Mataram, 31 Agustus 2022 –Pemerintah Kota Mataram mendeklarasikan pencapaian kelima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) pada Rabu (31/8/2022). Pencapaian ini menegaskan bahwa Kota Mataram telah tuntas mengupayakan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui STBM yang dijalankan oleh pemerintah setempat sejak 2018 silam.
Ada pun, kelima pilar STBM yang dideklarasikan dan sukses dicapai oleh Kota Mataram terdiri atas Stop BAB Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengolahan Air Minum dan Makanan yang Aman, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dengan Benar, serta Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga yang Aman. Deklarasi pencapaian kelima pilar STBM ini dilaksanakan di Taman Sangkareang, Kota Mataram, bertepatan dengan ulang tahun Kota Mataram ke-29, yang jatuh pada 31 Agustus 2022.
Kesuksesan mencapai lima pilar STBM ini sekaligus melengkapi sejumlah prestasi Kota Mataram dalam beberapa tahun terakhir melalui dukungan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) di sektor sanitasi dan kebersihan. Sebelumnya, kota ini juga sukses mencapai 100% Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) dan meraih STBM Award 2021, serta menggapai AMPL Award 2022 dari pemerintah pusat atas prestasinya dalam implementasi STBM yang berkesetaraan gender dan inklusif (STBM GESI).
Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan dr. Anas Maruf, MKM mengungkapkan apresiasinya kepada Pemerintah dan Masyarakat Kota Mataram yang sudah tuntas melaksanakan 5 Pilar STBM. Saat ini di Indonesia baru ada tiga kota/kabupaten yang sudah tuntas melaksanakan 5 Pilar STBM, salah satunya Kota Mataram. Keberhasilan ini dapat menjadi pemicu bagi Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia untuk mempercepat pencapaian 5 Pilar STBM, baik di masyarakat maupun di Institusi sekolah. “Selamat dan sukses atas status Kota Mataram sebagai kota ke-3 di Indonesia yang sudah melaksanakan 5 Pilar STBM dan akan memberi warna pada penghargaan STBM Award bulan November” lanjut Anas.
Walikota Mataram H. Mohan Roliskana dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung tercapainya lima pilar STBM di Kota Mataram. Pencapaian ini tidak terlepas dari dukungan lintas sektor yang terkait, serta kolaborasi dengan berbagai pihak. “Ke depan, kami berkomitmen untuk terus berkolaborasi, bekerja bersama, berikhtiar, dan aktif untuk menciptakan STBM GESI serta 5 Pilar STBM yang berkelanjutan dan inklusif di Kota Mataram,” lanjut Mohan.
Pembelajaran Baik
Sementara itu, Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti mengatakan, untuk mendukung Pemkot Mataram dalam sektor sanitasi dan kebersihan, Plan Indonesia menjalankan Program Women & Disability Inclusive And Nutrition Sensitive WASH (WINNER), yang telah berjalan selama lebih dari empat tahun di Kota Mataram. Program ini juga dijalankan di Kabupaten Lombok Tengah, Malaka, dan Belu.
“Banyak pembelajaran baik dari program ini di masyarakat, yang sangat penting untuk disosialisasikan demi keberlanjutan dan perluasannya, khususnya penguatan partisipasi aktif masyarakat, terutama anak, perempuan, dan penyandang disabilitas,” ujar Dini.
Program WINNER juga telah berhasil mendorong munculnya gerakan MOLAH GATI (Mataram Olah Limbah Rumah Tangga dan Institusi), yang didukung oleh kebijakan Walikota Mataram untuk mendukung sanitasi aman di perkotaan. Dukungan itu dalam bentuk Peraturan Walikota No.50/2019 tentang pengelolaan lumpur tinja perkotaan dan SK Walikota Mataram No.440/IV/2019 tentang pembentukan Kelompok Kerja Perumahan dan Pemukiman Air Sanitasi (POKJA PPAS).
Lebih jauh, Dini mengatakan, Plan Indonesia selalu mendorong partisipasi aktif masyarakat, termasuk kelompok marginal dalam pembangunan sanitasi dan hygiene di semua wilayah kerjanya. Plan Indonesia meyakini bahwa seluruh anggota masyarakat, termasuk anak perempuan, kaum muda, dan penyandang disabilitas, memiliki hak dan potensi untuk berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi dan perlu terus didukung. “Saya menyampaikan apresiasi kepada Kota Mataram yang berkomitmen besar dalam mendorong partisipasi aktif kelompok marginal dalam pelaksanaan 5 Pilar STBM dan juga kegiatan manajemen kebersihan menstruasi sehingga kota ini menjadi kota inklusif dan ramah perempuan,” ungkap Dini. Dia melanjutkan, “Semoga hal ini bisa berkelanjutan dan dapat direplikasi oleh daerah lain di Indonesia,” tandas Dini