Yesi, Peserta Work in Tech Indonesia Batch 1 (Jawa Barat)
Nama saya Yesi (25 tahun), peserta Work in Tech Indonesia Batch 1 dari Jawa Barat. Saat ini, saya bekerja di sebuah perusahaan sebagai Agent Contact Center Outbound Call.
Saya tertarik mengikuti program Work in Tech Indonesia karena tahu program ini diselenggarakan oleh Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia), didukung oleh Google.org, lengan filantropi Google. Dengan kata lain, program ini terpercaya dan diakui keberadaannya. Program ini juga menjadi kesempatan untuk menambah kemampuan di bidang teknologi, sehingga saya tidak terlalu gagap teknologi. Programnya juga gratis, memudahkan saya untuk berpartisipasi dan mengembangkan kesiapan kerja.
Melalui pelatihan ini, saya belajar bagaimana sebuah program bekerja di lingkup teknologi. Persinya, tentang teknis penyampaian pesan. Saya belajar mengenai proses pemilahan data dengan jaringan, sebelum pesan itu sampai kepada penerima.
Ilmu yang saya dapatkan melalui Work in Tech pun bisa saya gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, dalam pekerjaan saya sebagai agen contact center. Pekerjaan ini berkaitan erat dengan komputer dan tidak lepas dari peran IT. Terkadang, ada kendala teknis yang terjadi pada PC atau jaringan. Dengan belajar IT, saya jadi bisa lebih paham apa yang harus dilakukan ketika ada kendala seperti itu dan berupaya mengatasinya sendiri jika memungkinkan.
Meskipun saat ini pekerjaan saya tidak berhubungan dengan IT, saya berharap bisa bekerja di bidang teknologi suatu saat nanti. Saya ingin mencoba bekerja sebagai admin teknis dan menerapkan ilmu yang dipelajari dalam kursus Administrasi Sistem dan Layanan Infrastruktur dari Work in Tech Indonesia.
Adi, Peserta Work in Tech Indonesia Batch 2 (Jawa Barat)
Saya Adi (26 tahun), peserta Work in Tech Batch 2 dari Jawa Barat. Saya adalah sarjana peternakan yang lulus kuliah di tahun 2019, tepat sebelum pandemi COVID-19 melanda.
Bisa dibilang, pandemi sangat memengaruhi kehidupan saya. Tepat setelah lulus kuliah, saya harus mulai bekerja di tengah ancaman COVID-19. Saya harus beradaptasi dengan ritme kehidupan yang baru, juga menghadapi kehilangan anggota keluarga karena COVID-19. Hal ini tentu tidak mudah. Saya juga sempat mengalami quarter life crisis karenanya. Persisnya, setelah saya berhenti bekerja dari sebuah perusahaan makanan siap saji di tahun 2020, mulai menjalankan usaha ternak ayam kampung rumahan dan mengalami penipuan, serta tetap harus mencari pekerjaan baru di tengah semua perubahan ini.
Sekitar Juni 2021, saya memilih untuk resign dan mulai menambah ilmu di bidang teknologi. Saya mulai mencoba belajar ilmu IT secara otodidak melalui YouTube dan Discord. Sejak dulu, saya memang sudah tertarik mempelajari bidang IT, meski belum memiliki sarana, prasarana, maupun waktunya. Saya selalu tertarik untuk mengutak-atik teknologi, baik piranti lunak atau kerasnya. Saat kehidupan sudah serba digital seperti sekarang, saya semakin tertarik mempelajari bidang teknologi. Saya ingin mempersiapkan diri untuk bersaing di dunia kerja. Apalagi, dengan adanya kemungkinan kerja manusia digantikan oleh teknologi. Bagi saya, pemahaman di bidang teknologi dan informasi menjadi wajib dan diperlukan.
Pada awal Maret 2022, saya memutuskan bergabung dengan program pelatihan Work in Tech Indonesia oleh Plan Indonesia, bersama INCO Academy. Sembari mencari kerja dan mengelola usaha, saya mengikuti program. Secara total, saya menyelesaikan lima kursus yang ada di Coursera selama dua bulan lebih. Hal ini sesuai dengan target saya, yaitu menyelesaikan satu topik kursus dalam dua minggu.
Dalam prosesnya, ada beberapa kendala yang saya alami. Misal, menghadapi materi yang cukup sulit dipahami kalau tidak dipraktikkan secara langsung. Namun, saya bisa mengatasinya dengan melihat sumber lain, seperti YouTube, komunitas Discord, juga menjalani mentoring mingguan dari tim Work in Tech Indonesia. Selain itu, saya juga sempat merasa tidak termotivasi menjalankan pelatihan. Saya mengatasinya dengan mengingatkan diri sendiri tentang alasan awal saya ingin mengikuti pelatihan, juga mengingat bahwa saya memiliki tanggung jawab untuk membahagiakan keluarga.
Akhirnya, saya bisa menyelesaikan pelatihan. Saya senang bisa mengikuti program pelatihan Work in Tech Indonesia. Saya tidak menyangka akan bisa mempelajari bidang IT Support secara gratis. Dulu, saya sempat ingin kuliah di bidang IT, namun tidak lolos seleksi. Kemudian, biaya untuk mempelajari bidang IT melalui sektor pendidikan formal juga tidak murah. Mungkin, akan membutuhkan biaya puluhan juta untuk belajar IT secara formal. Maka, saya senang bisa berpartisipasi dalam program ini secara gratis. Sekarang, saya sudah mendapatkan pekerjaan baru di bidang digital marketing. Meski profesi ini tidak berhubungan langsung dengan IT Support, saya bisa mencapai posisi ini dengan mempraktikkan ilmu soft skill yang didapatkan dari pelatihan Work in Tech Indonesia. Saya juga berniat untuk terus menerapkan ilmu terkait teknologi dan informasi yang saya dapatkan melalui program ini untuk mencapai cita-cita saya di bidang peternakan ayam kampung. Saya yakin, ke depannya bidang peternakan akan berkolaborasi dengan bidang IT untuk menjalankan operasionalnya.
Kumala, Peserta Work in Tech Indonesia Batch 1 (Jawa Timur)
Saya Kumala (23 tahun), peserta Work in Tech Indonesia batch 1 dari Sidoarjo, Jawa Timur. Saya baru saja lulus kuliah dari jurusan pendidikan matematika sebelum bergabung dalam program pelatihan Work in Tech Indonesia oleh Plan Indonesia dan INCO Academy.
Meski memiliki latar belakang pendidikan yang tidak berhubungan dengan teknologi, saya tertarik untuk memulai berkarier di bidang IT. Saya menyadari pentingnya memahami dunia IT di masa kini dan mendatang. Apalagi, dalam pandemi COVID-19 ini, perlahan semua interaksi digantikan oleh teknologi.
Maka, saya memilih untuk mempertajam pemahaman saya di bidang IT dengan bergabung ke program Work in Tech Indonesia. Terutama, karena program yang didukung oleh Google.org, Lembaga filantropi Google ini sangat bergengsi. Setelah menyelesaikan semua rangkaian pembelajaran, saya bisa mendapatkan sertifikat berbasis internasional dari pelatihan ini. Selain itu, program ini tidak hanya menawarkan pembelajaran tentang IT saja. Para peserta juga dilatih mengembangkan soft skill dan bisa mengambil kelas tambahan (digital marketing dan web developer) setelah menyelesaikan kursus utama. Semua ini bisa dipelajari dengan gratis. Saya sangat senang dan bersyukur bisa menemukan program ini.
Setelah mengikuti program Work in Tech Indonesia, saya merasakan perubahan dalam diri saya. Awalnya, saya pemalu dan tidak percaya diri dengan karya yang saya hasilkan. Sekarang, saya sudah lebih percaya diri. Terlebih, ketika mengikuti program WIT, saya berhasil menjadi salah satu pemenang 40 Best CV dan pemenang dari lomba mengenai personal branding yang dilakukan mitra Work in Tech. Melalui lomba tersebut, saya mendapatkan apresiasi beruba kaos dan voucher belanja senilai Rp 500 ribu yang saya gunakan untuk membeli pen tablet dan kipas laptop yang bisa mendukung produktivitas saya. Saya sangat bangga atas pencapaian ini dan orang tua saya juga sangat bangga dengan saya.
Setelah menyelesaikan program Work in Tech, alhamdulillah, saya telah mendapatkan panggilan untuk magang di Stats Me (PT. Cemerlang Statistika Indonesia) di bagian IT Support Admin & Finance. Ini telah memasuki minggu ketiga saya magang di perusahaan tersebut. Saya diterima dengan baik oleh pegawai Stats Me. Saya pun menggunakan kesempatan ini untuk bekerja dengan baik dan terus mengembangkan soft skill saya.
Teruntuk tim Work in Tech Indonesia, saya memiliki sedikit saran untuk program career placement. Terutama, terkait informasi detail mengenai benefit dan salary yang didapat peserta dari program paid internship. Sebab, untuk saat ini, upah yang saya dapatkan tidak seimbang dengan biaya transportasi menuju tempat kerja. Namun, ini tidak menurunkan semangat saya untuk tetap magang. Saya tetap berterima kasih kepada Work in Tech yang telah mengantarkan saya mendapatkan pekerjaan yang saya inginkan.
Windy, Peserta Work in Tech Indonesia Batch 1
Saya Windy (29 tahun), seorang lulusan manajemen informatika yang berasal dari Bandung, Jawa Barat. Saat ini, saya bekerja sebagai miner cryptocurrency dan menjalankan wirausaha.
Ketika pandemi COVID-19 melanda, pendapatan saya sempat berkurang. Secara pribadi, saya juga memiliki tantangan khusus karena harus melawan tantangan sebagai seorang disabilitas sensorik wicara. Saya mengalami stutter (terbata-bata ketika berbicara) dan memiliki kendala untuk berkomunikasi dengan orang-orang. Saya memerlukan usaha yang lebih besar, dengan kekuatan mental dan fisik yang kuat untuk mencari pekerjaan di tengah pandemi ini.
Namun, kondisi ini tidak mematahkan semangat saya. Tahun ini, saya memutuskan ikut pelatihan Work in Tech Indonesia, karena saya ingin mendapatkan pekerjaan di bidang IT. Saya sangat menyukai bidang IT dan saya juga memiliki kemampuan dasar di bidang teknologi. Saat ini, kemampuan IT juga sangat diperlukan oleh setiap orang. Maka, saya pun mantap mengikuti pelatihan ini.
Sekarang, saya sudah menyelesaikan pelatihan Work in Tech Indonesia di Coursera. Dalam prosesnya, saya terus mempelajari berbagai materi berulang-ulang, sampai benar-benar paham. Saya sempat mengalami kendala, misalnya dalam mengerjakan praktik laboratorium Linux yang harus berulang kali saya lakukan hingga paham. Saya juga sempat terkendala dalam mempelajari materi Qwiklab dan IP. Namun, saya berusaha untuk tidak menyerah. Saya mempelajari materi dengan cermat dan teliti, hingga akhirnya latihan yang ada tidak terasa sulit.
Saat ini, saya belum mendapatkan pekerjaan. Menurut saya, seorang penyandang disabilitas seperti saya sulit mendapatkan pekerjaan. Namun, saya akan tetap berusaha mencari kerja. Jika diterima bekerja, saya tentu akan menikmati pekerjaan di bidang IT. Target saya hingga 10 tahun ke depan adalah bisa bekerja di bidang IT, sambil melanjutkan bisnis saya sekaligus pekerjaan sebagai miner cryptocurrency.