Rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan Hari Anak Perempuan International (International Day of Girl/IDG) 2018 ditutup dengan selebrasi pada Sabtu (13/10) kemarin di area Hall Selatan Stasiun Gambir, Jakarta. Selebrasi diisi dengan talkshow bersama keduabelas anak perempuan peserta kegiatan “Sehari Jadi Pemimpin” diselingi penampilan kelompok musik dan musikus pendukung kampanye Kota Aman, di antaranya Shanna Shannon, Bangkutaman, The Dying Sirens, Yacko, dan Lana Nitibaskara, berlangsung sejak pukul 12 siang. Keduabelas anak perempuan peserta “Sehari Jadi Pemimpin” menyampaikan apresiasi dan rasa bangga karena telah mendapat kesempatan merasakan berperan sebagai pemimpin di sejumlah institusi.
Sebelum selebrasi, diadakan konferensi pers yang menghadirkan empat dari dua belas anak perempuan peserta “Sehari Jadi Pemimpin”. Hadir pula perwakilan dari institusi yang berpartisipasi dalam “Sehari Jadi Pemimpin”, yakni Komisaris PT KAI, Prof. Dr. Ir. Suhono Harso Supangkat., M. Eng, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman RI, Hendra Syahputra, Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika, Farida Dwi Cahyarini, dan Direktur Program Yayasan Plan International Indonesia (YPII), Dwi Rahayu.
Dalam sambutannya, Dwi mengungkapkan apresiasi atas dukungan semua pihak atas pelaksanaan kegiatan yang dimulai sejak 10 Oktober lalu. “Kami bangga anak-anak dapat berkontribusi dalam kepemimpinan strategis. Terima kasih kepada semua institusi yang terlibat dalam kegiatan ini, PT KAI, Kemenko Maritim, Kominfo, Polres Jakarta Pusat, Kepolisian RI Tindak Pidana Siber, yang sudah mengantarkan anak-anak perempuan yang akan menjadi pemimpin-pemimpin di masa depan.”
Dalam sebuah kesempatan, Prof. Suhono mengungkapkan bahwa tema Kota Aman yang diangkat dalam IDG 2018 sejalan dengan misi dan visi PT KAI yang ingin menciptakan rasa aman, nyaman, dan membuat bahagia penggunanya ketika berpindah dari satu titik ke titik lain dengan layanan kereta. “Peran anak muda sangat penting dalam hal ini, karena anak muda menjadi tumpuan bangsa agar dapat bersaing dengan bangsa lain. Dan anak perempuan adalah bagian dari ekosistem ini,” ujarnya.
Nada serupa dilontarkan Farida. “Salah satu kegiatan yang diikuti Zeno (anak perempuan yang mengambil alih tugas Sekjen Kominfo) adalah rapat koordinasi dengan kepala biro mengenai proses kerja di Kominfo. Saya salut karena Zeno cukup tangkas dan cepat mengerti.” Pihaknya menyatakan dukungan bagi anak-anak dan kaum perempuan muda agar mendapat perlindungan yang memadai di dunia maya, diantaranya dengan rambu-rambu, program “Ibu Cerdas Di Era Cerdas”, dan UU ITE. Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa demi masa depan anak-anak perempuan di Indonesia maka kesempatan harus diberikan setara dengan anak laki-laki. “Semoga anak-anak perempuan yang ikut dalam kegiatan ini dapat mencapai cita-cita mereka setinggi langit,” pungkas ia.
Sementara itu Hendra menggarisbawahi hal positif dari kegiatan. “Kami melihat bahwa Osin (anak perempuan yang mengambil alih tugas Menko Kemaritiman) mengambil alih aktivitas Pak Menko full selama sehari. Pengalaman itu pastilah sangat berharga dan menjadi kesempatan belajar. Bagi Kemenko kegiatan ini merupakan kegiatan informal untuk mempersiapkan calon-calon pemimpin di masa depan. Pada 30 tahun mendatang anak-anak ini bisa saja menduduki posisi penting di Kemenko.”
Acara konferensi pers juga diisi dengan berbagi cerita dari beberapa peserta Sehari Jadi Pemimpin, diantaranya Eiffellyne, Lala, Devi, dan Shania yang masing-masing mengambil alih posisi Direktur Program YPII, Direktur Tindak Pindana Siber Mabes Polri, Kasat Binmas Polres Jakarta Pusat, dan Wakapolres Jakarta Pusat. Selain menyatakan kegembiraan karena mendapat pengalaman berharga, anak-anak perempuan ini juga memberi sejumlah rekomendasi kritis dan membangun terkait bidang pekerjaan yang sempat mereka lakoni.
Pada hari yang sama menutup rangkaian selebrasi, Yayasan Plan International Indonesia juga merilis kampanye terbarunya, Girls Get Equal, yang didesain untuk mendorong kesetaraan anak perempuan dan terlibat di berbagai sektor. Melalui semangat Hari Anak Perempuan Internasional, Yayasan Plan International Indonesia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk peduli dan mendorong kesetaraan hak anak perempuan. [Ciptanti Putri]