Sejak Pandemik COVID-19 semakin menyebabkan banyak korban, pemerintah Indonesia mengambil langkah tegas untuk meliburkan sekolah, bahkan hingga meniadakan Ujian Nasional. Naura (18), murid kelas 3 SMA dari Magelang adalah salah satu murid yang terdampak. Akibatnya, berita kelulusan Naura juga datang sebulan lebih cepat.
Naura berencana untuk melanjutkan studinya di fakultas sosial humaniora di Universitas di Solo atau Jogja. Tapi kini, sejak sekolah usai, ia “dituntut” untuk mandiri dalam mempersiapkan diri ke bangku kuliah.
Kami bertanya apa saja kegiatan Naura sehari-hari setelah sekolah usai dan tidak ada kegiatan di luar rumah selama berminggu-minggu. Berikut adalah cerita Naura…
05.00:
Dulu saat masih sekolah, saya selalu bangun pukul 04.30. Namun semenjak sekolah usai, saya jadi tidak perlu bangun sepagi itu karena tidak perlu buru-buru ke sekolah hehehe. Seusai sholat Subuh, saya kadang membantu orang tua menyapu dan mencuci piring.
08.00:
Saya selalu minum air putih hangat untuk menyegarkan tenggorokan di pagi hari. Setelah itu saya mandi dan siap memulai aktivitas.
Semenjak Pandemik COVID-19, semakin banyak informasi yang beredar tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan melalui sosial media dan WhatsApp. Saya selalu mencari tahu kebenaran infonya terlebih dahulu di website Kementerian Kesehatan atau WHO.

09.00
Kalau tidak ada keponakan untuk diajak bermain, saya biasanya bantu-bantu Ibu dalam pekerjaan rumah. Ibu terkadang masih harus keluar untuk belanja keperluan sehari-hari di pasar. Bapak merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di bagian pelayanan, sehingga beliau juga masih diminta untuk bekerja dari kantor.
Saya tidak begitu khawatir karena sebelum Pandemik COVID-19 keluarga kami sudah terbiasa hidup bersih dan sehat. Di rumah kami selalu sedia hand sanitizer, sabun antiseptik, dan masker. Saya cukup terkejut ketika tahu bahwa ada fenomena panic buying barang-barang tersebut.
10.00

Saatnya belajar! Ini adalah waktu yang tepat untuk saya mengasah kemampuan bahasa Inggris saya dengan belajar bersama komunitas bahasa Inggris online saya. Saya merasa beruntung karena masih bisa belajar di rumah secara online. Seringkali saya memikirkan nasib teman-teman sebaya saya yang tidak memiliki akses yang sama. Bagaimana cara mereka belajar di tengah situasi seperti ini?

Supaya tidak cepat bosan, saya menerapkan metode khusus dalam belajar, yaitu 1 jam fokus belajar kemudian 1 jam istirahat. Dalam waktu istirahat itu, biasanya saya menelpon kakak-kakak saya yang berada di luar kota.
Rindu sekali rasanya ingin bertemu. Tapi mereka tidak bisa mudik karena kami menerapkan himbauan pemerintah untuk tidak mudik demi mencegah penyebaran virus Corona.
15.00
Waktunya bermain hape. Rindu sekali bertemu dengan kawan-kawan. Untuk saat ini saya hanya bisa berbagi cerita dengan mereka melalui WhatsApp atau media sosial.
16.00
Sudah selesai belajar bahasa Inggris, kini waktunya menyegarkan pikiran. Jika bosan menonton televisi, saya biasanya mengambil ukulele dan belajar mendongeng dengan musik. Saya terinspirasi dari pendongeng-pendongeng ulung yang saya tonton di Youtube. Jika besar nanti, saya ingin punya buku cerita sendiri dan bisa mendongeng dengan musik ke anak-anak di seluruh Indonesia.
19.00
Malam hari adalah waktu yang paling tepat untuk saya belajar untuk persiapan masuk kuliah. Dalam dua minggu terakhir, saya fokus belajar Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Saya juga harus belajar hal-hal yang tidak saya pelajari selama SMA karena jurusan yang saya inginkan umumnya tidak diambil oleh murid-murid IPA.
22.00
Esok adalah hari baru yang akan menjadi menyenangkan. Meskipun saya tidak bisa bertemu dan ikut les untuk persiapan kuliah dengan teman-teman, saya cukup bersyukur karena bisa menghabiskan waktu yang lebih banyak bersama keluarga. Saya jadi lebih mengenal Ibu, Bapak, dan kedua Kakak saya lebih dalam.
Sekarang, saatnya saya tidur.
—
Oleh: Naura & Hanna Vanya