Peran orang tua penting untuk mencegah stunting. Seperti yang dilakukan Simron Rehobot Kolorens Taek (30 tahun) dan istrinya Rahap Nenohai (25 tahun), pasangan suami istri dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur. Simron adalah seorang petani, sementara istrinya adalah ibu rumah tangga.
Sebagai seorang ayah, Simron menyadari pentingnya peran ayah dalam tumbuh kembang anak. Ia mulai terlibat dalam kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) Emansipasi Masalah Anak Stunting (EMAS) sejak Januari 2023. Selain sebagai petani, pada Juni 2022 ia juga terpilih menjadi Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) di desanya. Setiap bulan, ia rutin menghadiri Posyandu untuk memantau pelaksanaan kegiatan.
Menurut Simron, kegiatan BKB EMAS di Posyandu sangat penting untuk dipahami oleh semua orang tua dalam mengasuh anak-anak agar kelak menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter. Ia juga mendorong istrinya untuk rutin mengikuti kegiatan BKB EMAS karena sangat bermanfaat dalam upaya pencegahan stunting.
Kegiatan BKB EMAS di Desa Falas difasilitasi oleh kader Kristiana Liu dan Ketsia Soinbala. Sejak Maret 2024, kelas ayah BKB EMAS mulai dilaksanakan, dan Simron adalah salah satu anggotanya.
“Sejak mengikuti kelas ayah BKB EMAS, saya mulai terlibat dalam pola asuh anak karena anak adalah tanggung jawab kedua orang tua, bukan hanya ibu.” ujar ayah dari dua putri, Aneke dan Meilan, ini.
Simron juga membantu istrinya di dapur, memasak, membersihkan rumah, mengurus anak, dan mengambil air. “Kasihan istri saya, dia sudah melahirkan anak-anak, dan itu jauh lebih berat,” jelas Simron. Jika istrinya bepergian atau harus keluar rumah dalam waktu yang lama, Simron yang mengurus rumah tangga, memasak, dan merawat kedua anaknya.
Perubahan perilaku Simron diakui oleh istrinya, Rahap. “Akhir-akhir ini, suami saya sangat peduli dengan pekerjaan rumah, seperti mencuci pakaian, mengambil air, dan mengurus kedua anak kami,” kata Rahap. Bagi Simron, adalah hal yang wajar bagi laki-laki untuk mengasuh anak dan mengerjakan pekerjaan rumah bersama istri atau secara bergantian.
Simron berharap anak-anaknya tumbuh menjadi perempuan yang menghargai dan mencintai diri mereka sendiri sehingga memiliki prinsip yang kuat untuk menghormati dan menyayangi orang lain.
Upaya Mencegah Stunting
Plan Indonesia telah mendampingi tujuh desa model Stunting, termasuk kelas ayah di dalamnya. Selain kelas ayah, dalam upaya pencegahan stunting, Plan Indonesia juga terus membangun sarana air bersih di beberapa desa. Pada tahun 2024, terdapat lima sarana air bersih yang berhasil dibangun di lima desa dampingan. Selain itu, Plan Indonesia juga menyelenggarakan posyandu remaja untuk mempersiapkan generasi muda yang lebih baik melalui pemberian materi terkait kesehatan reproduksi, konsultasi kesehatan, pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, dan layanan lainnya.