“Sebelum ke sekolah, setiap pagi biasanya saya dan teman-teman pergi mandi di mata air sekalian ambil air untuk bantu mama di rumah,” kata Dani (10 tahun).
Sepenggal kalimat yang diutarakan salah seorang anak sponsor Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini. Sederhana namun tidak begitu dengan perjuangan seorang anak yang terus menerus mengambil waktu belajarnya untuk menimba air, mengambil waktu bermainnya untuk menimba air.
Kondisi ini tidak hanya dialami Dani dan teman-temannya, akses air bersih yang masih sangat jauh dan bahkan tidak ada sumber airnya masih banyak terjadi di wilayah TTS. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) belum optimal dilakukan karena terkendala dengan minimnya akses air bersih.
Pemerintah, non-government organizations (NGO) internasional maupun lokal, dan berbagai pihak lainnya terus berusaha membagun akses air bersih yang lebih dekat ke pusat perumahan penduduk di desa. Plan Indonesia menargetkan anak dampingan dan keluarga bisa akses air bersih tidak lebih dari 30 menit dari tempat tinggal mereka. Hal ini bertujuan agar PHBS terlaksana, pencegahan stunting bisa terwujud dan juga anak-anak memiliki waktu lebih untuk bermain dan belajar.
Pembangunan sarana air bersih telah menjadi salah satu bagian dari tematik program Plan Indonesia dalam upaya pencegahan dan penurunan angka stunting yang terjadi di masyarakat. Selain itu, pembangunan sarana air bersih langsung di pusat perumahan penduduk merupakan salah satu cara untuk pencegahan terjadinya kekerasan terhadap anak saat mengambil air di sumber air yang jangkauannya lumayan jauh.
Plan Indonesia melalui lebih dari 15 upaya di TTS telah mendukung pemenuhan air bersih masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa di antaranya adalah pembangunan sarana perpipaan menggunakan tenaga surya, perlindungan mata air, pembangunan tugu kran, bak penampung air hujan, dan pengadaan pembangkit listrik tenaga surya maupun distribusi air bersih distribusi tandon penampungan air bersih yang tersebar di 46 desa dampingan dan lebih dari 24.000 jiwa penerima manfaat termasuk anak-anak. Saat ini juga Plan Indonesia sedang membangun empat sarana air bersih yang tersebar di empat desa dampingan.
Di desa tempat Dani dan teman-temannya tinggal, Plan Indonesia sudah membangun sarana air bersih berupa perpipaan dengan panjang jaringan lebih dari 2000 meter dari sumber air, yang terdisi dari bak Pelepas tekanan sebanyak 4 unit, dan juga terdapat 4 unit tugu kran yang ditempatkan tepat di pusat perumahan penduduk. Kondisi ini diharapkan bisa memudahkan warga terutama anak-anak dalam mengambil air di dekat rumah mereka. Jaringan perpipaan ini melayani lebih dari 100 kepala keluarga di desa tersebut.