Sebagai sebuah organisasi pengembangan masyarakat dan kemanusiaan yang berfokus pada pemenuhan hak anak dan kesetaraan anak perempuan, Plan Indonesia baru saja melaksanakan workshop menggambar bagi anak-anak di salah satu sekolah di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Kegiatan ini merupakan salah satu wadah untuk membangun kreatifitas anak-anak dalam menyalurkan perasaan atau suasana hati mereka lewat gambar.
Siang itu, duduk 20 anak-anak di salah satu kelas yang disiapkan oleh bapak Kepala Sekolah bersama ibu dan bapak guru. Kami memasuki kelas tersebut dan langsung disambut dengan teriakan “Selamat siang pak dan ibu,” kata mereka secara bersama-sama sambil tersenyum. Kamipun ikutan semangat dan membalas dengan “Selamat siang adik-adik.”
Adik-adik sudah tahu hari ini kita akan buat apa? Kata ibu Jani sebagai fasilitator yang akan memandu kegiatan. “Menggambar,” kata mereka secara beramai-ramai.
20 orang anak ini adalah anak-anak dampingan Plan Indonesia yang tersebar di beberapa dusun yang merupakan area dampingan Plan Indonesia. Kegiatan menggambar merupakan sebuah kegiatan yang diharapkan bisa melatih anak-anak untuk berimajinasi dan juga bisa memanfaatkan waktu luang mereka di sekolah untuk menuangkan ide-ide mereka.
Diawali dengan sambutan hangat dari Kepala Sekolah, Yoel Talan, ia menyampaikan terima kasih kepada tim dari Plan Indonesia yang sudah berinisiatif mengunjungi sekolahnya untuk melaksanakan kegiatan menggambar bersama anak-anak.
Usai sambutan dari bapak kepala sekolah, kegiatan menggambar langsung dipandu oleh Ibu Jani dan Jaimee yang didampingi langsung oleh ibunya dan Wahyudi Tanjung staf Plan Indonesia . Diawali dengan memperkenalkan diri bagi masing-masing peserta melalui gambar, dilanjutkan oleh Jaimee untuk memperkenalkan beberapa aliran seni lukis.
Antusias dari adik-adik peserta sangat luar biasa membuat fasilitator semakin semangat untuk memandu jalannya kegiatan. Mereka diberikan kesempatan menggambar apa saja yang mereka pikirkan, baik terkait lingkungan, hobi, cita-cita dan lain-lain.
Salah satu peserta yang memiliki cerita unik adalah Marya, ia menceritakan tentang seorang anak yang sangat percaya diri, ketika ada teman-teman yang mengatakan; “Ih, kamu gendut.” dia bisa langsung membalas dengan berkata; “Tidak apa-apa, kan saya cantik.” Gambaran seorang anak perempuan yang berani dan sangat yakin dengan dirinya sendiri, bahwa meskipun dia perempuan dan sering dibilang lemah, namun ia tetap tegar dan berpendapat bahwa perempuan harus bisa melakukan apapun tanpa dihalangi oleh siapapun.
“Sebelumnya saya tidak biasa menggambar tapi hari ini saya beranikan diri untuk menggambar, senang bisa bertemu Kakak Jaimee dan bisa belajar menggambar,” kata Marya saat mempresentasikan apa maksud dari gambarnya di depan teman-temannya.
Gambar Marya yang tersaji lewat ide ceritanya yang terlihat luar biasa menggambarkan bahwa siapa saja bisa menuangkan rasa lewat gambar, tidak peduli apa kata orang lain, tidak peduli laki-laki atau perempuan. Demikian pula dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak harus diberikan ruang untuk menuangkan kreatifitasnya tanpa memandang anak laki-laki atau anak perempuan.
Oleh: Agus Haru