Tahun ini, Kabupaten Manggarai yang merupakan wilayah implementasi Water for Women di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), telah menerima beberapa penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) . Penghargaan pertama diberikan kepada Kabupaten Manggarai sebagai salah satu dari lima kabupaten yang mendapatkan inovasi pasokan terbaik. Beberapa insan dari Manggarai juga mendapatkan penghargaan, seperti Bupati atas komitmennya meraih status Kabupaten Open Defecation Free (ODF) dan tiga lainnya sebagai salah satu Best Sanitary Officers, Village Leaders, dan Natural Leaders. Penghargaan ini melengkapi capaian tahun 2021 Manggarai yang baru saja dideklarasikan sebagai kabupaten Open Defecation Free (ODF) ke-4 di NTT.
Penghargaan tersebut diberikan pada perayaan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia oleh Kemenkes pada tanggal 15 Oktober 2021. Penghargaan STBM oleh Kemenkes merupakan bentuk apresiasi kepada kabupaten/kota yang paling berdampak dan individu yang paling banyak berkontribusi dalam pencapaian prestasi. Indikator terkait WASH di tingkat kabupaten dalam beberapa tahun terakhir.
Kabupaten Manggarai menerima Penghargaan Best Innovation for Supply karena pemerintah dan masyarakat berkomitmen untuk menerapkan kesetaraan dan inklusi dalam STBM. Khususnya tentang akses dan peluang Organisasi Penyandang Disabilitas (DPO). DPO berpartisipasi dalam proses pemantauan rumah tangga untuk memastikan aksesibilitas. Beberapa contoh inovasi sederhana di tingkat rumah tangga adalah dengan menggunakan material sederhana, seperti bambu untuk railing. Dan menggunakan bambu sebagai dudukan toilet, DPO berpartisipasi dalam proses desain toilet yang dapat diakses.
Sedangkan untuk pemimpin individu, Fransiskus Gantu, penyandang disabilitas dari desa Wae Belang, Kecamatan Ruteng, mendapatkan salah satu penghargaan Pemimpin Alami Terbaik. Ia telah bergabung dengan tim STBM pada tahun 2019 dan membantu tim dalam pemantauan STBM. Meski fisiknya terbatas, Fransiskus mengunjungi rumah-rumah di sekitar rumahnya untuk berbicara tentang STBM dan memantau fasilitasnya. Ia juga mendorong inovasi sederhana di tingkat rumah tangga untuk mengakomodasi kebutuhan penyandang disabilitas. Selain itu, ia juga aktif berpartisipasi dalam diskusi tingkat desa untuk memastikan aksesibilitas toilet umum.
Dua tokoh perempuan lagi mengakui kontribusi dan komitmennya terkait percepatan pencapaian STBM di daerahnya. Petronela Barut, petugas kebersihan dari Puskesmas Ketang, telah bekerja lebih dari enam tahun di STBM. Penghargaan tersebut diterimanya atas dedikasinya dalam memastikan seluruh masyarakat di Puskesmas Ketang menjaga hidup bersih dan sehat sebagai syarat STBM. Puskesmas Ketang mencakup sepuluh desa, dan yang terjauh lebih dari 15 km dengan akses jarak jauh. Hal itu tidak membuat Petronela dan tim sanitasi takut saat mereka bergerak maju menjangkau masyarakat terjauh sekalipun di daerah tersebut. Sejak inisiasi pertama program STBM pada tahun 2018, Petronela dan timnya telah berhasil mendorong masyarakat untuk menghentikan buang air besar sembarangan dengan mendorong dan mengadvokasi pemerintah desa dan kecamatan.
Fransiska Inatia Pardani, Kepala Desa Karot Kecamatan Langke Rembong, menerima penghargaan sebagai salah satu Kepala Desa Terbaik. Penghargaan tersebut merupakan pengakuan dan apresiasi atas kerja kerasnya mendorong masyarakat di sekitar sungai untuk memiliki jamban yang layak. Ini bukan tugas yang mudah karena sebagian besar masyarakat telah melakukan buang air besar sembarangan selama bertahun-tahun. Masyarakat yang belum memiliki jamban yang layak diundang ke kantor desa untuk mendapatkan sosialisasi mengenai kriteria dan persyaratan jamban sehat dan aman. Mereka juga harus menandatangani surat komitmen untuk menyelesaikan pembangunan kamar mandi dalam jangka waktu tertentu. Setahun kemudian, semua rumah tangga akhirnya memiliki akses ke toilet yang layak.
Momentum penerimaan penghargaan tersebut sangat berarti bagi Kabupaten Manggarai untuk semakin semangat mencapai target akses cuci tangan 100% (Pilar 2) pada akhir tahun 2021. Penghargaan yang juga menjadi bukti komitmen kesetaraan dan inklusi telah berhasil mengantarkan Program STBM oleh Kabupaten Manggarai. Kedepannya, perempuan dan penyandang disabilitas dicita-citakan untuk berpartisipasi aktif dalam posisi kepemimpinan dalam kegiatan terkait STBM untuk memastikan akses WASH yang adil bagi semua di kabupaten Manggarai.
Penulis: Stevie Nappoe
Editor: Annisa Hanifa