New York, Amerika Serikat, 29 September 2023 – Kurang dari satu dekade, negara-negara di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) harus mencapai target yang telah disepakati dalam Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Dalam mencapai target ini seluruh pihak termasuk anak dan kaum muda harus dilibatkan dan merasakan manfaat dari capaian global. Sayangnya, tidak semua anak dan kaum muda bisa berpartisipasi dalam menentukan arah kebijakan khususnya yang berkaitan dengan hajat hidupnya.
Inilah yang disampaikan Adi (20 tahun), kaum muda dampingan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) yang mewakili Indonesia untuk mengikuti Sustainable Development Goals Summit (SDG Summit) di New York, Amerika Serikat pada 15-20 September 2023.
SDG Summit merupakan pertemuan tingkat tinggi yang memberikan kesempatan bagi para pemimpin dan masyarakat dunia untuk menakar kemajuan yang telah dicapai dalam merespon target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Acara ini juga merupakan rangkaian dari Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nation General Assembly (UNGA) ke- 78, sebuah forum pembuat kebijakan utama di dalam PBB yang dihadiri oleh seluruh negara anggota untuk mendiskusi masalah-masalah internasional yang tercakup dalam Piagam PBB yang berlangsung di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat pada 12 – 29 September 2023.
Dalam SDG Summit 2023, Adi berkesempatan menyampaikan pandangannya dalam sesi Joining Force – Call to Action. Sesi ini menekankan kebutuhan mendesak akan investasi yang lebih besar dari pemerintah dan komunitas internasional untuk mendanai peluang partisipasi anak dan kaum muda.
Dihadapan para pimpinan enam lembaga internasional yang tergabung dalam Joining Force yakni ChildFund Alliance, Plan International, Save the Children, SOS Children’s Villages, Terre des Hommes International Federation, dan World Vision, Adi menyampaikan pentingnya pelibatan kaum muda secara bermakna. Menurutnya, pelibatan kaum muda dalam setiap pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan kaum muda itu sendiri adalah kunci untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
“Anak dan kaum muda harus dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan untuk dirinya dan masa depannya. Karena anak dan kaum muda bukan hanya pemimpin untuk masa depan, tetapi juga pemimpin saat ini,” kata Adi dalam sesi Joining Force – Call to Action yang masih dalam rangkaian SDG Summit di New York, Amerika Serikat (19/9).
Selain itu, Adi mengungkapkan dirinya menemui sejumlah tantangan dalam menyampaikan aspirasinya dan terlibat dalam pembuatan kebijakan. Ia menyebut masih adanya pemangku kebijakan yang menganggap sebelah mata masukan dari anak dan kaum muda.
“Ketika saya bertemu dengan para pemangku kebijakan dan menyampaikan pendapat, mereka tidak menganggap itu sebagai hal yang serius dan tidak ada tindak lanjut dari aspirasi saya. Kedepannya, saya berharap lebih banyak anak dan kaum muda bisa terlibat dalam pengambilan keputusan, sehingga keputusan yang mempengaruhi hidup saya dan generasi selanjutnya bisa lebih inklusif dan setara,” ungkapnya.
Najat Malla M’jid, Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Kekerasan terhadap Anak merespon positif topik yang disampaikan Adi. Ia setuju bahwa pentingnya melibatkan anak dan kaum muda dalam pengambilan keputusan, dan negara-negara termasuk lembaga PBB harus terus menguatkan partisipasi anak dan kaum muda.
“Kita tidak bisa melakukan sebuah perubahan tanpa adanya keterlibatan anak-anak dan kaum muda. Pembangunan tidak bisa hanya tentang pertumbuhan ekonomi, tapi juga investasi pada manusia, sehingga menempatkan anak-anak dan kaum muda di depan adalah hal krusial,” tutur Najat.
Selain pelibatan kaum muda secara bermakna, dalam SDG Summit, Adi juga menyampaikan pengalamannya dalam mengadvokasikan pendidikan yang berkualitas di Indonesia yang sejalan dengan tema SDG nomor 4 yakni Pendidikan yang Berkualitas.
Menurutnya, pendidikan di Indonesia harus mampu diakses oleh seluruh anak dan kaum muda, terlepas dari berbagai latar belakang ekonomi, geografi, gender dan lainnya. Termasuk saaat terjadinya bencana atau dalam situasi darurat.
“Seringkali anak dan kaum muda tidak dapat mengakses pendidikan karena mereka memiliki keterbatasan ekonomi dan biaya pendidikan yang relatif mahal. Hal ini diperparah ketika situasi bencana atau darurat terjadi, anak dan kaum muda semakin sulit dalam mengakses pendidikan yang berkualitas, bahkan rentan mengalami kekerasan,” tandasnya.
[pdf-embedder url=”https://plan-international.or.id/wp-content/uploads/2023/10/Goals-off-Target-Accelerating-the-SDGs.pdf”]
—
Catatan Untuk Redaksi
Tentang Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia)
Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada 2017. Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Kami juga bekerja bersama kaum muda, untuk memastikan partisipasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan terkait hidup mereka.
Sebagai bagian dari Plan International Inc., Plan Indonesia memiliki program utama terkait sponsor bagi anak. Plan Indonesia telah membina 36 ribu anak perempuan dan laki-laki di Nusa Tenggara Timur, dengan lima komitmen untuk memenuhi hak dasar mereka, yaitu hak atas akta kelahiran, vaksin dasar, air bersih, sanitasi, dan kebersihan, juga pendidikan.
Plan Indonesia bekerja pada 8 provinsi melalui tujuh program tematik, yaitu Pencegahan Gagal Tumbuh Anak, Penghapusan Kekerasan terhadap Anak dan Kaum Muda, Kesehatan Remaja, Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan Kaum Muda, Sekolah Tangguh, Kesiapsiagaan Bencana dan Respons Kemanusiaan yang Responsif Gender, juga Resiliensi Iklim yang Dipimipin oleh Kaum Muda. Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan, agensi, dan gerakan sosial yang melibatkan dan menargetkan agar 3 juta anak perempuan mendapatkan kekuatan yang setara, kebebasan yang setara, dan representasi yang setara.
Informasi lebih lanjut: plan-international.or.id
Kontak media:
Mirza Harera
Email : Muhammad.mirza@plan-international.org
Mobile : +6281908881534
