
Bupati Kabupaten Belu, NTT (Nusa Tenggara Timur) dr. Agustinus Taolin tidak bisa menutupi rasa bangganya ketika mewakili Kabupaten Belu menerima penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Award 2022 dari Kementerian Kesehatan RI, di Jakarta, 23 November 2022 lalu . Penghargaan itu diberikan untuk kategori percepatan Open Defecation Free (ODF), yang berarti masyarakat di Kabupaten Belu dinyatakan 100% tidak lagi buang air besar sembarangan.
“Bukan penghargaan STBM Award saja yang kami terima, tapi ada beberapa sanitarian dari Belu juga mendapatkan penghargaan atas capaian ini. Jadi, begitu dia pulang dari Jakarta, keesokan harinya langsung mengadakan upacara, dan mengumumkan hasil prestasi yang diraih Kabupaten Belu. Tentu saja ini membanggakan kita semua,” jelas Rene Bere Baria, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D), Kabupaten Belu, saat menceritakan reaksi dan ekspresi Bupati tentang penghargaan tersebut pada Desember 2022 lalu.
Bupati Belu selama ini sangat gelisah dengan kondisi stunting (masalah gagal tumbuh anak) di Belu yang masih tinggi, dan hal ini bisa dibenahi salah satunya jika masalah sanitasi bisa tertangani. Karena itu, menurut Rene, ketika ada program STBM berkesetaraan gender dan inklusi sosial (STBM-GESI) melalui Program Women & Disability Inclusive And Nutrition Sensitive WASH (WINNER) Project dari Plan Indonesia, Bupati sangat menyambut baik program ini karena hadir di saat yang tepat.
Keseriusan Pemerintah Kabupaten Belu dalam menangani masalah sanitasi, kebersihan, dan kesehatan warga semakin dikonkretkan dengan adanya Peraturan Bupati tentang STBM-GESI dan Roadmap STBM, yang dikeluarkan pada tahun 2021. Perbub ini sudah disosialisasikan pada Pokja AMPL, Kepala Puskesmas, dan Camat dalam sebuah workshop yang digelar beberapa waktu lalu. Melalui roadmap ini, tambah Rene, sangat mudah menggerakan, mengoordinasikan, dan mengomunikasikannya dengan dinas terkait, serta pihak lainnya, termasuk organisasi disabilitas di Belu.
Di Belu sendiri saat ini ada 17 puskesmas yang menjadi ujung tombak dalam sosialisasi STBM-GESI. Kini mereka mendapat dukungan sepenuhnya dari Pemerintah Kabupaten Belu. Hal paling menarik dalam kampanye dan sosialisasi STBM kepada masyarakat sasaran adalah diikutsertakannya organisasi disabilitas Kumpesa Rai Belu. Mereka juga berkolaborasi dengan sanitarian dan kader setempat, serta diperkuat dengan dukungan Bupati.
“Sebelum menggelar Deklarasi ODF pada Desember 2022 lalu, kondisi sanitasi kami masih jauh dari layak. Masih banyak warga yang buang air besar sembarangan. Melalui pendekatan STBM-GESI kami terus bekerja keras melakukan kampanye luas di masyarakat dengan melibatkan banyak pihak. Akhirnya, pada bulan November 2022, kami berhasil mencapai 100% stop buang air besar sembarangan,” ungkap Rene.
Tidak hanya itu, imbuh Rene, perbaikan kondisi sanitasi ternyata juga bisa menurunkan angka stunting menjadi 13,7% pada tahun 2022. Sebelum program WASH SDG/WINNER masuk di Kabupaten Belu, prevalensi stunting mencapai 46,08 % di tahun 2018.
Yayasan Plan International Indonesia telah melaksanakan WINNER/WASH SDG Project sejak tahun 2018-2022 di 4 Kota/Kabupaten di provinsi NTB dan NTT yakni Kota Mataram, Lombok Tengah, Malaka dan Belu. Project WINNER bertujuan untuk meningkatkan akses sanitasi dan hygiene di masyarakat melalui pendekatan STBM-GESI. Proyek WINNER/WASH SDG dilaksanakan melalui kerja sama dengan pemerintah, PKK dan organisasi disabilitas dengan dukungan dari Pemerintah Belanda. Melalui WINNER Project, Plan Indonesia telah memberikan edukasi sanitasi dan hygiene kepada masyarakat termasuk pelatihan dan edukasi STBM untuk pencegahan stunting bagi orang tua termasuk kelompok ayah.