Kupang, 18 November 2024 – Kota Kupang masih menghadapi berbagai tantangan dalam pencapaian sanitasi inklusif. Sehingga, sejak 2023, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) mendukung pengelolaan sampah dan penyusunan rencana pengamanan air minum di Kota Kupang melalui program Water for Women (WfW). Selama dua tahun, WFW telah melibatkan 389 kaum muda, 743 perempuan, dan 127 orang dengan disabilitas.
Pada serah terima penutupan program Kepada Pemerintah Kota Kupang pada hari ini (19/11), Pj Walikota Kupang Linus Lusi, mengungkapkan apresiasinya kepada WfW yang telah berkontribusi besar dalam mewujudkan air bersih dan sanitasi di Kota Kupang yang inklusif dan berketahanan iklim.
“Kota Kupang memiliki tantangan dalam penyediaan air minum yang aman dan berkelanjutan. Sehingga diharapkan dengan upaya-upaya bersama, program WfW ini dapat menjadi solusi tercapainya target air minum yang aman untuk seluruh warga Kupang. Lebih jauh lagi, dengan serah terima ini, kami berharap bisa terus melanjutkan praktik baik di kota ini,” kata Linus.
Herbet Barimbing, Program Manager Plan Indonesia menjelaskan selama ini program WfW juga berkontribusi dalam penyusunan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) Kota Kupang bersama dengan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda AM) Kota Kupang. Rencana ini dapat menjadi panduan dalam penyediaan air minum yang berkualitas, aman, dan berkelanjutan bagi warga Kota Kupang. Dokumen RPAM untuk SPAM Kali Dendeng ini melayani lebih dari 3,000 pelanggan aktif di Kota Kupang.
Manajemen Sampah yang Melibatkan Masyarakat
Program WfW telah mendampingi empat bank sampah unit di Kota Kupang, yaitu Bank Sampah Unit di Kelurahan Maulafa, Naioni, Nefonaek, dan Oebufu dengan total 11.5 ton sampah terkelola. Kami berharap dengan adanya bank sampah unit, kelurahan lainnya juga dapat mereplikasikan praktik baik dari dampingan kami ini, sehingga dapat membantu mengentaskan masalah sampah dan membangun masyarakat Kota Kupang yang tangguh iklim.
Kepala Bappelitbangda Provinsi NTT Dr Alfonsius Theodorus, menyampaikan selain akses air yang inklusif, dalam menghadapi perubahan iklim, Kota Kupang juga sedang menuntaskan masalah sampah dengan melibatkan masyarakat.
“Bank Sampah menjadi kunci pertama untuk pengolahan sampah agar tidak menumpuk di TPA (tempat pembuangan akhir). Selain itu juga, hasil dari bank sampah juga menjadi nilai plus di perekonomian warga,” ujar Alfonsius.
Dalam manajemen sampah, program WFW juga mendorong kesetaraan gender dan keterlibatan kaum muda dan teman disabilitas dengan hampir 40 persen dari tim manajemen sampah adalah perempuan. Rahmat, 28 tahun, merupakan salah satu kaum muda/teman disabilitas yang berperan aktif di bank sampah dampingan program WfW dan Participatory Action Research (PAR).
“PAR membantu dan memampukan kami untuk menggali permasalahan yang ada di sekitar kami, merencanakan dan melakukan aksi bersama. Seperti aksi yang sudah pernah kami lakukan yaitu sosialisasi tentang disabilitas, sosialisasi pengelolaan sampah dan tanam pohon,” jelas Rahmat.
Selama enam tahun implementasi, Program WfW telah memberikan dampak secara langsung pada hampir sembilan ribu orang di Kota Kupang, Kabupaten Manggarai di Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Sumbawa di Nusa Tenggara Barat termasuk kelompok termarjinalkan yakni perempuan, anak perempuan, orang dengan disabilitas, dan lansia. Lebih jauh lagi, sejak 2018, WFW telah berkontribusi dalam pencapaian lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk Kabupaten Manggarai, dan Kabupaten Sumbawa. (***)
Catatan untuk Editor:
Tentang Water for Women (WfW)
Water for Women (WfW) adalah program yang didanai oleh Pemerintah Australia dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas akses air, kebersihan, serta sanitasi komunitas yang berketahanan iklim. Program ini mempromosikan partisipasi aktif anak perempuan, perempuan, serta penyandang disabilitas. Sejak dimulai pada 2018, WfW telah membangun fasilitas toilet inklusif, mendorong penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, hingga mendukung partisipasi aktif perempuan dan Penyandang disabilitas dalam aspek ekonomi dan sosial. Seluruh aktivitas program WfW juga mempertimbangkan aspek ketahanan iklim atau tingkat resiliensi masyarakat dan benda terhadap krisis iklim yang melanda dunia.
Tentang Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia)
Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada 2017. Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Bersama kelompok dan jejaring kaum muda, kami bekerja untuk memastikan partisipasi kaum muda yang bermakna dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Kami juga memobilisasi sumber daya dengan mitra, seperti sektor swasta, lembaga donor, yayasan filantropi, dan donatur individu, untuk memberi dampak lebih luas bagi anak-anak Indonesia.
Plan Indonesia mengimplementasikan aktivitasnya melalui empat buah program, yaitu Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak, Kesehatan Seksual dan Reproduksi Remaja, Keterampilan dan Kesempatan untuk Pemberdayaan Ekonomi Kaum Muda, serta Ketangguhan dan Kemanusiaan. Kami bekerja di 7 provinsi, termasuk di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, dengan target untuk memberdayakan 1 juta anak-anak perempuan. Plan Indonesia juga membina 36 ribu anak di Nusa Tenggara Timur. Info lebih lanjut: plan-international.or.id
Kontak Media
Annisa Hanifa, Programme Communication Specialist
Email: annisa.hanifa@plan-international.org; WA: 081807805393