Salatiga, 26 November 2022 – Wirausaha bisa menjadi kunci untuk mendongkrak perekonomian kaum muda di Jawa Tengah. Terutama, di tengah kondisi ekonomi yang mengalami perlambatan akibat pandemi COVID-19. Kaum muda, khususnya perempuan, memerlukan pembekalan untuk memperkuat ide bisnis mereka dan kembali bangkit setelah pandemi.
Sebagai bagian dari upaya membekali kaum muda di Jateng untuk bangkit dari dampak pandemi, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dan Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah (SPPQT), mengimplementasikan program pelatihan kewirausahaan berbasis gender, Go Invest in Real Life (GIRL) 2.0.
Sejak 2021, program GIRL 2.0 dilaksanakan untuk membimbing 225 kaum muda, termasuk 75 peserta dari fase program sebelumnya (2018-2020) di Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, hingga Kabupaten Boyolali. Program yang didukung oleh perusahaan internasional, Biscayne Hospitality ini memberikan pelatihan peningkatan kapasitas bisnis, pendampingan usaha, akses menuju lembaga keuangan, hingga pelatihan Gender Action Learning Sustainability (GALS) bagi peserta laki-laki maupun perempuan, untuk memetakan rencana bisnis dengan memperhatikan nilai-nilai gender yang menjunjung kesetaran akses ekonomi bagi kaum muda.
Setelah beroperasi selama empat tahun, program GIRL 2.0 di Jateng kini mencapai akhirnya. Benedictus Wahyu Sadewo, Manajer Program Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan Kaum Muda Plan Indonesia, mengatakan bahwa pendidikan yang didapatkan melalui GIRL 2.0 diharapkan bisa menjadi landasan bagi kaum muda untuk mengembangkan bisnisnya.
“Para peserta program GIRL 2.0 membuktikan bahwa mereka mampu berinovasi dan menghasilkan berbagai ide bisnis, termasuk dengan mempertimbangkan aspek gender yang penting untuk memastikan kesetaraan pada akses ekonomi bagi kaum muda. Plan Indonesia berharap, kemampuan ini semakin berkembang setelah program GIRL 2.0 selesai,” ujar Wahyu setelah acara Diseminasi Hasil Program Kewirausahaan Kaum Muda ‘Go Invest In Real Life (GIRL) 2.0’ di Salatiga, Sabtu (26/11).
Sementara, Mujab, Wakil Ketua Bidang Program SPPQT menyampaikan, pihaknya turut berbangga telah mengawal 225 kaum muda hingga mereka bisa menghasilkan ide bisnis maupun meningkatkan kualitas usahanya.
“Kewirausahaan merupakan aspek penting untuk mengembangkan kemandirian kaum muda dalam menghadapi penurunan ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja akibat pandemi COVID-19. SPPQT telah mendukung kaum muda untuk bisa memanfaatkan berbagai sumberdaya dan peluang pasar, sehingga mereka bisa menghadapi perlambatan ini dan menjadi mandiri lewat bisnis UMKM yang dimiliki,” sebut Mujab.
Melalui dukungan program GIRL 2.0, sebanyak 146 peserta telah menuangkan ide mereka menjadi rencana usaha, dengan 30 peserta menjadi anggota lembaga keuangan untuk membuka akses permodalan usaha, serta sekitar 60 peserta lainnya mengajukan kerjasama bisnis. Para peserta mengembangkan usaha di berbagai bidang yang menarik minat pasar,
seperti budidaya paprika yang terhubung dengan penyalur, penjualan barang melalui marketplace, hingga menjual produk ramah lingkungan, seperti olahan bengok dan eceng gondok. Selain itu, sebanyak 25 orang pendamping dari komunitas lokal mendapatkan peningkatan kapasitas berupa training of trainers untuk memantapkan kemampuan pendampingan dan fasilitasi untuk pengembangan bisnis kaum muda.
Tentunya, pelaksanaan program GIRL 2.0 tak lepas dari dukungan berbagai pihak. Pemerintah setempat, khususnya Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan UMKM Kabupaten Temanggung, serta pemerintah desa di enam kabupaten kota pelaksanaan GIRL 2.0 telah aktif mendukung implementasi program. Berbagai perusahaan swasta, seperti D-9, Naruna Ceramics, Tanasurga, PT Gulanas Energi Nusantara, Omah Kopi Temanggung, KSPQT, Bumdes Tajuk dan Bumdes Kebumen Kab. Semarang, hingga Pizzahut juga berkontribusi melalui kerjasama dengan kelompok tani.
Meski pelaksanaan program GIRL 2.0 telah usai, ini bukanlah akhir dari pendampingan kewirausahaan kaum muda. Setelah program usai, diharapkan agar forum bisnis kaum muda dan kerjasama dengan berbagai pihak tetap berjalan dengan baik.
Tentang Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia)
Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada 2017. Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan.
Plan Indonesia mengimplementasikan aktivitasnya melalui empat program, yaitu Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak, Kesehatan dan Agensi Remaja, Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan Kaum Muda, serta Kesiapsiagaan Bencana dan Respons Kemanusiaan. Kami bekerja di 7 provinsi, termasuk di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, dengan target untuk memberdayakan 1 juta anak perempuan. Selain itu, Plan Indonesia juga membina 36 ribu anak perempuan dan laki-laki di Nusa Tenggara Timur. Informasi lebih lanjut: plan-international.or.id
—-
Tentang Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah (SPPQT)
“Dari, oleh, untuk dan bersama petani”
Didirikan pada 10 Agustus 1999. Qaryah Thayyibah diambil dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti desa yang indah. SPPQT adalah organisasi berbasis masyarakat pedesaan yang non-partisan, mandiri, terbuka dan nirlaba.
Didirikan dan dikuasai oleh petani dan digunakan sebagai wahana perjuangan petani-rakyat, semata-mata bertujuan untuk memperkuat otonomi satu sama lain dan membongkar semua hambatan marginal yang disebabkan oleh keserakahan manusia, demi mewujudkan situasi yang adil dan beradab.
Kontak Media:
Masajeng Rahmiasri (Ajeng)
Programme Communications Specialist Plan Indonesia
Masajeng.rahmiasri@plan-international.org / 08170040274
Lilis Setyowati (Lilis)
Bag. Media SPPQT
sppqtindonesia@gmail.com
082210103123