Perubahan perilaku menjadi faktor penting dalam menciptakan masyarakat Indonesia yang peduli akan kebersihan dan kesahatan. Kondisi tersebut semakin terasa sangat bermanfaat di tengah pandemik COVID-19 saat ini. Terlebih bagi kelompok rentan termasuk anak-anak dan orang tua.
Pertanyaannya, apakah upaya yang dilakukan selama ini oleh berbagai pihak berkaitan dengan pencegahan penyebaran COVID-19 saat ini sudah menjangkau seluruh lapisan masyarakat, khususnya anak-anak dan orang tua?
Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) melalui proyek Water for Women yang didukung oleh Australian Aid melakukan berbagai upaya untuk melindungi masyarakat dari penyebaran pandemik COVID-19 di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Upaya tersebut meliputi: pembuatan video penanganan COVID-19, video himbauan dari Gubernur dan Ketua TP PKK Provinsi NTB, banner tentang penanganan COVID-19, spanduk himbauan dari Gubernur dan Wakil Gubernur NTB berkaitan pencegahan penyebaran COVID-19, promosi kesehatan keliling melalui TOA dan pengeras suara masjid melalui tim kecamatan, distribusi sticker cara dan waktu cuci tangan, serta penanganan COVID-19 ke seluruh rumah di desa/kelurahan pilot Plan Indonesia. Selain itu, Plan Indonesia juga mengadakan lomba kampanye stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).
Upaya-upaya tersebut dirasakan sangat efektif guna memberikan informasi tentang pencegahan penyebaran COVID-19 ke seluruh lapisan masyarakat termasuk kelompok rentan terutama anak-anak dan orang tua sekaligus dalam mengubah perilaku masyarakat dalam hal sanitasi di tengah situasi wabah.
“Saya mendapatkan informasi tentang cara dan waktu cuci tangan pakai sabun yang benar dari stiker yang diberikan oleh Plan Indonesia. Stiker itu sangat bermanfaat agar saya tidak terkena virus COVID-19,” kata Ersya Desfaniata (8 tahun) dari Sumbawa.
Cerita lain juga disampaikan oleh Vivi Novianti yang merupakan Tim STBM Desa Rhee, Kecamatan Rhee saat melakukan kunjungan dan distribusi materi komunikasi Plan Indonesia ke seorang nenek yang tinggal seorang diri .
“Awalnya nenek Siti tidak mengerti tentang pandemik COVID-19 dan bahayanya karena selama ini hanya mendengar dari tetangga. Tetapi, setelah saya jelaskan beliau baru paham. Cara CTPS yang saya ajarkan ke nenek Siti melalui stiker Plan Indonesia juga sangat membantu menuntun beliau untuk mempraktikkan CTPS yang benar,” tutur Vivi Novianti.
Dari grafis di bawah, kita dapat melihat hasil monitoring dari seluruh rumah tangga di Sumbawa. Grafik di bawah ini menunjukkan persentasi perubahan perilaku yang terjadi, terutama dalam adaptasi perilaku CTPS

Sukmadewi, sanitarian di Puskesmas Kecamatan Lopok, mengatakan bahwa perubahan perilaku masyarakat sangat luar biasa terutama berkaitan dengan praktik CTPS. Hampir seluruh masyarakat saat ini telah menyediakan sarana CTPS secara mandiri di tiap rumah. Masyarakat juga telah memahami cara dan waktu CTPS. Beliau berharap perubahan perilaku tersebut terus dilakukan oleh masyarakat guna menciptakan masyarakat yang bersih dan sehat serta melindungi mereka dari penyebaran COVID-19. (Plan Indonesia/Jatmoko).