Berawal ketika Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) akan melakukan acara Phase Out di tingkat Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), tepatnya di Kota Kefamenanu, seperti biasanya mengundang media-media lokal untuk menghadiri acara yang diselenggarakan oleh Plan Indonesia sekaligus melakukan peliputan. Hari itu, Kamis, 16 Mei 2019, bertempat di Aula Hotel Victory II Kota Kefamenanu para undangan sudah berdatangan, mulai dari anak-anak asuh, Anggota Forum Anak Desa (Forades), Pengurus Kelompok Perlindungan Anak Desa (KPAD), beberapa Kepala Desa yang merupakan dampingan Plan Indonesia, dari unsur pemerintah terkait, seperti; Dinas Pencatatan Sipil dan Kependudukan, Dinas Kesehatan, Bappeda dan Dinas terkait lainnya.
Sambil menunggu acara pembukaan, saya mulai membagikan berita pers yang sudah disiapkan untuk beberapa wartawan media lokal yang sudah hadir. Saya langsung meminta nomor telepon dari kontributor media Timor Express (Timex), karena untuk TTU baru saja terjadi pergantian kontributor. Singkat cerita saya menanyakan nama kepada sang kontributor. Betapa kagetnya saya ketika ia menyebutkan nama dan langsung bilang ke saya kalau dia adalah alumni anak dampingan Plan (Sponsored Child/SC).
Rasa bangga bercampur senang, karena selama hampir 8 (delapan) tahun saya bekerja di Plan Indonesia dan selama 6 (enam) tahun lebih menjadi bagian dari departemen komunikasi, baru kali ini saya mendapatkan wartawan media yang merupakan salah satu dampingan anak SC Plan Indonesia. Dengan senang hati saya mendengarkan ia bercerita tentang masa-masa indah bersama Plan Indonesia sebagai salah satu anak SC. “Nama lengkap Saya Petrus Usboko biasa disapa Peter, staf Plan yang mendampingi kami waktu itu Pak James Ballo, saya juga masih ingat persis waktu itu kami pernah mendapatkan pelatihan menulis dari Plan.” Selama saya menjadi anak SC dari Plan Indonesia di Kabupaten TTU, tepatnya di Wilayah Binaan Desa Sapaen, Kecamatan Biboki Utara, saya merasakan banyak manfaat dan keberuntungan terutama di bidang pendidikan dan kesehatan. Saya merupakan salah satu anak sponsor angkatan pertama di Desa Sapaen tahun 2002, ketika Plan pertama kali mendampingi desa kami.
Saya diberikan bantuan alat tulis dan juga seragam sekolah dan sepatu semasa di bangku Sekolah Dasar (SD). Saya pernah mewakili SD Katolik Oenali (Sekolah asal saya semasa SD) mengikuti pelatihan dokter cilik tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
Semasa duduk di bangku SD, saya tidak seperti anak lainnya yang hidup berkecukupan, namun dengan keberadaan saya sebagai anak SC dari Plan International, saya selalu tampil percaya diri dan tidak minder lantaran, pakaian yang saya gunakan ke sekolah pun sudah serupa dengan yang mereka gunakan, bagi saya, kehadiran Plan Indonesia dalam hidup saya diibaratkan seperti pahlawan tanpa tanda jasa. Berkat Plan Indonesia saya diajarkan berbagai hal yang kini saya jadikan sebagai bekal hidup saya. Plan Indonesia yang terbaiklah.
Peter juga menyampaikan bahwa sebelum ia menjadi wartawan di Timex, ia merupakan salah satu kontributor media online NTTNews.Com. Pria lulusan Universitas Timor, tahun 2017 ini juga sangat bersyukur karena Plan International pernah menjadi bagian dari perjalanan hidupnya hingga bisa menjadi wartawan seperti sekarang ini. “Saya juga dibekali berbagai ilmu pengetahuan, semasa SD kami diberikan pelatihan jurnalistik oleh Daniel Kenjam (Wartawan Mafefa Timor), kegiatan ini juga diselenggarakan oleh Plan Indonesia.”
Di penghujung cerita, Peter menyampaikan ucapan terima kasih kepada Plan Indonesia yang pernah menjadi bagian dari perjalanan anak-anak di TTU, selama 20 tahun lebih, semoga Plan Indonesia terus membangun anak-anak, membangun masa depan mereka yang lebih baik.