Jakarta, 15 Juni 2022 – Kaum muda perempuan Indonesia mampu dan tengah berada di garda terdepan aksi perubahan iklim. Hal ini telah dibuktikan oleh ke-24 peserta Girls Leadership Programme on Climate Change 2022 (GLP on CC 2022) yang diselenggarakan oleh Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Y20 serta Australian Aid.
Pada Kamis (15/6), Dialog Nasional diselenggarakan sebagai acara puncak GLP on CC 2022 yang juga merupakan penutup rangkaian kegiatan yang telah digelar sejak Februari lalu. Melalui rangkaian kegiatan ini, sebanyak 24 girl leaders dari 23 kabupaten di Indonesia telah mendapatkan pelatihan intensif dan melakukan aksi nyata mereka dengan dukungan seed grant dari Plan Indonesia. Para girl leaders yang berusia 15-24 tahun ini melakukan aksi nyata, seperti gerakan penanaman pohon dan bakau, pemilahan sampah, pembuatan eco enzyme, kampanye di sekolah, aksi bersih pantai hingga sosialisasi terkait perubahan iklim dalam lingkungannya masing-masing.
Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia menyampaikan bahwa GLP on CC 2022 menjadi wadah bagi kaum muda perempuan untuk menginisiasi aksi perubahan iklim di Indonesia. “Para girl leaders telah membuktikan kepemimpinan mereka dalam menghadapi perubahan iklim. Plan Indonesia mendukung penuh upaya mereka dan mendorong agar ada semakin banyak perempuan muda yang menjadi pemimpin di isu lingkungan,” ujar Dini seusai acara Dialog Nasional Girls Leadership Programme on Climate Change 2022 di Jakarta, 15 Juni 2022.
Sementara itu, Ir. Sarwono Kusumaatmadja, Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim dan Menteri Lingkungan Hidup (1993-1998) sekaligus principal mentor GLP mengungkapkan, aksi nyata kaum muda adalah harapan bagi kelestarian bumi ini.
“Perempuan memiliki peran yang sangat strategis di tengah permasalahan iklim yang volatile, uncertain, complex, ambiguous atau VUCA. Sehingga, ada kepentingan bagi kita untuk memperkuat peran perempuan sejak usia dini dalam permasalahan ini. Hal ini harus dilakukan bukan hanya oleh pemerintah namun kita semua bersama,” ujarnya.
GLP on Climate Change 2022 dan Komitmen Melestarikan Bumi
Kegiatan GLP on Climate Change 2022 yang ditutup dengan dialog nasional ini juga merupakan kerja sama antara Plan Indonesia dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), juga Y20 Committee. Acara yang digelar secara daring ini pun menjadi bagian dari rangkaian perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni lalu.
Bambang Supriyanto, Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) KLHK menyampaikan, pemerintah sangat mengapresiasi Plan Indonesia dan kaum muda yang mengambil inisiatif dalam aksi perubahan iklim.
“Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sangat mengapresasi kegiatan ini dan akan terus mendukung perempuan muda Indonesia untuk memimpin aksi nyata mereka untuk untuk kelestarian lingkungan dan hutan kita, dari aksi di tingkat komunitas hingga kancah nasional,” ujarnya.
Kemudian, Nghia Trinh Trong, Asia Pacific Regional Resilience & Safe Schools Specialist Plan International menegaskan, Plan International akan terus berkomitmen mendukung upaya kaum muda perempuan dalam aksi perubahan iklim.
“Ketidaksetaraan dan diskriminasi yang dialami oleh anak perempuan dan perempuan muda diperparah oleh perubahan iklim. Sehingga, di berbagai negara, salah satunya di Indonesia, Plan International selalu berupaya agar anak dan perempuan muda sebagai kelompok yang paling terdampak krisis iklim memperoleh informasi dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk mengatasinya. Kami sangat senang GLP tahun ini hadir untuk menjawab tantangan tersebut,” ujarnya.
Nashin Mahtani, Indonesian Delegate for Sustainable and Livable Planet to Y20 Indonesia 2022 mengatakan, “Sebagai bagian dari presidensi G20 Indonesia 2022, Sustainable and Livable Planet adalah salah satu area prioritas Y20. Kami percaya bahwa generasi muda sudah memimpin jalan sebagai agen perubahan dalam menciptakan lingkungan dan masa depan yang lebih berkelanjutan.”
Mewakili 24 girl leaders dari 23 Kabupaten/Kota dan 12 provinsi terpilih, tiga orang muda perempuan yaitu Verena (15 tahun, Lembata), Dela (21 tahun, Bengkulu), dan Firda (23 tahun, Sulawesi Selatan) juga menceritakan aksi nyata yang telah mereka telah lakukan seperti penanaman pohon, diskusi, edukasi dan sosialisasi tentang bahaya sampah plastik, pengelolaan sampah dan limbah, serta pelaksanaan aksi bersih-bersih di berbagai daerah.
Firda mengungkapkan, “Selain berkesempatan untuk mengambil aksi nyata yaitu aksi bersih pantai dan edukasi tentang pemilahan sampah di Makassar, sebagai kaum muda kami juga berkesempatan meningkatkan jejaring dan belajar mengadvokasi kaum muda lainnya tentang isu lingkungan.”
Dela menyatakan, “Sosialisasi bagi anak-anak di tingkat sekolah tentang perubahan iklim dan pencegahannya sangat penting. Melalui GLP, kami telah melaksanakan sosialisasi yang menekankan bagaimana bersepeda, dan penerapan reduce, reuse, recycle penting untuk dilaksanakan bagi pelajar.”
Verena mengatakan, “Bersama-sama dengan OSIS di sekolah, saya sangat senang dapat melaksanakan penanaman pohon bersama serta menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan yang bisa dimulai dengan cara-cara sederhana seperti penanaman pohon.”
Selain itu, melalui GLP, anak muda perempuan meminta pemangku kepentingan untuk:
- Mengenali dampak sosial perubahan iklim dan risiko yang dialami oleh anak perempuan dan kelompok rentan lainnya
- Melibatkan anak muda perempuan dalam desain, implementasi dan pengawasan strategi perubahan iklim
- Mendukung anak muda perempuan meningkatkan respons dampak krisis iklim, memimpin aksi perubahan iklim
- Melindungi anak muda perempuan di forum publik dan sehingga mereka bisa menyampaikan pendapat dengan aman.
Plan Indonesia berharap agar kontribusi kaum muda perempuan melalui GLP tercatat sebagai Nationally Determined Contribution, yaitu partisipasi bermakna dalam upaya penanganan perubahan iklim di tingkat lokal dan nasional.