
Selama 4 tahun terakhir, Oda belajar hal-hal baru di luar ruang kelas dan bangku universitas. Oda adalah salah satu anggota yang sangat aktif di Youth Advisory Panel (YAP) Yayasan Plan International Indonesia. Dalam keterlibatannya sebagai YAP, ia memberikan masukan dan memonitor proyek Plan Indonesia dari berbagai proses berjalannya proyek. Mulai dari perencanaan, implementasi, juga memonitori dan evaluasi untuk proyek-proyek wilayah kerja Kefamenanu, Timor Timur Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Pada awalnya, Oda belum tahu apa itu YAP dan bagaimana keterlibatannya di YAP bisa memberikan manfaat pada lingkungannya. Kata Oda, “awalnya aku cuma ikut-ikutan. Namun aku bertahan sampai tahun ke 4 di YAP karena aku nggak mau membuang mutiara (ilmu dan pengalaman) yang sangat berharga selama aku gabung di YAP”
Yang menjadi capaian Oda adalah keterlibatannya dalam proyek seed grant Child Centered Climate Change Adaptation (4CA) Plan Indonesia. Ia menjadi kaum muda yang ikut duduk untuk merencakan proyek, memberikan rekomendasi-rekomendasi agar proyek bisa berjalan dengan baik dan bisa memberikan manfaat untuk lingkungan dan sekolahnya. Tak berhenti sampai situ, ia juga memonitor dan mengevaluasi jalannya proyek. “sejak dilibatkan dalam proyek 4CA itulah aku merasakan bahwa aku sebagai anak muda, benar-benar bisa berkontribusi untuk lingkunganku, untuk sekolahku, juga untuk tempat aku tinggal. Karena aku lihat sendiri bagaimana warga desa dan sekolahku mendapatkan manfaat dari proyeknya.”
Tujuan dari proyek 4CA ini adalah untuk meningkatkan pemahaman anak-anak, kaum muda, masyarakat, dan pemerintah terkait penyebab, dampak, dan peluang adaptasi perubahan iklim dan meningkatkan ketahanan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, proyek 4CA hadir melalui metode pendidikan (edukasi), aksi, serta advokasi dan kebijakan dengan berbagai tujuan pencapaian, mulai dari meningkatkan pengetahuan anak-anak dan remaja berkenaan dengan perubahan iklim dan langkah-langkah adaptasi, pengembangan dan penerapkan model kontekstual untuk adaptasi perubahan iklim melalui keterlibatan anak dan remaja, hingga penerapan praktik-praktik adaptasi perubahan iklim dalam proses
Oda juga turut aktif dalam berbagai kegiatan bersama anak-anak di desanya. Dari keterlibatannya di YAP, ia tidak lagi jadi pribadi yang pemalu. Saat ini ia berani berbicara di depan umum, menyampaikan pendapatnya dalam forum, bersosialisasi, dan berjejaring dengan teman-teman baru. “Aku belajar jadi orang yang lebih percaya diri itu pure dari keterlibatanku di YAP” ujarnya.
Menjadi anggota YAP juga membuat Oda paham mengenai isu kesetaraan. Dalam aktivitasnya sebagai mahasiswa, ia berhasil mengadvokasi dan mengajak teman-teman di kampusnya untuk memberikan kesempatan bagi kaum perempuan untuk memimpin dan menyuarakan pendapatnya. “Di kampus, biasanya hanya laki-laki yang memimpin dan diberi kesempatan untuk bicara dalam rapat. Tapi kemarin, kita berembuk untuk memberikan kesempatan yang setara untuk anak perempuan. Sampai kemarin, ada lho akhirnya anak perempuan yang memimpin sebuah kegiatan besar di kampus, dan itu kegiatannya sukses” tuturnya dengan antusias dan senyum bangga. Tahun ini menjadi tahun terakhir Oda menjadi anggota YAP setelah Phase Out Plan Indonesia di Kefamenanu. Kepada teman-teman angkatan YAP yang sekarang aktif, ia berpesan untuk lebih berani mencoba, jangan sia-siakan kesempatan saat sudah menjadi YAP, serap dan gali ilmu sebanyak-banyaknya, dan jangan mencari keuntungan langsung (dalam konteks uang atau materi) semata. Karena menurutnya, hal-hal positif yang bisa didapatkan oleh kaum muda adalah hal yang utama, sedangkan materi lainnya akan mengikuti didapatkan kemudian.