. Ada kelebihan di balik kekurangan mereka. Saya juga suka lukisan di masing-masing tas dan selendang yang mereka pakai.
Setelah fashion show selesai, Dina Chaerani dan Tommy Ristanto sebagai pembawa acara mewawancarai lima anak. Dua diantaranya dari Glowing Star. Di wawancara itu, dua anak Glowing Star menunjukan syal yang mereka pakai. Salah satu syal mereka bergambar anak perempuan yang memakai payung. Mengagumkannya, anak Glowing Star yang memakai syal tersebut menjelaskan, bahwa anak perempuan perlu dilindungi dari kekerasan, perkawinan anak, dan pekerja usia anak.
Selain mereka, ada Jaimee Maulana, Sahabat Plan sekaligus designer muda yang mengajari anak-anak Nagekeo melukis dengan tema kesetaraan gender, karena ia percaya dengan kesetaraan gender dan hak anak. Salah satu anak yang ia ajari adalah Galang, yang menggambar anak perempuan memperbaiki mobil. Hebatnya, anak 8 tahun ini menjelaskan makna dari gambar yang ia buat, yaitu anak perempuan bisa melakukan kegiatan yang biasa dilakukan anak laki-laki. Shanna Shannon pun ikut diwawancara. Ia adalah penyanyi, sekaligus duta Plan Indonesia. Perempuan 13 tahun ini juga mendukung kesetaraan gender dan anak. Saya senang mendengar wawancara kelima anak ini.
Menurut saya, fashion show dan wawancara kelima anak hebat ini adalah hal paling berharga di acara ulang tahun ke 50 Plan Indonesia. Karena anak-anak autisme bisa menjadi model. Selain itu, aksesoris buatan anak-anak Nagekeo yang dipakai para model menunjukkan kesetaraan gender dan hak anak. Saya harap, setelah 50 tahun Plan Indonesia berdiri, masyarakat dapat mengerti kalau anak-anak perempuan berhak sekolah, sekuat laki-laki, dan bisa meraih mimpi, karena mau bagaimanapun, girls and boys are equal.
Oleh: Fairuz Izzah